Jagad ALIT, Jagad AGENG

Katur dumateng sedoyo Kadang sinorowedi ingkang sampun kerso rawuh wonten Paseban santri Gundhul, mugiyo tansah pinaringan Karaharjan lan mugiyo Kalis nir Sambikolo wonten samubarang Tumindak~Langkah ugi Panjangkah.

Tulisan ini terinspirasi oleh beberapa Postingannya Kadang mas TONO yang selalu AJEG dalam dialognya dengan saudara kembarnya NOTO. Sungguh merupakan sebuah PITUTUR buat saya pribadi untuk pentingnya selalu MENELISIK ke dalam agar dalam kehidupan dan Penghidupan ini agar hendaknya kita selalu TETEKEN marang Suara dan Kehendak daripada sang URIP~HIDUP~BATIN~NURANI~JAGAD ALIT masing-masing di dalam DIRI kita….Smoga.

Alasan mengapa kita lupa akan tempat asal kita adalah karena kita terlalu tertarik kepada semua keindahan di sekeliling kita di dunia ini. Meskipun mereka itu ilusi, tetapi mereka sangat indah, sangat mempesona. Dapatkah kita bayangkan betapa lebih indah, betapa lebih mempesonanya dunia yang nyata? Semua yang ada di sini adalah tiruan dan bersifat FANA….! Dunia ini hanya tiruan, hanya refleksi atau bayangan dari dunia yang nyata. Seperti halnya cermin, bayangan diri kita di cermin  merupakan refleksi dari diri kita yang sebenarnya; dan walaupun itu bayangan, tetapi tetap terlihat Ganteng/Cantik…heeeee.

Kita semua tahu bahwa alam semesta memiliki dua sisi….satu positif dan satu negatif. Kita juga tahu bahwa di alam semseta terdapat dua dunia. Satu adalah “ JAGAD ALIT “ dunia yang nyata, dan yang lainnya adalah “ JAGAD AGENG “ dunia ilusi yang fana. Kita semua pernah mendengar hal ini. Kita telah mendengar dari manusia-manusia pencerah melalui Kitab-Kitabnya bahwa Tanah “ Kristus, Muhammad, Budha ada di sini, anda dapat menemukannya di dalam diri kita sendiri. Kita semua mendengar dalam Alkitab apapun namanya : “ Kerajaan Allah berada di dekat kita…!!! Lihatlah…!!! Kerajaan Allah ada di dalam diri-mu…diri-ku…diri-kita.” Tetapi kita hanya sebatas mendengarnya saja! Kita bahkan tidak mempunyai waktu untuk berpikir, bagaimana cara kita menemukannya. Jika itu ada, kita harus dapat menemukannya. Ya, kita dapat melakukannya. Hanya ada dua dunia: satu di luar sebagai JAGAD AGENG, satu di dalam sebagai JAGAD ALIT. Satu nyata dan satunya lagi merupakan refleksi dari yang nyata.

Kita sudah mengetahui refleksi dari yang nyata, yaitu dunia fisik ini dimana kita hidup. Jadi hanya ada satu dunia lagi untuk dicari, yaitu dunia yang nyata atau dunia yang berada di dalam yakni “ JAGAD ALIT “ yang merupakan kabalikan dari dunia ini. Kedua dunia itu ada secara serentak. Jika kita melihat sisi itu, kita akan melihat refleksinya.

Jika kita melihat sisi terdalam, kita akan melihat dunia yang nyata. Itu sangat sederhana. Kita hanya perlu tahu ke mana kita harus mencari dan menemukannya. Seperti halnya kita mempunyai sebuah cermin. Ketika kita melihat ke cermin ini, kita melihat refleksi dari diri kita., hmmm..Ganteng/Cantik juga saya rupanya..haaaaa. Ya, Tuhan membuat banyak hal indah, termasuk diri kita..heeee…heeee. Baik, Andaikan kita Ganteng/Cantik, dan saat kita melihat ke cermin, kita berpikir bahwa kita Ganteng/Cantik. Tetapi kemudian, bayangan Ganteng/Cantik ini hanyalah refleksi dari diri kita. Jika kita terus melihat, melihat, dan melihat cermin sepanjang waktu dan merasa ” Ya Tuhan, siapa yang berada di dalam cermin itu, Ganteng/Cantik sekali adanya “, maka kita tidak akan pernah mengingat DIRI kita yang nyata ini. Itulah maksudnya.

