Dzalim-ku, Dzalim-mu, Dzalimkah kita


Orang yang mendapatkan hikmat dari Tuhan sesungguhnya telah menerima “ KHAIR “ kebajikan, kekayaan, kesejahteraan, keuntungan dan caritas. Mereka yang menerima hikmat Tuhan itu adalah para “ ulil Albab “ yaitu orang-orang yang AKAL dan BUDI PEKERTINYA telah dipimpin oleh Tuhan yang tentunya sama sekali hal ini tidak terpengaruh dengan Pangkat, Jabatan ataupun Predikat dan bahkan tidak terpengaruh dengan sebuah nama agama yang dianutnya. Karena sesungguhnya “ hikmat Tuhan “ itu berada di luar system nama Agama yang disandang oleh seseorang. Orang itu bisa berprofesi apa saja, bisa petani, tukang becak atau bahkan seorang pemulung ( pemungut ) sampah sekalipun. Orang yang menerima hikmat dari Tuhan tidak akan benci lagi kepada orang lain. Orang akan mendapatkan hikmat dari Tuhan , bila ia mencarinya di alam raya ini. Dan seseorang akan dapat memperoleh hikmat jika aksi, tindakan dan perbuatannya tidak berlaku dzalim di muka bumi ini.

Karena Tuhan tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang berlaku dzalim Sebagaimana ada dalam sebuah Kitab Suci ( Qs.Al Baqarah: 258, Qs. Al Maidah. 51, Qs. Al An’aam, 144, Qs. Al Ahqaaf. 10, Qs. Ash-Shaff. 7 dan Qs. Al Jumu’ah. 5 ).

Nah, siapa yang dimaksudkan orang-orang yang berperilaku “ dzalim “ itu…?. Orang dzalim tidak berkaitan dengan pemelukannya terhadap sebuah nama agama yang dianutnya. Ia berada di dalam atau berada di luar sistem agama. Ia bisa terjadi di dalam komunitas Islam, Kristen, Hindu, Budha, Konghucu, Shinto dan lain-lainnya. Yang jelas orang zalim adalah orang yang dalam menjalankan kehidupannya telah merugikan dirinya sendiri maupun orang lain ( langsung maupun tak langsung ).

Kalau di dalam teks book Kitab GARING, seseorang dikatakan dzalim jika : Orang yang mau menang sendiri dan tidak bisa menerima argument orang lain. Orang yang hanya mau mengakui kebenaran golongan, kelompoknya sendiri dan menganggap golongan lain salah dan sesat karena tidak berpijak pada kebenaran yang ada di dalam sebuah teks book Kitab Suci tertentu ataupun hadis tertentu yang dianutnya. Bentuk kedzaliman itu ada yang tampak halus dan kasar. Kezaliman yang halus yaitu ketika seseorang menggunakan pembenaran atas dalil-dalil agama demi untuk kepentingan dan keuntungan diri sendiri dan kelompoknya. Disebut demi kelompok-kelompoknya, karena kelompok lain yang seagama juga mempunyai dasar dan pandangan serta pemahaman sendiri dalam menegakkan kebenaran agama.

Kalau saya boleh mengambil contoh dalam realitas di negeri kita ini yaitu masalah “ syariat “ agama. Jika kita tidak ingin terjerumus dalam perbuatan kedzaliman, maka kita tidaklah perlu ‘ ngotot “ untuk memasukkan “ syariat “ ke dalam sebuah Undang-Undang. Mengapa…?? Karena sebenarnya syariat itu lahir dari adanya “ pendapat, pemikiran dan pandangan para ulama ( tokoh agama ) yang murni berasal dari akal-akalan pikiran manusia yang kebenarannya masih sangat relatif. Itulah sebabnya bentuk gerakan dalam ibadah ( shalat misalnya ) ada bermacam-macam menurut golongan dan madzabnyanya. Hal demikian bisa kita lihat di TV pada saat musim Haji bagaimana orang-orang yang lagi mengerjakan ibadah shalat, antara yang satu dengan yang lain bisa saja tidak sama gerakannya namun tak sampai menimbulkan pertentangan atau pertikaian.

