Mengenal DIRI, Mengenal Tuhan…??

Tergelitik dengan komentarnya Kang Gempur dalam postingan saya dengan judul AKU…Sopo Ingsun…??. Begono Komentar Kang Gempur : Man ‘Arafa Nafsahu, Faqad ‘Arafa Rabbahu “ Terjemahannya kira-kira demikian “ Barang siapa mengenal diri (sejati)nya, maka Dia akan mengenal Tuhannya ”. Konon menurut cerita-cerita neh…itu kata-kata para manusia pencerah ( Nabi/Rasul ) yang disarikan dalam bentuk sebuah Hadis. Yah…walaupun masih ada banyak perdebatan mengenai siapa sih sebenarnya yang mengucapkan kata-kata tersebut, tapi di kalangan pejalan Spiritual ( ruhani ) ujar-ujar seperti ini sangatlah popular dan menggema seolah menjadi Kunci pembuka untuk mengenal Sang Pencipta Alam Semesta Jagad raya ini.

Tapi seberapa susah dan seberapa gampangkah sebenarnya mengenal DIRI itu? Sebegitu pentingnya kah hal itu sehingga bisa mengantarkan seseorang pada suatu pengenalan yang sungguh-sungguh Agung…??, sesuatu yang dicita-citakan oleh siapa saja yang percaya pengenalan akan Tuhan…? Bukankah yang disebut “saya-aku” ini yah.. saya-aku…, yah yang berupa jasad badan kasar ini…? Tidakkah kita semua tahu dan telah kenal diri kita sendiri…?

Mari kita sama-sama mencoba merenung. Anggaplah Aku sedang berandai-andai ketika Aku dalam keadaan sakratul maut ( mo modiar ) misalnya. Lalu Aku tiba-tiba merasa berada di depan sebuah pintu besar gerbang. “Tok, tok, tok,” pintu Aku ketuk. Terjadilah dialog antara Aku dan suara-suara dari balik pintu gerbang :

Suara : “Hei siapa di situ?” terdengar suara seorang laki-laki nan lembut dari dalam

Aku : “Saya, Tuan

Suara : “Siapa kamu?”

Aku : “Santri Gundhul, Tuan.”

Suara : “Apakah itu namamu?”

Aku : “Iya, Tuan.”

Suara : “Aku tidak bertanya namamu, tapi Aku bertanya siapa kamu.”

Aku : “Eh, saya anak pak Camat di Kota Malang , Tuan.” Ku jawab sambil percaya diri

Suara : “Aku tidak bertanya kamu itu anak siapa. Aku bertanya siapa kamu.”

Aku : “Saya seorang karyawan di sebuah Perusahaan Kimia, Tuan.”

Suara : “Aku tidak menanyakan pekerjaanmu. Aku bertanya: siapa kamu?”

Aku : Emmm…emmm…

Sambil bengong dan cengengas-cengenges karena nggak tahu mau menjawab apa lagi, akhirnya aku temukanlah jawaban yang rada-rada berbau agamis sedikit gitu. Dengan semangat juang 45 dan lebih percaya diri lagi, lantas ku mencoba menjawab pertanyaan diatas sambil membusungkan dada yang kerempeng ini.

Aku : “Saya seorang Muslim beragama Islam,Tuan dan 100 % pengikut Muhammad Rasulullah SAW.”

Suara : “Aku tidak menanyakan agamamu. Aku bertanya siapa kamu.”

Aku : “Busyet dah…begini salah, begono salah

Aku : “Saya ini manusia, Tuan. Saya setiap hari menjalankan sembahyang 5 waktu dan gak pernah terlambat. Dan, setiap hari Jumat, saya selalu pergi jumatan ke masjid dan saya pernah kasih sedekah pada fakir miskin setiap lebaran, saya juga puasa dan bayar zakat Fitrah sebelum matahri terbit. Saya setiap hari selalu membaca Kitab Suci dan hafal beberapa surat ( Juz Amma’) dan saya juga rajin mengikuti pengajian di RT ” . Masihkah jawaban ini belum menunjukkan kebenaran siapasesungguhnya Aku…??

Suara : “Aku tidak menanyakan jenismu, atau perbuatanmu. Aku bertanya siapa kamu.”

Akhirnya Aku pergi melengos keluar, dengan wajah yang memerah, gemas, jengkel dengan mimik masih plonga-plongo menggembol pertanyaan-pertanyaan yang belum bisa Aku jawab dengan tuntas.

Aku gagal di pintu pertama, terjegal justru oleh sebuah pertanyaan yang sungguh-sungguh sangat sederhana : siapa diri-ku yang sebenarnya..??.

Uhhhgf…ternyata nggak mudah, tho…? Coba pikir, rupanya kita nggak paham siapa DIRI kita ini yang sesungguhnya, maka kita punya tradisi besar meng-asosiasikan sesuatu terhadap diri kita, misalnya: Nama, Profesi, titel, Pangkat, Jabatan, Jenis kelamin, Warna kulit dan Rambut, Foto wajah (seperti yang di KTP, SIMPOL). Kita melabeli diri kita dengan sesuatu itu, bahkan terkadang kita pun seakan-akan merasa nyaman dengan LABEL Agama yang kita kenakan itu, lalu merasa bahwa LABEL itulah diri kita. Lantas…: apakah “aku” sama dengan “ tubuhku yang memiliki segenap label-label dan segala isi di dalamnya…?”.

Ahhhg..dasar Santri Gundhul….!!, itu kan cuma permainan kata-katamu, Ndhul…?

Yeee…mungkin saja iya, mungkin juga tidak. Tapi perhatikanlah kalimat orang-orang pejalan Spiritual ( manusia Pencerah ) itu yang disampaikan dalam sebuah HIKMAH : “Barang siapa mengenal dirinya, Dia akan mengenal Tuhan-Nya.”

Ngeloyor menuju persawahan dan mencoba bertanya kepada gerombolan si Kuntul. Si Kuntulpun menjawab, ” CARILAH Tapakku ( jejakku ) saat aku terbang “.

Ahhhg…si Kuntul, kok malah kasih TEKA-TEKI yah….

103 comments on “Mengenal DIRI, Mengenal Tuhan…??

  1. sungguh,mas santri, bukan hal yang mudah bagi setiap manusia utk bisa mengenali siapa dirinya. para filsuf barat pun pernah memperkenalkan idiom yang menggemparkan kewat ungkapan: “kenalilah dirimu sendiri”, lantas dalam kultur jawa, banyak lakon yang mengangkat kisah pencarian jatidiri. sungguh, mas santri, hingga sekarang, saya pun belum tahu siapa sih saya yang sesungguhnya? nama, jabatan, status, agama, atau entah apa lagi? bukankah itu hanya sekadar sebuah asesoris yang justru acapkali dipuja banyak orang sebagai penguat identitas yang sebenarnya?

    +++++++++++++++++++++++

    Yah…yah…para Nabi-nabi dan manusia pencerah lainnya saja harus berpuluh-puluh tahun untuk mengetahui proses PENGENALAN DIRI. Konon kisah perjalanan Syekh Abdul Qodir Zaelanipun sampek menghabiskan berapa buku bacaan ( ceritanya seh ) yang pada akhirnya ILMU TULIS yang diperoleh dari bacaan tadi tak sanggup untuk menghantarkan beliau untuk MENGENAL DIRINYA. Bukan berarti Ilmu Tulis gak perlu loh…?? Karena tetap saja semua berangkat dari situ sebagai PEMICU dan PANCINGANNYA. Segala yang dibaca harus mampu membangkitkan dan mengeksplorasi BATIN hingga menjadi PERSEPSI Jiwa kita dan yang terpenting adalah dalam IKRO’ harus mampu menghidupkan Kitab TELES yg sudah ada di setiap diri manusia.

  2. Iya juga mbah. Apakah kita bisa mengenal diri tanpa label-label yang telah disematkan itu ya? *kontemplasi*

    +++++++++++++++++++++++

    Lah..lah…LABEL atau SIMBOL-SIMBOL itu memang perlu Kang, Karena itu semua merupakan bagian ANAK TANGGA yang harus kita lalui untuk menuju anak tangga berikutnya. Wong Tuhan saja menggunakan LABEL (SIMBOL) kok…?? Coba Ana Innani ALLAH, begitu kan yang tersurat dalam teks book Kitab Suci. Tetapi apakah mesti dan pasti ALLAH namanya yah…??.

    Dalam Kontemplasimu…coba Kang jawab dengan jujur, masih adakah label (simbol) ALLAH masih terucapkan…??.

  3. ::lha iyo…yo…aku iki opo toh yo…, daging tulangku tak memiliki hidup sendiri…bahkan tanganku no reken nang sarungnya…

    +++++++++++++++++++++++

    Aku iki dudu bentuk, dudu warno lan dudu rupo…?? Blegere Awak iki mung jalaran kurungan wae. Ngono to yoh Kang Zal..??