Kita boleh saja menikmati bayangan dalam cermin, tetapi kita juga harus tahu bahwa DIRI kita sendiri diluar, nyata, bahkan lebih ganteng/cantik, lebih hidup, dan segala sesuatunya lebih berguna daripada yang ada di dalam cermin. Sama halnya, ada dua dunia. Satu di luar yang kita lihat di sini, dan yang satunya lagi di dalam. Sekali kita memejamkan mata kita dan tahu ke mana kita harus melihat atau mencari, maka kita bisa melihat dunia lain secara serentak yang lebih nyata, indah, bagus, bahagia dan abadi.

Dunia yang nyata ini akan membuat kita sangat puas dan bahagia hingga kita tidak peduli lagi akan pengaruh apapun yang berasal dari dunia luar. Kita tidak merasakan efeknya. Kita akan selalu merasa gembira karena kita tahu sesuatu yang sejati. Cermin ini keadaannya sekarang sedang baik, anda lihat? Ya, ini dalam keadaan baik. Tapi, kadang kala sesuatu terjadi! Cermin itu pecah…..ya, cermin itu jadi pecah. Ketika kita melihat pada cermin yang pecah ini, kita melihat semua wajah kita hancur…! Apakah kita harus menangis…? Apakah kita harus berpikir, “Oh Tuhan, kita tampak jelek”. Karena kita terlalu berkonsentrasi pada cermin ini. Tetapi, sekali kita melupakan cermin itu dan melihat kembali DIRI kita, maka kita akan berkata, “Oh, kita baik-baik saja, wajah kita tidak hancur, kita tidak terluka dimanapun, dan kita masih kelihatan Ganteng/Cantik”.

Itulah cara yang harus kita lakukan dengan dunia ini, dengan DIRI kita sendiri. Lihat kembali pada kenyataan, temukan segalanya di dalam kesempurnaan sejak dahulu… dan akan berlanjut selamanya dalam kesempurnaan. Lalu, kita tidak akan peduli ( gelisah, gundah gulana, merana ) meratapi bagaimana hancurnya dunia luar ini, bahwa itu hanyalah cermin …Kita tidak akan pernah kuatir apalagi ” GENTAR dan TAKUT “. Itulah sebabnya mengapa Para Suci yang tercerahkan selalu bahagia dan mereka selalu puas dalam situasi apapun. Apakah mereka memiliki banyak kekayaan atau tidak, mereka akan selalu merasa bahagia. Ini karena mereka mengetahui “ Jati Diri “ mereka yang sesungguhnya. Mereka mengetahui dunia yang sejati yang penuh dengan kemuliaan, kegemilangan, berkat dan kebahagiaan.

Terangnya dunia di dalam batin itu bagaikan sepuluh ribu kali cahaya matahari….” Nur Alan Nur “. Jadi inilah sebabnya ketika kita telah menemukan dunia sejati di dalam diri kita, yang kita sebut Kerajaan Tuhan, maka kita akan merasa puas, merasa terhibur dan tidak lagi merasa kesepian atau merasa tidak aman. Kita tidak lagi takut pada kematian atau bencana jenis apapun, karena kita tahu bahwa kita tidak akan pernah mati. Kita tahu ada suatu dunia yang miliaran kali lebih indah daripada dunia kita di sini, sehingga kita tidak takut kehilangan apapun.

Kita bahkan tidak takut kehilangan seluruh dunia atau harta benda apapun yang disebut sangat berharga bagi kita sebelum tercerahkan.

59 comments on “Jagad ALIT, Jagad AGENG

  1. jagad gedhe dan jagad cilik agaknya menggambarkan kepribadian manusia dalam pengertian yang sesungguhnya. terima kasih pencerahannya, mas santri gundul. oh, ya, selamnat hari raya idul fitri, mohon maaf lahir dan batin.