Namun kenapa di negeri tercinta kita ini kenyataannya bisa lain…??. Kita bisa lihat bersama-sama lagi-lagi dalam tayangan TV, setiap menjelang puasa ramadhan selalu ada saja kelompok/golongan tertentu yang memaksakan orang lain ( agama lain ) supaya menghormati yang berpuasa. Adakah agama mengajarkan cara-cara demikian…???.

Kejadian lainnya adalah dalam menentukan hari raya Idul Fitri khususnya shalat Idul Fitri masih saja terlihat adanya golongan, kelompok agama tertentu dengan mudahnya saling ” mengklaim ” bahwa golongan atau kelompoknyalah yang paling benar dalam menentukan pelaksanaan hari Idul Fitri dengan berbagai alasan dan argumen yang sebenarnya adalah cerminan dari pada ” ego ” pribadi sebagai pimpinan golongan/kelompok. Jika kita telah menganggap kelompok, golongan kitalah yang paling benar. Konsekwensinya adalah kita akan beranggapan bahwa mereka-mereka yang tidak segolongan dengan kita sudah PASTI SALAH…..!!. Secara tidak sadar kita telah menggunakan selendang dan pakaian Tuhan. Kita telah memakai ” hak Tuhan ” yang pada akhirnya kita telah menjadi Tuhan~Tuhan tandingan di Alam semesta ini karena bentuk kedzaliman kita pribadi….!!!!.

Ini baru salah satu wujud syariat saja, sudah berbeda-beda. Padahal syariat agama itu banyak sekali…!!. Kita ambil contoh nyata dalam kehidupan ini, adanya pemahaman yang dianut oleh golongan NU misalnya, Ketika Abdurrahman Wahid menjabat sebagai Presiden RI melakukan “ ziarah kubur “ dengan mengunjungi makam-makam orang yang dianggapnya shaleh, ada tokoh agama, tokoh masyarakat yang mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Gus Dur itu perbuatan “ syirik dan musyrik “. Padahal bagi kalangan umat NU, pergi ziarah kubur itu merupakan hal yang biasa dilakukan dari generasi ke generasi dan bahkan dikategorikan sebagai ibadah “ sunnah “. Nah…, ini baru masalah ziarah kubur saja sudah menimbulkan perbedaan pendapat yang bisa mengarah pada terjadinya konflik berdarah. Karena itu, pendapat suatu golongan, kelompok yang berkaitan dengan keyakinan seseorang dalam beragama “ tidak boleh “ dipaksakan penerimaannya kepada orang lain. Terlebih-lebih dipaksakan masuk melalui UU. Cara beragama yang dipaksakan adalah bentuk KEDZALIMAN manusia…!.

Walah..walah…jangan-jangan tulisan ini juga merupakan salah satu bentuk KEDZALIMAN-ku secara tak langsung ……..huaaaaaaaks..kaks..kaks……..

By Kariyan Santri Gundhul Dikirimkan di 1

20 comments on “Dzalim-ku, Dzalim-mu, Dzalimkah kita

  1. Assalamu alaikum….
    Hehehe…pener pakdhe,….selama puasa ndak pernah mikir ” hormati orang yang TIDAK BERPUASA”….

    Wass………..

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Wa’alaikum salam Kang Danis,
    Piye kabare Malang Kang??? isih udan terus tah…
    Lah iyo…mbok ya pradigmane PUASA dibalik saja, bagaimana yang BERPUASA itu malah MENGHORMATI yang gak Puasa. Bukan seperti yg terjadi belakangan ini, yg Puasa kok malah NGOBRAK~ABRIK orang yang Berjualan….Uuuueeeeeedan tenan iki jenenge rek..rek…

  2. Mereka yang menerima hikmat Tuhan itu adalah para “ ulil Albab “ yaitu orang-orang yang AKAL dan BUDI PEKERTINYA telah dipimpin oleh Tuhan yang tentunya sama sekali hal ini tidak terpengaruh dengan Pangkat, Jabatan ataupun Predikat dan bahkan tidak terpengaruh dengan sebuah nama agama yang dianutnya.
    ——————————————————–
    waaaaaaaaaaaah SATRIO PININGIIIIT…. hmmmmm… yayaya

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    SABDO PALON NOYO GENGGONG utowo SATRIO PINANDHITO SINISIHING WAHYU….haaaaaaaaaaaaa….

    mblayu sipat kuping….nguber-uber Kang Boed….