  4. Ketika berbicara tentang hidup, kita juga berbicara mengenai tubuh & pengalaman dalam memaknai tubuh. Saat lahir, tubuh kita dalam keadaan telanjang & pengalaman adalah usaha membajui tubuh telanjang itu. Tubuh tetap satu, namun pengalaman beraneka ragam.
    Untuk mempertahankan kelangsungan hidup, kita memang butuh mengenakan penutup bagi tubuh telanjang kita. Tidak sekedar pakaian, namun juga bermacam atribut seperti : nama, agama, gelar, status sosial, harta, dsb.
    Seringkali karena salah dalam memaknai, hidup kita menjadi tak menentu. Kita menjadi terlalu melekat pada atribut. Bahkan atribut menjadi persyaratan utama dalam memaknai & mencapai kepenuhan hidup kita. Tubuh adalah anugrah Tuhan. Atribut hanya salah satu sarana manusia mensyukuri anugrah itu. Kita terlahir telanjang & suatu saat dalam keadaan telanjang kita akan kembali pada Sang Pencipta. Mari kita maknai tubuh telanjang ini, tanpa kedok & kepura-puraan. Menerima apa yang dianugrahkan & dipersiapkan Hidup bagi kita dan semoga saja dengan begitu mungkin AKU sejati akan menyatakan diri pada kita.

    +++++++++++++++++++++++

    Ketelanjangan DIRI tanpa Label, Simbol dan Atribut adalah WUJUD ” NAFS yang TENANG ( damai) ” memang akan menuntun kita kembali kepada sang Pemilik

  5. Mungkin aku akan menjawabnya saat aku mati nanti!

    +++++++++++++++++++++++

    Loh kenapa kok harus menunggu mati dulu, Bu Juli…??.
    Oh…maksudne MATI ketika lagi TIDUR yah….MATI SAJERONING URIP.
    Ngomong-ngomong neh…KUTUNYA si ndhuk, dah pada mati digithesin yah….hiks..hiks..

  6. Mengenal diri sendiri itu mengenang memori masa lalu ya?

    +++++++++++++++++++++++

    Yah…yah…Kang Daeng, mo mancing-mancing yah…heks..heks…
    Kang, klu sampeyan punya pendapat dan pemahaman lain yang CESPLENG….
    Jebretin saja di sini Kang….biar kita-kita nambah wawasan….
    Hayooooh Kang, ditunggu.

  7. Suatu saat kalau pak santri masih ditanyaken lagi “Siapa Kamu”
    Lha berarti tidak usah dijawab saja. Karena yang menyakan tersebut mungkin tidak bermaksud untuk bertanya siapa pak santri, tetapi sebaliknya apakah pak santri mengenal siapa diri suara tersebut (suatu pantulan atau memantul).

    +++++++++++++++++++++++

    Lah..lah…
    Yang bikin pertanyaan itu kan saya ( aku ) dan yang ngejawab juga saya ( aku ).
    Jadi yang bertanya dan yang menjawab adalah saya ( aku ) tentu saja saya ( aku ) tahu siapa DIRI suara itu, wong itu semua saya ( aku )….heks..heks…

  8. Who am I ??? Pertanyaan itu kerapkali muncul di saat kita ingin mencari jati diri kita? Saya juga belum bisa mengenal siapa diri saya sesungguhnya, tapi yang pasti saya berusaha untuk selalu berada di jalan-Nya sebagai mahluk ciptaan-Nya.

    +++++++++++++++++++++++

    Ini nih bu Reny,
    Jalan Tuhan ini yang bikin tambah penasaran lageh buat saya.
    JALAN yang seperti apa yah…apa seperti Sirotol Mustaqim gitu, LURUS..LEMPENG gak ada belokan…??
    Selamat berusaha Bu, moga bisa nyampek TUJUAN….amin

  9. Memang paling sulit adalah mengenal diri sendiri
    Saya jadi ingat cerita di “Robohnya Surau Kami” dari A.A Navis….yang menceritakan tanya jawab seorang Haji dengan Tuhan..

    +++++++++++++++++++++++

    Gimana gak sulit Bu Ratna, wong kita ngelihat TENGKUK ( Jithok ) saja harus pake CERMIN..??
    Wah…gimana atuh Bu Ceritanya…Posting dong di Blognya Ibu…

  10. Ping-balik: KITAB BASAH ADAM MAKNA « Mata Air

    • ALHAYAT (HIDUP)
      INNA ABDU MARBA INNA RABBA MARABDU
      KIRA2 BEGINI ARTINYA
      KALAU AKU HAMBAH MANAKAH TUHANKU, DAN
      KALAU AKU TUHAN MANAKAH HAMBAHKU

  11. tergantung tuhan mana yang tanya tah.
    misalnya tuhannya adalah pemikiran, bila ditanya siapa kamu maka jawabnya adalah profesor x, sarjana y, doctor z dll. Tapi kalau Tuhannya Allah swt, dan Allah swt bertanya siapa kamu, jawabnya ya aku adalah hambaMU Yaa Allah swt.
    Misalnya nyang tanya Mas santri gundul “siapa kamu”, jawabnya aku adalah blogger yang suka ngeyel he he he he.

    +++++++++++++++++++++++

    Muaaaaha…ha…ha…
    Mosok Tuhan kok pake nanyak-nanyak…lah kan Tuhan katanya Maha Melihat ( Tahu )…??
    Nguber mas Fajar….Salaman dulu

  12. kadang orang yang tidak mengenal dirinya saja sering ngaku2 kenal Tuhan, sampai ujung2nya merasa jadi orang yang ter…. dan dengan semena2 menggunakan ke-tahu-an nya untuk menghinakan orang lain yang gak sepaham.. halah ngomong opo seh esbea iki.. ndleming

    +++++++++++++++++++++++

    Tuh…tandanya malah justru Orang yang gak KENAL sama Tuhan-Nya yang ASLI ( orsinil ) mbak.
    Tapi yang dikenal itu baru sebatas TUHAN PIKIRAN, makanya sering bikin RIBUT karena masalah Keyakinan orang laen dengan memfonis SESAT, KAFIR, MUSRIK begitu kan maksud njenengan…???.

  13. Ya pada awalnya akan sulit untuk mengenal diri sendiri lantaran seringkali kita menghijabnya dengan dunia bentuk, fikiran, dan keinginan.
    Semoga saja ada cara sederhana untuk mengenal diri ini dan “sing nggawe URIP”

    Suwun.

    +++++++++++++++++++++++

    Njih leres njenengan Pak Akmal, Sering kok kita ( terutama saya ) MENGHIJAB DIRI terhadap sing nggawe URIP. makanya gak pernah Ketemu….wong Tuhan gak kemana-mana dan gak dimana-mana kok.
    Nuwung wangsul sowanipun

  14. Sampean serbu aja dulu…”siapa sampean yang ada di balik pintu?”…”Kenapa nanya-nanya?” “Orang mau masuk malah ditanya-tanya!” he he…Sampean salam dulu Kang Santri…Salamun Qoulammirobbirrohim…kok lupa sampean? Nanti dibukakan dengan aman…he he…pertanyaannya nanti nggak mbulet-mbulet…mungkin begitu…jangan mbalik dulu he he….mungkin loh ya Kang, soalnya aku juga belum tahu…ngglesot di depan pintu ahhhhhhh…..

    +++++++++++++++++++++++

    Muaaaaaaha…ha..ha…
    Lah kepiye to Kang Aji, wong kabeh mau kan mung sadermo tembung umpomo to..??.
    Nek beneran opo yoh ngono ceritane…??. Lagian sing arep takon-takon kuwi yo sopo..?? Opo Malaikatkah..Tuhan sendirikah…??. Kan modale jarene mung kudu ngene ” Yaa ayyatuhan Nafsul Mutmainnah ” yang dimasukkan dalam Benteng-Nya.

    Nggelar tiker, nemenin Kang Aji nggelesod….Kopinya Kang monggo dipun unjuk.

  15. waduh?! iya yah kupikir pengenalan diri itu berbatas pada label2 itu, kaget juga kalo tnyt smua itu ‘bukan jawaban’
    *jadi mikir..*
    trus musti jawab apa dong?
    *sambil ngelirik kunci jawaban mas gundhul eh mas santri*

    ++++++++++++++++++++++++

    Halah…halah mbak Nur, Njenengan dah tahu itu Jawabannya. Dan, njenengan juga sudah MERASAKAN dalam KESADARAN yang bukan dalam Akal dan pikiran kok.

  16. weh tambah medeni tenan donya maya iki… hi hi hi… mampir lagi nih kang.