    ***~~~~~~~~~~~~~~~***

    Injih pak Guru, Jagad ALIT/AGENG sesungguhnya merupakan ” Pengejahwantahan ” sang PRIBADI setiap makhluk untuk selalu SELARAS~SEIMBANG dalam setiap LAKON GELAR~GULUNG.

    Selamat berhari Raya, mohon maaf Lahir dan Batin.

    Rahayu

  2. ehhh…jadi malu sayah….ternyata tulisan ngawur sayah dibaca bener2 ama cak gundul….sebenarnya ide itu juga berasal dari lelaku spiritual saya dalam bahasa halusnya, bahasa kasarnya yaa dari lelaku ngalamun saya…wakakakakak

    seperti yg sampeyan utarakan saya sepakat bahwa didalam diri kita itu ada cermin yg sangat bening…lupa bahasa arabnya…tapi bahasa jawanya rahsa…apabila masuk kedalam maka ke telenging rahsa, tubuh manusia memang jagat alit tapi ruhnya yg ditangan tuhan itu jagat gede karena pada hakekatnya ruh itu memakai alam semesta sebagai tubuh dan untuk mencapai kesadaran rohani salah satunya dengan masuk ke telenging rahsa maka kesaksiannya adalah “sejatine ora ono opo2 kejobo sing kondho”, sing kondho itu sudah bisa mengatasi kekosongan bahkan bisa mengatasi ruang dan waktu karena mulai mengerti akan dimensi ke empat………bahasa gaulnya “warangka manjing curigo”

    o ya terus terang TONO itu ya saya sendiri m4stono, sedangkan NOTO itu ……rahasia…heheheheh…masih tanda tanya keberadaannya….qiqiqiqiqi http://www.benpenasaran.org
    saya itu memang orangnya ngeyel, gendut dan doyan makan seperti watak TONO ya itulah saya, walaupun saya lebih2kan dikit biar rame…makasih banyak cak gundul telah memberi apresiasi terhadap tulisan2 saya …..saya juga belajar banyak dari panjenengan….semoga kita bisa saling berbagi saling asah asih asuh…………….

    nuwun

    ***~~~~~~~~~~~~~~~***

    Sama-sama Kang TONO,
    Mari kita tingkatkan KESADARAN ” WELAS ASIH ” dalam setiap aksi, tindakan dan perbuatan dalam kehidupan dan penghidupan ini untuk selalu ELING lan WASPODHO ” hingga dalam banyak hal kita bisa MENGAIS MAKNA dan MENJUMPUT HIMAH dari setiap Ayat-ayat Tuhan yg terhampar memenuhi jagad ini.

    Nuwun

  3. Teruntuk semua Sahabat2ku dan Saudara2ku yang Senantiasa dalam Rahmat Allah Swt. Tidak berapa lama lagi kita semua akan memasuki Syawal dan tentunya tiada kata yang lebih bermakna dari saya sekeluarga dalam Silaturrahmi selain Minal A’idin Wal Fa’idzin Mohon Ma…’af Lahir dan Bathin. Semoga Silaturrahmi diantara kita semua dalam Rahmat dan Barokah Allah Swt dan dimasukkannya kita semua ke dalam Majelis yang penuh kedamaian dan ketentraman dalam Majelis Hadhirotun Nuurullah Syajaratul Ma’rifatullah pada Titik Ba’ yang sejati.

    Aaamiin

    Terkhusus buat Saudaraku Mas Santri Gundul, Sungkem Hormatku selalu….
    Semoga kedamaian dan ketentraman serta kelanggengan meliputi diri Mas Santri Gundul beserta keluarga

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Amiiiiiiiiiiiiiiiinnn…yarobbal Alamin.

    Maturnuwun sedoyo Pendoganipun mugi di Ijabahi Gusti Allah Kang. Sebaliknya smoga Kang mas PJ dan Keluarga demikian adanya selalu dalam naungan Gusti kang Murbeng Dumadi kanti MUTMAINNAH di akhir hayat nanti.