  3. dhalim. ana ukurane dhewe-dhewe. gumantung maring derajat kasucen menungsa.

    kari anggone nyawang. saka mripat-e sapa. maling, yen disawang saka piyambak’e dudu dhalim. lah wong ujare, “kon jok muring sik tah, inyong ki maling kanggo ngisi weteng sing kaliren”

    yen di sawang saka sing kemalingan, “jamput ki. duwitku di colong. dasar maling. intip neraka kon”

    kiyai sing ngendika, beda maneh. penguasa, uga ngana. beda. gumantung cara pandang.

    dadi, dhalim (yen miturut aku loh ya) jembar temenan yen di gagas. ora gampang nuduh wong wis dhalim.

    durung karuan si maling njur salah sak kabehane. durung karuan si kemalingan murni dadi korban. bisa uga si maling mau di dhalimi karo wong sugih sing ora gelem peparing. bisa uga sing kemalingan, marga kurang sedekah. lingkungan uga kudu digate’ake. kabeh kana, ning kadare dhewe dhewe. beda beda.

    pendak menungsa mesti dhalim. ning, ada derajat sing endi. rak ya ngana tah. salah?

    ***~~~~~~~~~~~~~~~***

    Masalahne dudu SALAH opo BENER Kang, wong ki kan mung sadermo ukuran sing paling umum. Menowo Dzalim ki yoh perbuatan sing ngrugekno awake dhewe lan liyan. Nyolong yen ora konangan yo tetep wae ngrugekno marang liyan, luweh2 yen konangan bakal ngrugekno awake dhewe…gak rugi kepiye wong DIKAMPLENG wong sak Kampung terus dilebokno Kunjoro..lah anak lan bojo kan yo mesthi melu2 rugine.

    Iyo..kabeh mau pancene tergantung sing nyawang Kang,
    Ning tetep wae ora biso diwastani BENER lan SALAH…
    Wong kabeh mau LAKON miturut DHALANGE utowo CETAK BIRUNE KAMANUNGSAN wes disetting karo sing agawe URIP. Ning menowo Menungso wes biso KENAL marang URIPE kabeh LAKON GELAR~GULUNG ora bakal SELAK soko KODRAT lan IRODATE Gusti kang Moho Suci. Sebab URIP maethi di bimbing marang sing Agawe URIP.

    Lak ngono jeh sak temene Kang???

  4. Siapakah sejatinya diri kita ini… yayaya… selalu mengaku ngaku bisa ini bisa itu ngerti ini ngerti itu… weleh weleeeeeh yayaya selama kerjanya masih mengaku ngaku masih merasa rasa sungguh zalimnya sang diri ini…. inilah syariatku… inilah amal ibadahku… inilah ilmuku… inilah aku aku aku yayaya aku akuan terus ciloko maaan…
    hihihihi… ada satu ayat…
    “Maka Nikmat TUHAN kamu yang manakah yang kamu dustakan?”….
    “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatKU) sesungguhnya azabKU sangat pedih”
    hmmmm… apasih nikmat TUHAN itu… ooo ternyata maujudnya meliputi yayaya meliputi seluruh kehidupan ini alam semesta dan isinya sekaligus sang diri ini yayaya diri ini meliputi yang lahir dari ujung kaki sampai ujung kepala dan yang bathin…. oooo ternyata semua yang maujud ini nikmat TUHAN ya??? kalau begitu apa yang di balik yang maujud itu hmmm…. yayaya DIA ya DIAlah dibalik semua ini…. terus kemanakah sang diri ini…. hmmmm… kok gak ada yaaaaa… yayaya aku ternyata tiada meliputi lahir dan bathin… hmmm…. kalau yang di aku aku dan dirasa rasa apa yaaaa…. hihihi…
    Salam Sayang Mbah Gundule
    cup cuup cuuup celepooooot hmm… dah gak bau jengkol

    ***~~~~~~~~~~~~~~~***

    Weee….Kang Boed wes biso CERAMAH saiki….horeeeeeeeeeeee….
    AKU iku CANGKANG, JASAD ROGO kang linambaran Akal~Pikir~Nepsu~Ego~Otak~Memori~Logika~Alam bawah sadar…sebagai Instrument pelengkap yang tak bisa kita gunakan sebagai PEDOMAN URIP yang sifatnya bisa MULUR~MENGKERET.