    +++++++++++++++++++++++

    Ya ampuuuuuuunnn…..NGIPI opo aku iki, Dulur tuwo siji iki neng endi wae sih…??
    TOPO BROTO kok suwe banget. Kang kepiye kabare, wes ketemu ambek Dewo Ruci durung..??

    Selamat kembali ke Dunia MAYA Kang, aku tunggu CELOTEHAN njenengan yang sarat dengan HIKMAH.

  17. Ini dagelan Wayang opo Ketoprak boz??
    hehehehe

    +++++++++++++++++++++++

    Muaaaaaaaaaha…ha..ha..
    Hussszz….iki dudu Wayang ugo dudu Kethoprak….Iki ngono LUDRUKAN lakone cak Kartolo LING-LUNG.
    Puaaaaasss…puaaaasss…!! haks..haks…

  18. tok! tok! tok!
    mana ini orangnya,hahaha….
    yo wis ta tunggu sambil ngopi,kang Gundul.

    ++++++++++++++++++++++++

    Wueeeh…maaf Kang,
    Gak menerima Sumbangan….yeeeekkk.
    NGOPI gak ajak-ajak…
    Lungguh Jigong ngancani Kang Jiwo…
    Kebetulan tadi ibune anak-anak goreng Pisang…
    Nyodhorin piring…

  19. Mampir lagi aahh…siapa tahu ada cerita baru…ngglesot minum kopi, udad udud…udara kota Malang emang cocok untuk ngopi…apalagi sambil menyimak cerita Kang Santri…enak tenan!

    +++++++++++++++++++++++

    Lah masalahne saya sekarang gak lagi di Malang Kang Aji.
    Jadi ngopinya Tunda dulu…
    Cerita barune masih nunggu JAWABAN dari Kuntul Mabur Kang…
    ntar klu sudah ada jawaban dari si Kuntul pulang dari Awang-Uwung

  20. @ mas (ghundhul) santri

    Halah…halah mbak Nur, Njenengan dah tahu itu Jawabannya.

    Lho..lho..lho..??! iya tah? kok bisa anda simpulkan demikian *asli aku bingung iki..*
    Ah kan mas tllu khusnudzhan sama saya, jadi malu sndiri.. *pipi bersemu merah*

    Dan, njenengan juga sudah MERASAKAN dalam KESADARAN yang bukan dalam Akal dan pikiran kok.

    Masa’ sih? kapan? yg mana? Ah kang mas hobi “mengintai” saya yah? (Ge ER mode: ON) :mrgreen:
    mohon petunjuknya suhu.. *sambil pamit pulang*

    ++++++++++++++++++++++++

    Husss…emang aku BIN kali, ngintip-intip orang haks..haks..
    Gimana mo kasih petunjuk….wong dah keburu PAMIT PULANG je…
    Bungkus meneh petunjuke neng kain MORI, simpen neng lemari..

  21. Saya selalu mencoba mengenali diri saya … semoga mampu.

    +++++++++++++++++++++++

    Masalahnya hanya tinggal MAU apa TIDAK dan jangan lupa MEMAHAMI

  22. kumoiku tips:
    1.belajar mbangun keyakinan nganti tekan haqul yakin
    2.Tetep lan netepaken yen ora ono pangeran kajobo Alloh SWT (nyawijikno)
    3.Alloh moho kuasa ( jodo, rejeki, mati, temen-2 kersane Alloh lan usahane manungso)
    4. Sabar, nrimo/ora nggresulo lan tetep usaha lahir lan batine.
    5. ngati-2 ing sak polah tingkahe. Insya Alloh kepenak uripe.

    +++++++++++++++++++++++

    Wah…nambah pengetahuan buat saya, maturnuwun sanget

  23. kang,koq diriku dibuntel? dibuntel karo sopo kang? hehehe…

    +++++++++++++++++++++++

    Diri-ku, Diri-mu dan Diri-kita kebuntel-buntel ( terpenjarakan ) oleh AKAL dan PIKIRANMU serta Nafsu ( ego ) kita sendiri

  24. alif lam mim dzalikal kitab
    drijine semar kang anudhing mengku werdi

    Kakangmas Santri, sedherek kula nunggal wirid
    menawi kondur dhateng Malang
    kula aturi kersa pinarak riyin dhateng gubug alit pinggir lepen kula ing Semarang
    kula caosi daharan wingko babat kalih unjukan serbat

    ++++++++++++++++++++++++

    Injih maturnuwun sanget undangane Kang, mbayangin…suuuwegere ngombe Serbat Klopo
    Klu gak ada halangan seh, tgl 19 Juni emg ada rencana pulang Kampung ( Malang ) bersama keluarga.

  25. keren deh pak postingannya, amy suka banget, gaul bo’ penyampaian bahasanya. bisa2 gantiin aa’ gym neh, trus endingnya kalau saya di tanya siapa diri saya, musti jawab gimana donk? kan jadi ikutan bingung jadinya :;)

    +++++++++++++++++++++++

    Husz….saya gak mau jadi Aa’Gym ah…
    Bojo siji wea dah repot NGELAYANI kok mo nambah…emoh..emoh aku mbak…hiks..
    Ora sah bingung-bingung, Gondhelan wae karo Pribadi njenengan dhewe…

  26. Innalillahiwainnaillhairojiun

    +++++++++++++++++++++++

    Yang bersala dari-Nya, akan kembali kepada-Nya.
    Lah masalahne klu kita gak tahu JALANNYA kepiye..??
    Untuk bisa kembali PULANG kan musti harus tahu jalan kan…??

    Celingak-celinguk….golek dalan sing padhang, loh..alah..kok liline gak nggowo aku.

  27. mas Santri gundul, Klo Iblis mampu ga ngenali diri sendiri sehingga dia mengenal Tuhan?

    mau nanya lagi , cupliklan terjemahan AL-Qdar :
    “Pada malam itu turun malekat dan Ruh …. ”
    pertanyaanku, Siapa yang turun pada malam itu?

    +++++++++++++++++++++++

    Loh…loh…sopo sih SEJATINE IBLIS kuwi mbak…??
    Iblis dan Tuhan kuwi kan wus ono sajroning DIRI menungso seh…??

    Lah..lah..kok saya gak nemu kata-kata Ruh di surat itu toh mbak, kejobo malaekat saja yang katanya turun untuk mengatur segala urusan. Siapa dan apa yang sebenarnya turun…?? Mungkin ada baiknya kita mengingat awal mula QALAM diturunkan yang digambarkan ( dikiaskan ) ketika Muhammad bin Abdullah menerima perintah IKRO’ ( membaca ) oleh Jibril. Apa yang mesti DIBACA…?? dan, untuk apa QALAM itu diturunkan…?? untuk memberikan PENGAJARAN kepada Manusia tentang apa-apa yang tidak diketahuinya. Lah nek jarene Cak Peyek diarani Ilmu LADUNI. Kuwi ateges ” WERUH ORA ONO SING NDUDUHI, PINTER ORA ONO SING NGAJARI “. Tuhan membimbing CAHAYA-Nya kepada siapa yang dikehendaki dalam pengertian bahwa prosesnya harus ada manusia yang menghendaki, baru Tuhan berkehendak menurunkan QALAM, CAHAYA, ILMU-Nya kepada yang menghendaki. Ini mungkin yang dikatakan HUKUM CAUSA PRIMA ( Sebab Akibat ). Kiro-kiro ngono nggak mbak Endang, tolong ditambahi mbak ben komplit yah…

  28. Yang berasal dari-Nya, akan kembali kepada-Nya.
    Lah masalahne klu kita gak tahu JALANNYA kepiye..??
    Untuk bisa kembali PULANG kan musti harus tahu jalan kan…??

    hubungane antara sampeyan, Alloh, n JALAN n PULANG opo yah hehehehe, ditanya siapa dirimu jawabane JALAN n PULANG….yah pantesan suara-suara dari balik pintu gerbang pada bingung karo jawabanne…..

  29. Memang bener “Awaluddin Marifatullah” yang artinya kurang lebih awal mula beragama itu mengenal Allah. jadi kita dituntut untuk mengenal Allah. sedangkan ada lagi “Kenalilah dirimu sebelum mengenal Allah” jadi disini kita harus mencari dan mencari siapa “DIRI” ini? saya juga masih bingung bagaimana mengenal diri kalau tidak tau jalannya. Diri yang Dhohir nyata adalah badan kita sedangkan yang BATHIN yang mana? dan dimana yang nama Roh, jiwa dan nyawa itu berada? aduch kadang aku kadang bingung. ya …….., kalau ada yang tau kasih tau dong!!!!!!!!!