    • Ma’afkan diri saya yang tidak tahu diri ini ya….Mas Santri gundul saudaraku atas segala kekeliruan yang tersirat maupun yang tersurat. Semoga tidak saja di Idul Fitri melainkan di setiap waktu Ma’afmu selalu terbuka untuk diriku yang papa ini.

      Salam Fitrah untukmu saudaraku Mas Santri Gundhul beserta keluarga

      ***~~~~~~~~~~~~~~***

      Sama-sama Kang mas PJ.
      Mari sama-sama untuk selalu ELING lan WASPODHO ing samubarang tumindak. Tak ada kesilapan, Kealpaan yang pernah Kang mas PJ lakukan terhadap saya selama ini. Begitu pula harapan saya sebaliknya. Amin.

      Salam Karaharjan sedoyo Keluargi Kang mas PJ.

  4. Jian, Kang Gundul iki pancen oye. Artikelnya menarik dan mengingatkan saya untuk selalu manembah dan meleburkan diri setiap malam.
    Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan bathin.

    ***~~~~~~~~~~~~~***

    Heeeeeeee….yang OYE sejatibning panjenengan Kang, hingga bisa MEMAKNAI tulisan yang tak lebih daripada CELAMITAN~CELOMETAN saya ketimbang nganggur.

    Monggo Kang sami-sami LEBUR dalam KETIADAAN.

    Sugeng Riyadi, Ngaturaken sedoyo Kalepatan

  5. kapan lah awak bisa mikir dan kontemplasi, bila dunia saat ini terlalu gegap gempita bahkan dalam sepi sekalipun masih trasa luar biasa hingar bingar, tak hanya suara, juga kata-kata, pun nada.. Ah, berat mencapainya.

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Pada saat PIKIRAN telah kita endapkan dalam TELENGING ATI ( RASA ) hingga tak bisa lagi mengembara atau Kemrungsung. Pada saat itulah orang Jawa menekankan perlunya Lakon URIP SAJRONING PATI hingga segala keadaan yang berada di luar DIRI takkan mengganggu atau bahkan sampai menggiurkan adanya.

  6. Sugeng Riyadi, Kang!
    Nglebur sedaya kalepatan. Nyuwun Agunging pangersami.

    ***~~~~~~~~~~~***

    Injih sami-sami ngaturaken sedoyo kalepatan mugiyo dinten sakmeniko saged lebur saking Ridhoning Gusti Ingkang Moho Suci. Sugeng Riyadi pak Guru Gempur.

  7. Terselip khilaf dalam candaku,
    Tergores luka dalam tawaku,
    Terbelit pilu dalam tingkahku,
    Tersinggung rasa dalam bicaraku.
    Hari kemenangan telah tiba,
    Semoga diampuni salah dan dosa.
    Mari bersama bersihkan diri,
    sucikan hati di hari Fitri.
    Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H
    Taqoba lallahu minnaa wa minkum
    Shiyamanaa wa shiyamakum
    Minal ‘aidin wal faizin
    Mohon maaf lahir dan batin
    Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabatku terchayaaaaaaaank
    I Love U fuuulllllllllllllllllll

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Tiada KEBAHAGIAAN dan KEDAMAIAN selain telah kembalinya KESADARAN pada setiap DIRI untuk kembali berpegang kepada URIP~HIDUP~DIRI, hingga tak ada lagi segala Permasalahan dan Persoalan yang menghantui Pikiran. Inilah sejatinya KEMERDEKAAN~FITRAH manusia.

    Aku Tresno Poooooooooooooolllll marang sliramu Kang.