    URIP~DIRI..inilah yg semestinya perlu DIKENAL sejak awal perjalanan dalam kehidupan dan penghidupan. Sebab URIP~DIRI merupakan KESADARAN yang bisa memberikan petunjuk yang paling bener ( benering bener ) lan petunjuk yang baik ( beciking becik ) bagi setiap orang secara Individu. URIP~DIRI yang berasal dari sang sumber URIP yang meliputi, Menggerakkan dan Menguasai Alam beserta isinya ” URIP kang angelimputi, Ngobahake lan nguwasani Jagad royo sak isine kabeh “. Dan seharusnya URIP~DIRI inilah yang nantinya akan kembali kepada sang sumber URIP….Bukan AKU. Ngono tah kang Boed..??

  5. Wah…. Malang saiki puuuaanass pakdhe….mungkin kakehan wong dholim…..hehehehe………

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Mangkane aku cepet2 oncat metu soko Malang, ben ora kokeyan wong sing Dholim…hhhhaaaahhhaaaaks…

  6. Assalamu’alaikum sedulurku kang sejiwo lan rogo, rogo sucine Nur Muhammad!
    Kulo badhe ndherek leyeh2..
    Dulur, menawi minturut kulo menopo to kang sinebut dholim inggih meniko gawean kito pribadi kang isih seneng ngusik2 marang liyan baik secara lair (ngelok2ne) batin (ngrasani). Sumonggo dimangertosi bilih syari’at meniko ialah ucapan trima kasih kito sami dhumateng Gusti Allah kang akaryo jagad. Monggo ditlesik wonten ing sakjeroning roso sejati.
    Wassalam…

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Wa’alaikum salam Kadangku Manusia Fakir,

    Sejatosipun nopo ingkang dados wewarah panjenengan inggih klebet babakan Dzalim..lah…MENGOLOK-OLOK dan NGRASANI…boso Indonesiane opo toh yoh sing pas kiro-kiro…Membicarakan orang lain gonoh yah mangsrudnya???. Sedulur…Syariat kinten-kinten nopo cekap kemawon arupi dalam bentuk UCAPAN Terima Kasih saja njih…???

    Rahayu

  7. Agama & Budaya adalah senjata yang paling amouh bagi Sang Jendral
    ditangannya Iman menjadi tipu muslihat bagi kesadaran
    dan seni memainkan perannya membangun imajinasi bentuk2 mental
    Yang-Tak-Terbayangkan dikonstruksi dalam pahatan
    Yang-Tak-Termaknai menjadi baris2 puisi
    Yang Maha Misteri disiasati dalam simbol2 fasis

    “You have the potential to dominate, rule & subdue the whole earth”, kotbah pendeta di seminar para pengusaha
    “Berbahagialah orang miskin karena merekalah empunya Kerajaan Allah”, saat di mimbar kampung, jemaat buruh & kuli panggul

    Jadi sudahkah agama membebaskan?
    penerimaan takdir bagi yang satu
    sedang bagi yang lain legalisasi nafsu
    ……..atau memang itu arti ‘Pembebasan’?………

    wordpress.com/2007/12/21/sebuah-teologi-pembebasan/

    ***~~~~~~~~~~~~~~~***

    Lah…orang yg miskin….kuwi kan ateges menungso kang wus biso Ngracut busananing kamanungsan toh Kang Tom??? Ugo manungso kang wus bali marang KESADARANE dewe utowo jarene Kang Boed menungso sing MUTMAINNAH ( tenang ) sebab wes luluh soko sekabehe fihak ke-AKU-an…
    Agomo mung sadermo sarono kanggo NOTO KAHANAN Kamanungsan ben nduweni LAKU kang BECIK marang sapodho-padhane. Menowo Agomo mung digawe sandhangan gawe ngelekke liyan lan kanggo pamer kebenerane dhewe….ateges mung mburu nepsu lan kepentingan WAREGKE WETENG. Kuwi bakal NYILAKANI awake dhewe lan wong liyo.