    Salam
    Naryo

  30. ssst. Siapa sih yang menamai Allah? baru kenal namanya kan!
    kenalilah Dia tanpa mengenal namaNya karena bertahta diatas semua kalam. mungkin anda mau belajar pada para malaikatNya yang tunduk pada tabiatnya? hahaha lihatlah binatang bertingkah dan berbicara 🙂

  31. Agar dapat mengenal diri, dengan instruspeksi diri penuh kejujuran, kalau banyak yang salah dalam hidup kita mohon ampun, mohon bimbingan. Kita harus selalu bersungguh-sungguh dalam meluruskan nafsu kita dari segala keinginan2 duniawi

  32. TRI BAWANA merupakan ilmunya yang semoga bisa diterima dan diperdalam oleh siapapun yang memiliki waktu dan kesempatan serta keinginan untuk selalu memperbaiki diri.

    indra loka | guru loka | jana loka
    baitul makmur | baitul muharam | baitul mukadas
    winarah rah | weruh ruh | sumurub rob
    jagat wayang | jagat karameyan | jagat langit

    jika diperdalam akan mendapatkan persamaan pengertian dari sifat mikrokosmos sampai makrokosmos dan tidak menutup kemungkinan akan bercerita sama dan lebih bisa menjelaskan kitab-kitab para nabi dengan arif dan bijaksana.
    tanda-tanda kejadian bisa begitu sangat dekat tanpa kita sadar bahwa Tuhan selalu memberi peringatan pada manusia.

    apalah artinya kitab suci kalau sekedar dihapal dan dipelajari tulisannya saja?
    seperti yang tertulis dalam Al Qur’an ketika Tuhan menyuruh “QUL” / “katakan” mestinya kita tidak niru-niru Tuhan saja kayak BEO kan?

    mata batin manusia adalah mata yang dapat menembus batas ALAM SEMESTA yang mesti dijaga dari debu, dosa dan kekotoran lainnya supaya bisa melihat lebih jernih segala maksud gelaran alam kehidupan.

    HO NO CA RI TO
    SE MAR MI JAN MO
    DA DI WONG TU WO
    JENG GO TE SO NGO

    wis milak???

  33. guuud guuud guuud…. gadjah sila
    ucek ucek ucek ala socleanrinso lha daia itu punya wings, bisa attack pake boom de eter gen (rasah dipikir!)

    ULAMA TANPA CENDEKIAWAN SEPERTI PENGKHAYAL
    CENDEKIAWAN TANPA ULAMA SEPERTI ORANG BUTA

  34. sebelum engkau mengenal Allah, engkau akan diperlihatkan sistematika alam yang tersusun rapi dan semua makhluk berjalan seperti yang dikehendakiNYA. yang kita sebut Tuhan sendiri tidak akan ikut campur/memperbaiki keadaan seperti yang dibayangkan manusia. Manusia yang merusak keseimbangan alam akan menumpuk dosa yang nantinya berbalik… alam akan menyeimbangkan manusia.
    maka perlu kita pikirkan apa saja yang sekarang sangat nyata kerusakannya untuk melakukan perbaikan keseimbangan secara istiqamah dan berkesinambungan sehingga bangsa manusia masih memiliki harapan ke depan yang lebih baik.

    itu baru sesuatu yang bisa dilihat dan didengar oleh manusia.

    coba kita berimajinasi sejenak…
    jika bumi terdiri dari dua lapis alam (jin & manusia), jika awan yang bergerak adalah makhluk hidup, jika udara adalah pembawa pesan dengan menghantarkan gelombang suara, jika bumi adalah satu makhluk yang mampu ditaklukkan manusia kecil, jika anatomi tubuh manusia memiliki persamaan dengan tatasurya, jika mata batin manusia bisa berkunjung ke pusat galaksi (haji kubra), jika manusia sanggup menembus dimensi waktu, jika semua karya-karya manusia seperti TV, radio, rekaman, phone sebelumnya sudah tersedia secara alamiah dan lain-lain yang biasa kita sebut ENERGI.
    jika planet-planet memiliki berlapis-lapis dimensi dan kehidupan yang belum mampu ditembus manusia namun dimungkinkan untuk dikenal dan dinamai oleh manusia, jika manusia benar-benar tahu asal dan kembalinya.

    betapa istimewanya manusia terlahir dalam alam semesta… lantas (siapa) TUHAN?

    marilah kita belajar bersama apa yang tidak dikenal bahasa manusia, apa yang tidak dikenal hati manusia.

    BLANK! BLANK! BLANK!

  35. Siapa Aku…..?, Aku adalah Hidup, Aku adalah Pencipta Realitasku, Aku ini adalah Jelma Rago,Rasha, Sokmo sejaning Urip, tanpa raga aku buhan siapa2, tanpa Rasha aku bukan siapa2, tanpa Sukma aku bukan siapa2, untuk mengenal aku , maka Aku menciptakan Manusia yang terdiri dari Raga,Rasha, Sukma, dengan tujuan agar Aku dapat mengenal diriku dalam alam realitas ini bahwa aku telah menemukan diriku dalam ujudKu yang Mulia ini, Akulah Awal dan Ackhir, Alfa dan Omega,Alif dan Bha, siapa yang mengenal dirinya , maka mengenal Aku.
    RogoKU Raga Illahi- RashaKU Rasha Illahi- SukmaKU Sukma Illahi, Seamua unsur adalah SejatiKu ILLAHI, Amin

    Penjelasan setiap tali pengikat :

    Jagad bumi alam kabeh
    Sumusupa marang badan
    Badan sumusupa marang budi
    Budi sumusupa marang nyawa
    Nyawa sumusupa marang rahsa
    Rahsa sumusupa marang cahya
    Cahya sumusupa marang atma
    Atma sumusupa marang dat
    Dat sumusupa marang ingsun
    Ingsun jumeneng pribadi
    Tanpa timbangan, tanpa lawanan
    Ana ing kalaratingsun
    Kang Mahamulya, Mahasuci
    Sejati soko ing kodratingsun.

    Tokoh Semar,
    Satrio Pinayungan

    • pertanyaan yang keren… klo bertanya seperti ini…

      saya kepengen balik tanya untuk apa kamu beribadah ??

      ingat jangan mengerjakan ibadah itu karena pamrih tapi lakukanlah itu karena kewajibanmu sebagai seorang hamba

  36. Mas Gundul,
    Apa ada perlunya mengenal diri sendiri. Apa hasil akhirnya bisa ditebak dengan tepat. Jangan-jangan hanya ketemu bayangan, atau ketemu rasa yang unik, atau ketemu permainan angan-angan atau ekstasi yang lain, yang menurut sebagian orang mengganggap dirinya sudah bertemu dengan Tuhan. Sudah merasa sedemikian bersihnya-kah kita sehingga merasa sudah satu frekwensi dengan Tuhan ?
    Menurut saya yang penting adalah bagaimana melayani orang lain dengan baik (maklum, saya masih ber-mental pelayan). Membuat orang lain senang jika berada dekat dengan kita. Membuat orang lain tidak terganggu oleh kita. Membuat kita bermanfaat untuk orang lain. Mengenai urusan vertikal ke Sang Hyang Widhi, mengenai Allah atau Tuhan yang mana yang disembah, nantinya akan muncul sendiri, kalau urusan horizontal pelayanan ini sudah menyatu dalam jiwa. Beberapa pandangan hidup seperti Tri Kaya Parisudha, jejeg/bener/jujur dan sejenisnya, arahnya juga sudah jelas, horizontal.

    Salam.
    *** sambil ngelayani yang beli rawon ***

  37. AKU = aKu = aku = nol ——-> ALLAH

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Loh..loh…kalau sudah NOL ( kosong ) kok masih ada lagi Huruf, Abjad, kata dan sebutan…???

  38. katakan kepada si PENANYA “ANA ROBB” . dengan penjelasan : diri adalah jism latif kita atau dapat dikatakan JIWA ADALAH EKSISTENSI dari -Nya (Nafaktu fihi mirruHI), ingatlah juga “Bi robby aroftu bi ROBBY” . Seperti air dengan Samudra ,seperti Matahari dan sinarnya. ingin lebih mengenal? ANA JALIS MAN DZAKARONI , WASJUD WAKTARIB pada waktu sepertiga malam terakhir. semoga menjadi jalan keluarnya