    Nuwun Kang Tom

  8. Salam,
    Pernah suatu waktu, saya diberikan ungkapan seperti ini ;
    “dholim seorang awam ialah melanggar larangan serta mengabaikan perintahNYA,
    Dholimnya seorang alim melupakan sunnahNYA, serta dholimnya seorang khowas adalah lupa mengingatNYA walau sekejap mata”
    Nopo nggih mekaten to Kang?
    Salam
    Rahayu

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Lah menawi Kang mas Arief, percados mekaten suraosipun mboten wonten klentune kulo kinten. Ning nggeh niku menawi kawontenan paweling MENGINGAT Tuhan…kedah sumerep HANANING Gustine…menawi mboten sedoyo wau taksih kalebet Eling wonten ANGAN-ANGAN utawi PIKIRAN kito. Dados kedah sumerep GELAR~GULUNGE LAKON kanthi LAKU rumiyin….niku miturut kulo loh njih??? Sak lajengipun injih nerapaken LAKU UTOMO utawi mengaplikasikan SALAM dalam wujud karya nyata ingkang saged dipun RAOSAKEN dumateng sapodho-padhane makhluk.

    Salam…Shanti…Rahayu…

  9. Pernah suatu waktu, saya diberikan ungkapan seperti ini ;
    “dholim seorang awam ialah melanggar larangan serta mengabaikan perintahNYA,
    Dholimnya seorang alim melupakan sunnahNYA, serta dholimnya seorang khowas adalah lupa mengingatNYA walau sekejap mata”
    Nopo nggih mekaten to Kang?
    Salam
    Rahayu

  10. Lha niki kang Gundhul, bilih kepareng lan mboten kèwetan paring pangertos bab GELAR-GULUNG punika, supados saged dados pepadhang kulo ingkang taksih bodho wonten RASA – PANGRASA. Matur Nuwun wedharipun.
    Barokallohu alaika wa sallim fii rohmatan lil alamiin.
    Salam.

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Katur Kadangku Arief,
    Sejatosipun panjenengan sampun mangertosi babakan GELAR~GULUNG meniko, awit sedoyo wau sampun kelampahan saben dinten arupi TINGKAH POLAH kito sedoyo kawontenan alam bebrayan. Sedoyo TINGKAH POLAH ( GELAR ) wau kedah saged kito GULUNG salebeting KESADARAN supados Lakonipun saged dados LAKU ingkang sae lan becik tumraping sesami makhluk. Laku meniko miturut kulo wonten GANGSAL perkawes :
    SABAR~NARIMO~NGALAH~TRESNO ( WELAS ASIH )~IKHLAS.

    SABAR :
    Harus benar2 terasa sampai sedalam-dalamnya, tidak bisa berpura2 SABAR tetapi di dalamnya masih tersimpan marah dan bergolak. Misalkan karena usia tua atau telah memiliki Kedudukan hingga dirinya dituakan dalam suatu masyarakat lalu sekalipun sebenarnya marah dan tetap tersenyum ini hal yang BAIK untuk ukuran sesrawungan. Tetapi TIDAK BENAR di dalam menjalani LAKU ini.

    NARIMO :
    Narimo yang sesungguhnya adalah sifat manusia yg dalam segala hal, berusaha semaksimal mungkin sejak awal selalu menyadari dan selalu siap bahwa Gusti ingkang Moho Sucilah yang menentukan GERAK URIP/HIDUP manusia.

    NGALAH :
    Hanya orang yg MENANG yang bisa MENGALAH.
    Mengalah yg sebenarnya adalah kalau kita sampai merasakan DAMAI ( bisa senang, bahagia ) yg tidak ditampakkan secara lebih. Sering dalam kehidupan ini kita menghadapi seseorang yg NGOTOT ingin menang dalam berbagai diskusi dikarenakan Pengetahuan dan Pengalamannya. Kita mengalah dengan harapan orang yg kita hadapi adalah orang yg perlu kita sayangi dan kita akan merasa senang jika orang tersebut terlihat merasa senang dan PUAS.

    TRESNO ( Welas Asih ) :
    Selalu berusaha mencintai dan mengasihi apapun yang ada dan siapapun. Mencintai siapa saja adalah mencintai sesama makhluk tanpa pilih Binatang maupun Tumbuhan sekalipun. Menghadapi siapapun kita landasi dengan RASA CINTA pada diri kita sendiri…yah URIP kita juga.
    Sebab URIP/HIDUP itu berasal dari yang TUNGGAL…yg membedakan adalah Jasad Wadhagnya saja ( RAGANYA ).

    IKHLAS :
    Setiap saat menyadari sepenuhnya bahwa segala hal yg ada pada diri ini, baik Kepandaian, Pengalaman, Kemampuan karena Kekuasaan atau Kekayaan yg kita miliki berupa tenaga, pikiran, waktu bahkan orang2 yg terlanjur kita cintai semua hanyalah milik Gusti ingkang Moho Suci. Maka jika suatu saat barang, benda yang awalnya telah terlanjur kita miliki tadi diminta oleh sang pemilik tidak membuat kita SEDIH dan GELISAH. Jadi IKHLAS tidak hanya jika kita telah merasa KEHILANGAN atau MEMBERI tetapi kita juga IKHLAS dalam menerima suatu apapun bentuknya.

    Meniko sadermo LELAMISAN kulo njih sampun panjenengan PERCADOS kalian kulo. Awit sedoyo wau dereng tamtu cecek kalian tiyang satunggil kelawan satunggilipun.

    Nuwun Kadang Arief

    Rahayu.

  11. Assalamu’alaikum…
    Sedulur sinorowediku!!
    Matur nembah nuwun sanget sampun nambahaken wewarah dumateng kulo..
    Kulo namung badhe ngamini menopo ingkang panjenengan warah aken sabab punopo makaten, karana suanten kulo panjenengan meniko mboten kawedhar saking ubaling nafsu…Nuwun!?
    Wassalam
    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Wa’alaikum salam
    Katur Kadang Manusia Fakir ingkang minulyo,
    Nembah nuwun Sowan panjenengan meniko, mugi andadosaken URIP wonten alam bebrayan meniko tansah Sumunar Pindho Bhaskoro saking Dongo Dinongo panjenengan twin sageto PEPADHANG dumateng Jagad sak isen-isene…Amin…

    Wassalam
    Rahayu.

  12. Ass. Wr. Wb.
    Mbah yai ikutan ngleset, nggih!? Siapa tahu dpt wahyu sejati.
    1. Mbah, ikutan nanya nih!!
    Apa cih yg dimaksud ilmu syari’at, tarikat, hakekat lan ma’rifat itu?
    2. Bgmn merealisasikan dlm hidup kita?
    3. Adakah jalan yg plg cpt utk dpt kenal sama yg Al Haq?
    Sembah nuwun, trima ksh, teng kyu.. (siapa aja boleh komen)
    Wassalam
    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Wa’alaikum Salam
    Katur Kadang Purnomo ingkang dirahmati Allah.
    Mbahas babakan Syareat, Thareqat, Hahekat lan Ma’rifat.
    Sebenarnya Kadangku Purnomo sudah mengetahuinya dan kiranya sudah melakukannya dalam kehidupan dan penghidupan sehari-hari.
    Syariat = Resep, Ilmu tulis
    Thareqat = Praktek
    Hakekat = Merasakan hasil dari praktek hingga menjadikan PERSEPSI
    Ma’rifat = Mengenal atas hasil dari LAKU.

    Contoh paling mudah adalah ketika kita memberikan sesuatu kepada orang lain yg membutuhkan dengan tanpa pamrih.
    Syariatnya = Ada wujud benda berupa barang, uang, tenaga.
    Thareqatnya = Perbuatan memberikan
    Hakekatnya = Merasakan Kesulitan, kesusahan orang lain
    Ma’rifatnya = Menyadari bahwa dalam diri orang itu ada Tuhan.