  39. cara mengenal diri : mulailah merenung kapan kita mulai hidup, apa yang terjadi sebelum saya hidup, dimana saya sebelum hidup, dari apa saya hidup, siapa yang mengendalikan jasad ini? otak? bukan.., jantung? bukan.., hatilah yang menggerakkannya, terus siapa yang menciptakan hati yang metafisik (perasaan)ini??
    jiwa adalah pemilih (Fujuroha atau taqwaha) Ruh/Nyawa adalah energi (Pancaran Cahaya Ilahi)dan Jasad adalah sesuatu wadah , ada yang bertanya , tuhan kok nanya2,& apa hakmu melarang tuhan untuk bertanya? walau DIA lebih tau?.Siapa yang menciptakan sedih? siapa yang menciptakan GEMBIRA? dan kenapa itu diciptakan? (DIDALAM DIRIMU ADA TANDA-TANDA KEKUASAAN TUHANmu) , yang bukan berarti TUHAN juga manusia GUOBLOK kalo itu terbesit dalam hatimu (Laysakamislisayk). Coba pejamkan matamu dalam keadaan sunyi dan jangan berfikir apa2 untuk sesaat, tanya siapa diri kita bila kita MATI nanti, kenapa jasad kita tak hidup lagi? kemana kita? terakhir kali aku sarankan sembari engkau merenung, Nabi SAW dawuh “CARA CEPAT MENDEKATI 4JJ I ADALAH DZIKIR” di hati jangan hanya dilidah, ikat nafsumu dengan puasa dan banyaklah bertasbih, jadikan sholawat sebagai mursydmu jika engkau tidak mempunyai guru pembimbing dan aku mohon MURNIKAN AGAMA 4JJ I jangan ada bid’ah maka insya4JJ I kamu akan mengenal dirimu sendiri sedikit demi sedikit. WASSALAM

  40. Jalan menuju diri sendiri menurutku ada empat tingkatan 1. Sembah rogo, laku ajek lawan taberi pikolehe sentosa. 2.sembah kalbu, pratitis tumeko mengening alam kang linuwih. 3. sembah jiwo, ameruhi ala lan becik sifat/karsa sembah katur hyang sukma. 4. sembah roso, kareping kawula tanpa den paringi pituduh, tinuduhono saka kersaning rahsa, karsaning karsa lan rasa dat saka rasa lan kasihing batin.

    Aku bukanlah badan jasmani melainkan Nur Ilahi pancaran dari Nur Ilahi seumpama matahari dengan sinarnya antara sinar dengan matahari tidak bisa dipisahkan, sinar tak lain adalah pangejawantahan dari matahari. Yen banyu aku iki telese, yen surya candra aku iki padange, yen geni aku iki urube

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Yah leser…eh leres panjenengan, dalam khasanah Islam biasa dikenal dengan Syariat ( Rogo ), Thareqat ( Cipto ), Hakekat ( Jiwo ) lan Makrifat ( Roso ). Semua punya laku sendiri-sendiri seolah terpisah..namun sesungguhnya TUNGGAL…seperti Kue Lapis.

  41. Tiyang jawi kedah ngertos Ha Na Ca Ra Ka
    Ha=Ono Wening/suci No=Nur candra gaib candra warsitaning candoro Ca= cipto wening cipto mandulu cipto dadi Ra=Roso ingsun handulu sih Ka= karsa ingsun memayu hayuning buwono wah niku mawon riyen lha wong bodho niku ngertose namung sakdremi derek dawuhipun Gusti Engkang Moho Agung

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Injih sejatosipun mekaten. Lebih lengkap kudu mangerteni SASTROJENDRO HAYUNINGRAT.

  42. Malam semakin sepi mencekam
    Saat ini ku duduk termenung sendiri dalam kesepian
    hanya bertemankan jerit dan tangis batinku ini
    Entah kenapa rasa itu tiba tiba datang menghampiri

    Kucoba merenungkan sang diri
    apa yang terjadi dan apa yang diinginkannya
    suka duka silih berganti telah kulalui
    tawa canda dan tangisanpun selalui mewarnai

    Tapi apa apa sebenarnya yang kucari ? Entahlah !!
    kuraih harta duniawi tapi jawabnya pelan Entahlah !!
    Kucari dalam kenikmatan duniawi eh dia menangis dan berkata lirih, Entahlah !!
    Kucari kedudukan kehormatan dia tetap tertegun dan berbisik Entahlah !!

    Kucoba masuk lebih dalam untuk bertanya pada sang diri
    dia masih terdiam membisu
    dia masih bungkam seribu bahasa
    sampai satu ketika dia berbisik sungguh pelan bukan bukan itu

    Akhirnya kuterdiam kembali dan mencoba berpikir lebih jernih
    Burung di udara Tuhan pelihara
    tumbuhan hijau Tuhan pelihara
    binatang laut darat Tuhan pelihara

    jodoh, takdir, rejeki sudah tertulis dari awal
    kenapa aku harus khawatir lagi akan dunia
    toh semua sudah tertulis tinggal kita lalui
    apakah bisa dilalui dengan baik atau tidak

    Bodohnya aku kenapa aku harus meminta minta akan dunia yang sudah dijaminNya
    Tololnya aku yang selalu memaksakan kehendakku dalam permohonanku tanpa mencoba mengikuti kehendakNYA
    Mengapa aku belum bisa memasrahkan segala sesuatu padaNYA tanpa mulut ini diam
    Sungguh tak kusadari aku bertuhankan egoku sendiri

    Selama ini …
    Kupaksakan keinginanku
    Kuminta yang enak enak
    Kumohon yang nikmat nikmat

    Ketika diberikanNYA padaku
    aku pura pura bersyukur
    ketika ditolakNYA keinginanku
    aku menangis duh Gusti kieu kieu teuing

    ternyata bukan bukan itu yang Kumau
    sang diri akhirnya berkata dengan tegas
    bukan itu yang Kuingini
    semua hanya membuatKu menangis sedih

    Kesejatian yang Kumau dan Kudambakan
    Ingat itulah tujuanKu turun kemuka bumi
    Mohonkan kesejatian minta dengan kesungguhan dan rasa tak berdaya
    Hanya itu hanya itulah tujuanmu

    akal pikiran bersih dan hati nurani yang jernih
    gunakanlah sebaik baiknya untuk mencipta
    berkarya demi maslahat seluruh saudaramu
    jangan kotori lagi niatmu

    masuk masuklah dalam kesucian
    sucikan hatimu murnikan nuranimu
    kuatkan tekadmu tegaskan semangatmu
    Sampai satu saat engkau bertemu dengan yang kudamba

    akhirnya kutersadar
    kopiku sudah habis
    sang diri telah berhenti berbisik
    diam kutersenyum kucoba menatap esok lebih baik
    Entahlah !!!!!!!!!!!!

    Salam Sayaaaaaang embah Gundhul hehehe
    ci OON surOON

  43. “Awwaluddin Ma’rifatullah”
    (Awal mula seseorang itu beragama, ialah mengenal akan Allah)”.
    Adapun untuk sampai kepada pengenalan akan Allah (Ma’rifatullah) maka terlebih dahulu ia haruslah mengenal dirinya yang sebenar-benarnya.
    “Man ‘Arofa Nafsahu faqod ‘Arofa Robbahu”
    (Barang siapa yang mengenal akan dirinya yang sebenarnya niscaya kenal lah ia akan Allah).
    Siapakah sejatinya diri kita ini ???
    Dari manakah kita ini berasal ???
    Kemanakah kita ingin pulang ???
    Apakah tujuan hidup kita disini ???
    Siapa Gustinya ???
    Siapa Kawulonya ???
    Arti gusti ???
    Arti kawulo ???
    silahkan silahkan masing masing kita menjawab sesuai hati nuraninya masing masing,…. dan dengan kepala dingin biarkan rasa kita yang bicara dan membuka semua ini sebagai bekal kita masing masing untuk kembali kepada Sangkan Paraning Dumadi ???
    Salam Sayang buat semua saudaraku……
    Tak kenal maka tak sayang
    tak sayang maka tak cinta
    tak cinta maka tak rindu
    tak rindu maka tak ada perjumpaan eee… sotoy.. hihi

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Hmmm…komplit tenan RACIAKANE Kang Boed ini….
    Mari kita sama-sama MENYELAM sampai ke dasar Samudera…

    Tak JUMPA, maka takkan ada PERPISAHAN….
    Jika ada PERPISAHAN, maka sebenarnya SIAPA yg berpisah…???

    • siapa saya?

      Saya adalah kandungan makna di balik ungkapan “barang siapa mengetahui dirinya sendiri maka akan mengetahui Tuhannya dan barang siapa mengetahui Tuhannya tentu akan mengetahui bodohnya diri” (fatwa Imam Ali). Silogismanya, barang siapa mengetahui dirinya sendiri, tentu akan mengetahui bodohnya diri.

      Sementara, kenyataannya, bodohnya diri belum diyakini dan dirasakan secara pasti. Ini menandakan kalau rahasia jati dirinya belum bisa diketahui. Penyebabnya, karena pengetahuan tentang Tuhan (dalam arti Wujud/Dzat, bukan nama/istilah/sebutan-nya) belum pernah dipelajari (digunakan). Sedangkan untuk mengetahuinya, harus digurukan (ditanyakan secara langsung) kepada yang hak dan sah menunjukkan rahasia Jati Diri-Nya.