    Ada kesan selama ini 4 tingkatan Ilmu tersebut seolah-olah perlu dipelajari SATU TAHAPAN demi TAHAPAN. Pedahal yg namanya Syariat itu tidak ada batasannya dan tidak ada habisnya selagi badan ini masih bernafas. Jadi Syariat, Thareqat, Hakekat dan Ma’rifat adalah SATU PAKET dan TUNGGAL yg bisa kita RASAKAN dalam setiap satu kali perbuatan.

    Bagaimana merealisasikan dalam kehidupan kita…???
    Menerapkan, Mengaplikasikan SALAM ( Assalamu’alaikum warohmatullahi wa barokatuh ) penutup dalam setiap Sholat kita. Yakni dalam hidup manusia selalu dituntut untuk memberikan KESELAMATAN, RAHMAT dan BAROKAH buat sesama makhluk dan Alam. SEPI ING PAMRIH~RANE ING GAWE dalam ” MEMAYU HAYUNING BAWONO “. Jadi SALAM tidak hanya sekedar ucapan manis di bibir saja melainkan sebuah LAKU yang harus kita wujudkan dalam karya nyata yg bisa DIRASAKAN oleh sesama makhluk dan Alam. Dengan demikian ISLAM akan menjadi RAHMAT buat Alam Semesta bisa TERWUJUD dan NYATA realisasinya.

    JALAN CEPAT untuk mengenal yang HAQ???
    KENALILAH DIRIMU ( URIPMU/HIDUPMU )…!!!.
    Manusia sebenernya terdiri dari RAGAWI dan URIP/HIDUP ( Nyawa, Roh )
    RAGA bersifat MATERIIL, jadi tidak kekal…suatu saat akan hancur dan kembali ke asalnya menjadi tanah, air, udara dan api.
    URIP/HIDUP bersifat IMMATERIIL yang bersifat KEKAL, sebab berasal dari Tuhan. URIP akan kembali kepada asalnya yakni kepada sang sumber URIP.
    URIP~HIDUP~DIRI SEJATI inilah yg musti kita kenal agar dalam kehidupan ini sang URIP bisa mendominasi sang RAGA agar dalam setiap langkah segala perbuatan akan selalu dibimbing oleh KEHENDAK sang URIP. Sebab URIP ini akan selalu dibimbing oleh sang SUMBER URIP yah Tuhan yg Esa. Oleh karenanya dengan kita mengenal DIRI~URIP~HIDUP diharapkan sang RAGAWI dalam perjalanannya hanya akan MELAYANI kehendak URIP yang SEJATINYA yah melayani Tuhan itu sendiri. Dengan menyadari akan peran kita yg didapuk oleh Tuhan sebagai KHALIFAH di muka bumi ini, sudah selayaknya manusia menyadari akan perannya sebagai HAMBA~ABDI~BATUR~JONGOS~GEDIBAL-Nya Tuhan. Lalu bagaimana cara MELAYANI TUHAN??? yah…kita harus menerapkan SALAM dalam wujud karya nyata tadi kepada sesama makhluk dan Alam…

    Lagi-lagi Kadangku Purnomo jangan mempercayai LELAMISAN~CLOMETAN saya ini. Jadilah DIRI SENDIRI…!!! sebab di dalam DIRIMU ada Tuhan yang selalu membimbing URIP-ku~URIP-mu~URIP-kita…heeeee….Akhirnya ternyata AKU-KAMU-KITA adalah SAMA dan SATU….karena berasal dari yang Maha TUNGGAL.

    Salam
    Rahayu

  13. hehehe….. ci mBah lagi khutbah dakwah…. pancen oyeee…. tak ikut duduk siiik sambil rokoan… hmm… weleh weleeeh dah pas lah buat jadi MURSYID….. mana kopi sama pisang gorengane… waaah akhirnya keluar juga yayaya…. tambah asyiiik nih…. yayaya monggo baaaah… zikiran yaaa waaah tambah adeeem… betah nih kaya dikipas kipas hehehe…
    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Hiiiiiiiiiiiiiiiks…kiks..kiks…
    Wong lagi CLAMITAN kok Kang Boed, mumpung Clamitan belum dikenain pajak sama Pemerintah loh…Haiyaaaaaaaaahhh MURSYID tetangga sebelah yg jualan BAKSO Rombong itu tah???.
    Kang Boed, Gelar tiker lagi noh… ada Kang Zal yg dari tadi nyangkruk di belakangmu…aku tak bikin Kopi Tubruk ala Medan + Pisang Goreng Keju…siiiip dah Ngronda sampek subuh…

  14. ::lho Cak, JareNE, “mereka yang memperhatikan CiptaanKU berkata sungguh tidak sia-sia”, yak opo perbuatan segala perbuatan iku yo Cak…opo ngga ada perlunya…kalau begitu jangan begadang ya…

    lha melu cangkrukan karo KangBoed sambil mendengarkan dangdutan Kang Rhoma.. begadang jangan begadang…kalau tiada artinya…begadang boleh saja kalau ada perlunya… tarriiik men… he…he…
    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Haiiiiyaaaaahh…Kang Zal,
    Mang gak ada yg sia-sia dari segala yg kita pandang maupun yg dipandang orang lain. Sebab semua merupakan PEMBELAJARAN untuk memantapkan langkah bagi yang mencari jalan. Malah jarene ” Barang siapa yg diberi PETUNJUK, maka ia akan mendapatkan Petunjuk dan sebaliknya Barang siapa yg DISESATKAN-NYA sekali-kali tidak akan menemukan/mendapatkan PEMIMPIN yag dapat memberikan petunjuk.

    Terlalu banyak BEGADANG, memang membuat muka pucat karena darah berkurang….noh..jenis BEGADANGE nyapo dhisik kiro-kiro???.

  15. Juaaaaaaaann, adhem tenan teras neng kene mbah, he….he….B-)

    ***~~~~~~~~~~~~~~~***

    Haaaaaaaaaks..kaks..kaks…
    Lah sing ADEM iki asline yoh…Batin sampeyan dhewe kok Kang….
    Pancene Gubug-ku neng tengahe Alas belukar kalimantan kali yah….sing marakke isis lan semilir.

  16. hihihi…. hehehe…. virus endangdutan mulai merasuuk menyerang poro sedulurku hahaha…. virus CINTA yang membebaskan jiwa… membawa jiwa kita berkumpul dalam ikatan satu RASA yayyaya hmm…. akhirnya lanjuuuuuuuut mBaaaah Zaaaal, mBaaaaah Gunduuuul….. tariiiik mBaaaah….. eeeee…. mBah jangan colek colek nyang nyanyi…. sama sama batangan mBaaaah…. hahaha… ketawa sambil nyruput kopi medan sama pisang keju buatan mBah Gundul…. uediaaan uenaaak tenaaaan…
    Salam Sayang

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Sekali-kali aku sama Kang Zal, mbok disuguhi Bajigur Bandung Kang Boed..?? Ojo lali camilane PEYEMPUAN…eh salah ding…PEYEM Bandung katanya pulen tenan rasane…

  17. Salam,
    Sudah lama sekali gak sowan ke mari…
    Ternyata sudah banyak berubah, ya…

    semoga masih inget sama saya, pak… 😀

    ***~~~~~~~~~~~~~~***

    Huuueeeeeeeee….mbak PUTRI, pa kabarne mbak..???
    Apanya yg berubah mbak..??? Tambah Gundhul kepala ini emang iya..haaaaks..kaks..kaks….

    Gak..gak..bakalan lupa sama mbak Putrinya…
    Macih…ingeeeeeett gonoh

  18. ora ono sing dholim utowo sing didholimi. sing mesti yo… takon karo awake dhewe… kon iku wes nuk sing lurus opo gurung.. . soale kabeh wes mbor sak termo dilakokno…

  19. ora ono sing dholim utowo sing didholimi. sing mesti yo… takon karo awake dhewe… kon iku wes nuk sing lurus opo gurung.. . soale kabeh wes mbor sak termo dilakokno… tes

Tinggalkan Balasan ke syelviapoe3 Batalkan balasan