      Ilmunya (salah satu namanya), disebut ilmu zikir. Ilmu ini dijaga dan diturunkan sendiri oleh-Nya (Q.S. 15.9). Ia tidak ada di dalam buku maupun tulisan. Malah Alquran memerintahkan, “Bertanyalah kepada ahli zikir bila kamu tidak mengetahui (bagaimana caranya berzikir).” (Q.S. 21:7).

      Ahli zikir adalah istilah lain bagi rasul/utusan-Nya. Adalah hamba pilihan Tuhan yang siang malam, hatinurani, roh, dan rasanya (dibuat Tuhan) tidak pernah lupa dari (mengingat-ingat zikirnya. Susah senang bahagia sengsara, bahkan tidur pun tidak pernah lengah dari zikir. Zikir sendiri adalah ingatnya hatinurani, roh, dan rasa pada Wujud/Zat Tuhan. Bukan ingatnya hati pada asma/nama-Nya dengan sebanyak-banyaknya, yang jumlahnya mencapai 99.

      Sedangkan instrumen untuk mengenali Wujud/Dzat-Nya adalah hatinurani, roh, dan rasa. Bukannya otak/akal pikiran yang selama ini di-”dewa”-kan manusia. Sehingga, ketika pengenalan pada Zat Tuhan telah dapat dicapai dengan sebenarnya, permasalahan “siapa sebenarnya saya” dengan sendirinya dapat diketahui secara pasti.

      dari mana berasal?
      Saya (dan semua spesies manusia) berasal dari Fitrah Tuhan. Fithratallahi allati fatharannasa alaiha (QS. 30:30). Fitrah Allah-lah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Jelasnya, fitrah manusia itu merupakan “percikan” dari Fitrah Tuhan.

      Andai “boleh” dimisalkan, manusia merupakan “satu partikel” cahaya yang terpancar sumber cahayanya (semisal matahari). Partikel cahaya (unsur dasar manusia) ini disebut rasa (Arab, sirr), yang kemudian sering disebut “perasaan”. Rasa dibungkus oleh roh. Roh adalah daya dan kekuatan Tuhan yang dipinjamkan pada manusia, yang tersusun tujuh lapis. Roh-lah yang kemudian menjadikan manusia bisa berdaya, bertenaga, bernapas, berpikir, maupun beraktivitas lainnya. Roh ini dibungkus oleh hati nurani. Hati nurani kemudian dibungkus oleh jasad/raga (kulit daging) yang disempurnakan dengan prosesor 1 triliun sel (otak) lengkap dengan indra dan berbagai macam organnya.

      mengapa saya diberadakan di dunia?
      Tidak lain ada¬lah hendak diuji oleh Tuhan. Seperangkat materi tes (rintangan) yang harus diselesaikan agar bisa pulang kembali kepada-Nya. Cara (satu-satunya) untuk menyelesaikannya adalah patuh dan tunduk terhadap rasul/utusan-Nya, sebagaimana patuh tunduknya malaikat dihadapan khalifah-Nya.

      Mengapa diuji?
      Sebab, ketika masih di alam arwah dulu telah menyatakan sanggup memikul amanah dari-Nya. Padahal amanah tersebut sebenarnya tidak ditawarkan kepada manusia. Melainkan ditawarkan kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, yang mereka semua tidak bersedia menerimanya (Q.S. 33.72). Akan tetapi, tanpa disangka, makhluk kecil-mungil yang namanya manusia menyatakan sanggup menerimanya. Karena kesediaan itulah lalu turun vonis zhaluman jahula.

      Andai seorang bayi yang sejak lahir diuji (dibuang) ke hutan (cerita Tarzan), tugas wajib si bayi adalah bisa pulang kembali pada orang tuanya. Pikirannya harus bisa bekerja bahwa kera, harimau, orangutan, gajah bukanlah orang tuanya. Mencari –hingga menemukan– orang tuanya adalah segala-galanya. Bukannya bahagia/susah/sengsara apalagi terpesona atas kehidupan hutan (materi ujian) beserta komunitasnya.

      Demikian halnya pada manusia, bila ujian (dunia) ini diselesaikan dengan sebaik-baiknya, besar kemungkinan ketika mati nanti tidak bisa pulang kepada-Nya. Terdampar di alam kesesatan (alam penasaran) menjadi wadyabalanya jin, setan, iblis, gendruwo, tuyul, dan sebangsanya.

      apa yang harus saya lakukan?
      Sedini mungkin mengokohkan niat untuk pulang kepada-Nya. Berlatih terus untuk selalu menyadari bahwa dunia dan seisinya ini merupakan wujud ujian. Harta, takhta, anak, istri, pekerjaan, dan sebangsanya semuanya ujian-Nya. Oleh karenanya, mereka semua harus bisa diselesaikan dengan cara menafikan (meniadakan) dari dalam hatinurani, roh, dan rasa, serta menetapkan Wujud/Dzat Tuhan sebagai satu-satunya yang harus diingat-ingat.

      Namun demikian, secara lahiriah tetap lumrahnya manusia berdunia. Bekerja keras mengelola garapan dunia sesuai dengan “lakon” yang dihadapi dengan sebaik-baiknya, seprofesional mungkin. Kesemuanya dalam rangka “mancat” ke “langit”, pulang kepada-Nya (mazroatul akhiran). Yang membedakan dengan kebanyakan manusia lainnya hanyalah niatannya.

      ke mana saya akan pulang (kembali)?
      Tidak lain kepada Zat Tuhan yang telah menciptakan manusia. Tempat ini harus bisa dikenali dengan pasti ketika hidup di dunia. Instrumen yang bertugas mengenali adalah hatinurani, roh, dan rasa. Bukannya otak dan akal pikiran. Sebab, otak hanya sebatas instrumen yang dapat menangkap kalau Dia itu ada. Tetapi perihal Wujud/Dzat-Nya, merupakan tugasnya hatinurani, roh, dan rasa.

      Ibarat mau ke Bulan, sebelum berangkat dipersiapkan dulu ilmu pendukung, tata cara, sarana, arah/peta, akomodasi, maupun perlengkapan lainnya. Bila pengetahuan perihal ini — beserta tata cara menuju ke arahnya — tidak bisa dipelajari dan dipahami dengan pasti, bisa dipastikan tidak akan pernah sampai padanya, tersesat sejauh-jauhnya.

      kepada siapa saya harus bertanggung jawab? Secara vetikal, segala perbuatan langsung bertanggung jawab kepada Tuhan. Sedangkan secara horizontal, bertanggung jawab pada diri sendiri, masyarakat, atasan, maupun lingkungan kerja masing-masing sebagaimana peran fungsinya. Namun, di balik tanggung jawab horisontal ini ada tanggung jawab langsung kepada-Nya.

      siapa yang harus digugu dan ditiru (tutur kata dan perilakunya)?
      Satu-satunya yang “layak” digugu dan ditiru tutur kata dan perilakunya hanyalah rasul-Nya. Sebab, hanya beliaulah yang dijamin oleh-Nya “maksum” (terbebas dan segala kesalahan). Beliau ditugasi Tuhan untuk menyempurnakan akhlak manusia. Beliau juga ditugasi membimbing manusia berjalan “pulang” kepada-Nya.

      Selain rasul, tidak ada jaminan kebenarannya. Sekalipun telah menyandang “ulama hebat” kondang sak jagad, tetap tidak ada jaminan maksum dari-Nya. Di lain pihak, yang namanya ulama (pewaris para nabi) ini masih diragukan keulamaannya. Apakah ia benar-benar mewarisi ilmunya para Nabi secara keseluruhan? Kalau secara parsial (bagian) memang sangat mungkin. Sedang seyogianya yang diwarisi meliputi: perkataan dan perbuatan, ilmu dan amalnya, lahir dan batinnya, terlebih hatinurani, roh, dan rasanya.

      Namun demikian, pada mereka semua dapat diambil sari pati hikmahnya. Jangankan mereka yang pandai dan mengaku ulama, yang bodoh tidak pernah sekolah –apalagi mengikuti pelatihan manajemen dan kepemimpinan– pun dapat diambil sari pati kebenarannya. Contohnya pada Nabi saw sendiri. Oleh karenanya, semua manusia diperintahkan, “Lihatlah (dengarkan) apa yang dikatakan, jangan melihat siapa yang bicara.”

      Walhasil, hanya orang cerdaslah yang dapat menemukan hikmah luar bisa di balik seonggok sampah (kotoran yang biasanya dibuang sia-sia). Hanya orang arif bijaksanalah yang mau berusaha keras menjadi “Pembelajar Sejati”. Sebab, paham betul kalau semua waktu/kesempatannya berada dalam kerugian yang teramat besar, kecuali berajak-ajak dalam kebenaran dan berajak-ajak dalam kesabaran.[]

      ***~~~~~~~~~~~~~~~~~~***

      Hmmm…..terima kasih…terima kasih kepada sedulur Wong Goblok.
      Sungguh Pencerahan yang mencerahkan…!!!.

      Matur nembahnuwun,

      Rahayu

  44. Ass.
    mau mengenal diri sebenarnya nggak susah, danlagi banyak yang ngomong masalah mengenal diri, dia sendiri masih dalam pencarian jati diri. gimana mau ketemu la wong yang ngobrol jg belum ketemu ?
    kunci mengenal diri adalah : harus tahu,paham, ngerti juga tahu ilmu dan laku nya sangkan paraning dumadi ! suliiiit ? NGGAK ! sangat mudah dan gampang ! yang serius mau belajar mencari jati diri silakan E-mail,kami punya sarana untuk itu semua !
    silakan hubungi : santriloka@muslim.com; jgn lupa cc ke anang.ahmadi@gmail.com

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Wah…wah….lah ini nih…
    Kang RESTU wes tekan olehe ” NGGAYUH KAWICAKSANANING GUSTI “. Sumonggo….Silahkan bagi Kadang yang pingin mendapatkan WULANG~WURUK tentang JATI DIRI, bisa berhubungan langsung dengan alamat di atas.

    Katur Kadang RESTU
    maturnuwun sampun kerso sowan dateng Gubug kulo.

    Rahayu

  45. AKU ADALAH KAMU

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Yuuzzz…injih SARUJUK
    AKU = KAMU
    KAMU = AKU
    ROSOKU = ROSOMU
    ROSOMU = ROSOKU

    URIPKU = URIPMU

    Maturnuwun…RAHAYU

  46. Wow.napa ga di shar langsung disini saja yai??benar/salah,cocok/tidak kan kembali pada pribadi masing-masing to?apa mahal ya tiketnya ko rahasia???

    ***~~~~~~~~~~~~~~***

    Apa yg musti di sharkan Kadang Mas Gathol, toh semua sudah ada jawabannya pada DIRI masing-masing heeeeeeee…..

  47. Siapakah rosul???bila telah tau,mengapa masih tak mau mengerti???jatidiri pribadi mengapa msh engkau ingkari???bila engkau telah tau beda raga.rohani mengapakah engkau msh bingung???apakah smua itu hanya dari crita???zikir bukanlah pelarian.adalah jalan menggapai makna hakiki yg bukan hanya iya ya,ya iya,iya iya.ya iya…..
    ashadualla illahaillallah,wa ashaduana muhammadarrosullulloh.apakah makna”aku bersaksi” bila kita hanya tw dari crita???patutkah,pantaskah itu disebut persaksian???bagaimana engkau akan pulang?arah saja engkau masih mencari,apalagi rumahmu????

  48. Huuuu..waaaaaaakakakak.. ngapain pusing ngapain bingung.. hahahaha.. serahkan dirimu bulat bulat datang dan hamipiri dia alam ketiada berdayaan yang sungguuuuh dan Rasakan… yayaya rasakan kelemahan dan ketiada berdayayaaaaanmu… dalam kesungguhan Laa Hwalla Wallaa Quwataaaa…. Ungkapkan komitmen dari dasaaar hati yang paling dalam dengan ketulusaaaan innalillahi wainalillahi rojiun… Yaa Allaaah inilah aku datang telanjang bulaaaat dengan segala keburukan dan kekotoranku… meliputi zahir dan bathin… kukembalikan semua ini kepadaMU yayaya kepadaMU… sebab hamba ini lemaaah tak berdaya… jangankan untuk merubah sang diri.. untuk berjalan dan bergerakpun hamba sungguh tak mampuuuu tanpa seizinMU…Engkau bentuk dan ubahkan hamba ini sesuai menurut kehendakMU… yaaayayaya… masuk dalam Alfatihah… Yaa kana buduuu waiya kanas tain…. biarkan biarlah kita menjadi penyembah yang baik yang senantiasa memohon pertolonganNya dalam menelusuri shirath… tak mampu melaangkah yayayaya… itulah diriku sejati… lemah tak berdaya….
    Salam Sayang Saudaraku…

  49. Pernahkah engkau menyadari,hanya sebatas menyadari apa yang ada dibalik ya.. ya..mu itu???sudahkah engkau hayati,hanya sekedar menghayati dalam gerak dan diammu,ada kepasrahan???sungguhkah itu???engkau adalah 1 dari 2 wujud.(jasmani &rokhani).sudahkah engkau pahami jasmanimu???bgaimana pasrah itu tercipta bila hati dan otakmu belum bertemu???renungkanlah sejenak,apakah ingatmu adalah kepasrahan???diamlah sesaat,apakah bisikan hatimu adalah keikhlasan???sesaat dan sejenak,mungkin hanya sekejap.

  50. Salam Tetepangan Mas Santri G mugi tansah pinaringan RAHAYUning GUSTI Kalis Ing Sambikolo

    Membaca tanpa cahaya….
    Cahaya yg remang-remang….
    Cahaya yg terang….
    atau…
    Cahaya yg menyilaukan….

    Salam Damai dgn Hati yg Sejuk…

    (Mlaku Mundur Mbungkuk Plus Gedek-gedek….soaleketahuan nyontek sm Gus Gondrong).

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Weeeeeeelaaaahh….
    Rupine piyantun saking Malang njih…
    Hmmm…inget gojegan kera Ngalam,
    DJARUM= Demi Janda Aku Rela Untuk Mati
    SUPER= Senajan Umel ning isih Perawan

    Huaaaaaaaaaaaaa…….
    Salam kaliyan Gus Gondrong Sam.

  51. iku ana fuad
    hanya itu yang bisa saya jawab…
    gmn kang??
    tlng d balas…

    ***~~~~~~~~~~~~~~***

    Yupz….sarujuk saja…BADAN HALUS, SUKSMO SEJATI, RUH, URIP, DIRI SEJATI…macem sebutan, istilah saja.

  52. sungguh memang untuk mengenal diri yang sebenarnya bukanlah pekerjaan yang gampang… perlu kita belajar dan mencari seorang guru yang mampu menunjukan kita kejalan itu. Tidak semua guru mampu…untuk itu… yang jelas kalau menilai dirikita ini adalah wujud lahiriah kita (jasmani) buat apa kita cari kan udah ada dan kita kenal seja kita kecil… pasti yang harus kita cari adalah diri yang lembut dan halus… ?????

  53. sapa sira sapa ingsun, aku , saya .. ingsun, kawula, diriku, sampeyan, panjenengan kalih kulo, kulo nopo panjenengan wah mbulet.. malah mumet kang Gun,uangel tenan nggoleki ingsun..,

    ( Plencing lungo nggoleki kangmas Dodo.., arep tekon., yen diwenehi teka teki karo kangmas Gun,,. kon jawab, lha malah karo kangmas Dodo dikon nggentur laku.., sampe lali ora laporan.., yo saya malah ndelik brukut.. wedhi di tagih suruh laporan…welhadhalaaaah… malah kemonitor…, ketahuan yen perintahnya ndak dilakoni..,uhe uehehe..) kangmas Gun.. ampun dikandake kaleh kangmas Dodo nggeeeeh…? sepurane.., ihikkk…, lha wong rasah dikandake wis weruh jeee…, huehehehe…,

    salam sihkatresnan

    rahayu..,

  54. salam kenal…! asyik betul ceritanya.., tapi ko buled yoo…….! dadi bingung aku.
    siti-sitilah …? sebenere “DIRI” sing endhi sih?

  55. Walah……diri yg ngaku aku ithu low gus.yg kalo dicubit sakit,yg punya nama n yg.,. yg… yg… Buwanyak dh yg nya.
    Agak bingung juga sih aq gus,bgini critae>aq punya teman namae Dian.suatu ketika dian kecelakaan dan dibawa kerumah sakit.dan ada yg memberi berita bahwa Dian tidak ada.aq brtanya dalam hati”low kmana ko bisa ndak ada kan lagi dirumah sakit,masak ilang?”trus beberapa jam kmudian ada ambulan tiba dan Dian dibawa kerumah tapi dia tidak bergerak n brnapas lalu aku tanya ke paman”itu kan Dian,katanya ndak ada?paman menjawab itu jasadnya Dian.Dian sudah ndak ada/mati”
    aq jadi????selama ini teman q Dian ya itu yg berbaring dibungkus kain putih sama seperti aq,punya tangan bisa berbicara,brcanda,marah dsb trus kalou badan itu bukan Dian berarti badan aku ini ya bukan aku???low yang aku yg mana????apakah yg berbicara ini,atow yg bisa merasakan sakit,sedih,gembira??atow yg lapar,haus ini??atow yg berbisik didalam dada dan kepala??? Walah seng endi yow??tapi kalo ada yg memanggil namaku,aku menoleh?emh masak yg bisa mendengar itu ya aku????aduh aduh aduh yang mana yow.binun binun binun….tidur aja ah.siapa tau didalam mimpi aku bertemu nabi ataow wali.tak tanyain deh ntar hehehehe.aq ndak akan lupa kok ma 1 pertanyaan pamungkas.”bisa ndak ya kita bertemu dg TUHAN”
    SALAM

  56. Man Arafa Nafsahu Faqad Arafa Rabba
    Kenali dulu siapa dirimu (nafsa) kamu baru kamu akan bisa mengenal Tuhan Mu

    Allah tiupkan sebagian Roh Nya dalam Manusia, tapi dimana?

    Roh yang Allah tiupkan ini dibungkus oleh “Nafsa” nama lainnya dikenal juga dengan “JIwa” atau “aku”
    (dalam hal ini “aku” bukan berarti ego)

    Nafsa tadi masuk dibungkus oleh Jasad Kasar ini saat Nafsa tadi dilahirkan kedunia, kadang saking lamanya kita berada dijasad kasar ini kita jadi lupa bahwa jasad ini hanya sarana dari Allah jua untuk mengantarkan Roh Nya tadi yang terbungkus dalam nafsa ini kembali kepada Allah sebagai makna dari Inna lilahi wa innailaihi roji’un.

  57. yang ditanya wujudnya bukan jasadnya wujudnya diri,apa yang sudah kita wujudkan dengan akal paham kita,dengan ilmu kita dengan amal kita,jadi wujudnya manusa adalah akal paham ,ilmu,amal,apakah sudah memaksimalkan 3 hal tadi untuk mencapai robbikal muntaha.klo blom ya kita baru jadi orang2ngan sawah ….wk…wk….

    mohon maaf bercanda bos

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Lah..lah…wes NGEPAS banget,
    ELMU kelakune kanti LAKU. Ilmu, dipahami, diamalkan. Hal ini telah tersurat dalam penutup SALAM dalam Sholat yang kita kerjakan. Yakni merealisasikan ” Assalamu’alaikum warohmatullahi wa barokatuh ” dalam bentuk berlomba-lomba berkontribusi memberikan KESELAMATAN. BAROKAH dan ROHMAT buat sesama makhluk dan Alam semesta. Supaya gak dikatain sebagai Orang-orang Sawah…haaaaaaaaaaa…haaaaaaaaa..

    Guyonan sampeyan penuh MAKNA Kang…asli…

    Nuwun rawuhipun njih…???
    salam…Salim…rahayu…

  58. Assalaamu alaikum wr.wb.
    Semoga damai selalu menyertai kita semua, kebahagiaan sejati tercapai dan mendapatkan perlindungan Alloh selalu.
    Salam kenal Mbah Santri Gundhul, saya sangat salut membaca Blog ini, telah lama saya mencari jati diri, mencari kebenaran sejati, mencari kebahagiaan hidup. Dengan mengikuti blog ini telah merubah paradigma saya dalam beragama. Saya dulu seorang Islam yg sangat fanatik, memaksakan `kebenaran` kepada orang lain. Alhamdulillah dengan membaca blog ini saya telah menemukan `guru` yg selama ini saya cari.
    Mbah Santri Gundhul, sungguh besar hakikat yg Njenengan wedhar di blog ini, saya mengucapkan terima kasih yg tak terhingga atas `meguru` tanpa pernah bertemu muka ini. Saya juga telah banyak mengopi ulasan2 Njenengan, yg saya jadikan pedoman dalam beragama. Mohon ijin untuk menyebarkan ajaran cinta kasih ini kiranya diperbolehkan (sebagian sudah saya sebarkan kepada saudara2 kita yg juga haus akan pertemuan dengan Robb Semesta Alam).
    Sekali lagi terima kasih, hanya Alloh saja yg mampu membalas budi baik Njenengan. Saya berharap pertemuan dengan Njenengan untuk banyak ngangsu kawruh urip sejati secara langsung dengan Njenengan. Semoga Alloh menakdirkan kita untuk bertemu langsung.
    Wassalaamu alaikum wr.wb.

  59. Assalamualaikum WR WB

    sampai saat ini saya belum menemukan metode mengenal diri, cari guru, guru yang mana yang bisa mengajariku yang benar dan Allah Ridho, kenapa harus berguru ? kenapa tidak meminta langsung dengan Allah SWT trus gimana ini, tapi aku harus tahu diriku yang sebenarnya.

    Wassalam

  60. Ass, wr wb salam kenal mbah santri gundhul, mbah apakah dg kita menemukan kembaran kita sdh bs dbilang mengenal diri?, krn kembaran kitalah ( nur muhammad ) yg slalu mbimbing kita dlm pcarian dr mana? mau kmanakah kita ? Dan mgenal ILLAHI ..Wassalam

  61. aku adalah aku, yang tidak dapat dipahami oleh orang lain,
    aku adalah aku, sulit untuk dijelaskan pada orang lain

    aku tetaplah aku, tidak bisa di artikan apa-apa
    aku tetaplah aku, tidak bisa di samakan dengan siapapun,
    aku tetaplah aku,
    aku tetaplah aku, aku tetaplah aku, aku tetaplah aku,

    yang tahu aku adalah aku.

  62. Bismillahirrahmannirrahim awal dan asal kejadian…..
    Asslmkm… Ikhwan/akhwan sekalian, salam kenal dan persahabatan.
    “Ashaduanla illaha ilallah wa ashaduana muhammad rasulullah.”
    Syahadat itu adl haknya muhammad, muhammadlah yg pantas menjadi SAKSI karena dia sdh menyaksikn dan bertemu lngsg dgn Tuhan.
    nah,,,bgmn dgn kt? pantaskh kita mengucap syahadat (berSAKSI)? padahal kt tdk melihat dan tdk meyaksikn apa2, dan apakh hukumnya jika kita bersaksi palsu?
    jd hnya muhammadlah yg bisa mengenal Tuhan. maka jk kita ingin mengenal tuhan kenalilah dahulu yg sebenar2 muhammad, bukan yg sbgi Contoh dan tauladan yg baik itu maksudnya….. oleh karena itulah nabi Muhammad SAW itu dikatakan contoh, nah,,,berarti bukan yg sebenarnya….
    Jgn mengaku ISLAM kalau belum bersyahadat (bersaksi).
    ….
    maaf kalau ada kata yg tdk berkenan
    wassalam

  63. ya allah aku lah hamba, sy mau bertanya siapa yg di sembah dan siapa yg mnyembah krn itu adalh satu, ktahuilah barang siapa yg tdk mengenal dirix niscaya akan mngenal tuhanx dan barng siapa yg td mngenal tuhanx maka sia-sialh hdupx, ya allah aku mhon ampunanmu dan maaf kpd sklian hamba allah bila aku kliru krn itulh ilmuku

  64. Ass ww..
    AKU adlh KAMU
    KAMU adlh AKU
    Wahai sdr2ku… bagmn aku sbgai hamba ALLOH memposisikan diri shg hamba ini (Bolkah) berani mengatakan AKU adlh KAMU dan KAMU adlh AKU???
    Insya Alloh sdh terlalu lama pengertian ini terpahamai. akan tetapi diri ini blm bisa me RASA kan kemelekatan RASA bhw AKU adlh KAMU dan sbaliknya. Semua masih sebatas ucapan mulut sj blm kpd RASA yg sejati.
    Inilah memang kebodohan diri…stlh ini diri akan mati.. trs kmana hrs mendptkan penjelasan?? Smoga terdengar (Hamba yg sbentar lagi Mati)
    Wasslm… Akhir 2012

  65. La hayun…
    La samiun…
    La bashirun…
    La muridun…
    La Qodirun…
    La Mutakallimun…
    La Ilmun
    Bill haqqi Ilalloh
    Tubuh terbagi menjadi 2 : Jasad dan Bathin
    sedangkan jasad itu nyata yaitu diri Muhammad
    dan yang bathin adalah Nur yang merupakan pancaran dari Dzatullhaq
    dst….

    “Tidak bisa mengenal Alloh sebelum mengenal Muhammad, tidak bisa mengenal Muhammad sebelum mengenal diri dan tidak bisa mengenal diri sebelum mengenal asal usul kejadian diri”

    semoga bermanfaat

    wassalam,
    Alfakir

  66. diruku adalah kamu dan kamu adalah diriku sesungguhnya diriku bukanlah kamu dan kamu bukanlah diriku. jika manusia paham akan hal tersebut maka ia akan taat kepada Allah swt. raga kita hanyalah kendaraan untuk hidup di dunia jika tanpa raga maka dunia ini akan hancur dan langitpun akan runtuh, jika kita baca surat An nur tentu akan mendapatkan jawabannya…… barang siapa mengenal dirinya sesungguhnya ia akan mengenal tuhannya? jawabannya ada didalam Alqur’an, Alqur’an telah menjelaskan dengan sejelas2nya………

Tinggalkan Balasan ke tokoh semar Batalkan balasan