  8. Kedal ing rasa nu pinuh ku bangbaluh hate, urang lubarkeun, ngawengku pinuh ku nyuuh, meungpeung wanci can mustari. Taqabalallahu Minna Wa Minkum
    Wilujeng Idul Fitri 1430 H, sim kuring neda dihapunten samudaya kalepatan.
    Kuring neda dihapunten kana samudaya kalepatan, boh bilih aya cariosan anu matak ngarahetkeun kana manah, da sadayana oge mung saukur heureuy, manusa mah teu tiasa lumpat tina kalepatan jeung kakhilafan

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Yah leres Kang Boed, Manusia tempatnya LUPUT, SALAH dan KHILAF dan itu menandakan bahwa kita tak memiliki KEKUATAN tanpa DIKUATKAN oleh sang Sumber URIP. Kesalahan utama kita adalah pada DIRI sendiri yang jika tak mampu kita redam akan berdampak kepada yang berada di luar DIRI ( Alam beserta segala isinya ). Inilah yang senantiasa harus kita REDAM~KENDALIKAN segala MOBAH dan POLAHNYA guna menuju sikap yang WELAS ASIH, walaupun berat dalam merealisasikannya.

    Salam Sayank selalu buatmu Kang

    WOLO-WOLO KUWOTO

  9. Mengucapkan Selamat Idul Fitri, Mohon maaf lahir dan bathin
    Sudah lama jalan-jalan disini namun baru sekarang bisa komen, salam kenal.

    ***~~~~~~~~~~~~~***

    Sugeng rawuh katur Kadang mas Susilo ( Mandor Tempe ),

    Sama-sama saya juga mengucapkan Minal Aidin walfaidzin mohon maaf lahir Batin.

    Salam kenal kembali Saudaraku

  10. Mengucapkan…

    Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1430H,
    Minal Aidin wal Faidzin,
    Dari kedalaman lubuk hati, mohon maaf lahir dan batin atas segala kekhilafan dan kesalahan saya…

    Semoga Kidimas Santri Gundul sekeluarga selalu dalam limpahan Berkah & Rahmah ALLAH swt…
    Amiiinnn…

    Salam…
    Rahayu Karaharjan

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Maturnembah nuwun kulo aturaken dumateng Kadang Sepuh DBO ingkang minulyo.
    Injih sami-sami mgiyo panjenengan tansah kunjuk nampi kanti bingahing manah sageto purun Ngapunten sedoyo kalepatan kulo sakeluargi.

    Sugeng Riyadi 1430 H.

    Rahayu

    Salam Sihkatresnan

  11. Kunjuk atur dumateng Kang Santri Sakeluarga…
    Kula TukiPon Sakeluwarga..

    NGATURAKEN SUGENG RIYADI 1430 H

    Mugi Amal saha Ibadah kita sedaya wonten ing sak lebeting Alam Gesang Saged dipun tampi kalian Gusti Ingkang Maha Kuwaos Lan boten kesupen kula ngaturaken agunging Samudra pangaksami dumateng Kang Santri Sakeluarga… Mbok bilih wonten ing saklebeting kekadangan ing Padepokan mriki Wonten salah ucap saha salah atur kula ingkang kirang nujuprono ing saklebeting manah Kang Santri lan para Kadang. Sepindah malih kula ngaturaken agunging Sih Samudra Pangaksami… lan mugi Gusti ingkang Maha Kuwaos Purun hanglebur kesalahan kito sedoyo. Amiin…

    Salam
    Sihkatresnan Selalu 😀

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Maturnembah nuwun katur Kadang mas Tukipon,

    Semanten ugi kulo sak keluargi injih ngaturaken sedoyo Kalepatan, mugi ing dinten meniko saged LEBUR dening Kuaosipun Gusti Ingkang Moho Suci.
    Sugeng Riyadi 1430 H.

    Rahayu

    Salam Sihkatresnan ugi Karahajan

  12. Dalam kesempatan ini..,
    Saya Mengucapkan Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1430H,
    Mohon Maaf Lahir Batin atas Segala Kesalahan2 selam ini baik sengaja maupun tidak.

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Sama-sama Kadang mas Sikapsamin,
    Manungso pancen panggonane LUPUT lan SALAH, mulo ayo podho ELING lan WASPODHO ing samubarang Tumindak kudu Marsudi marang URIP.

    Rahayu

  13. Sobatku kangmas,

    Rasa syukur, cinta dan keagungan Tuhan
    Kepasrahan diri, kasih Tuhan dan kasih sesama
    Tertuang melalui kata-kata yang sederhana, namun sarat makna
    itulah wajah cinta kita

    Kata-kata yang sederhana itu, lahir dari hatiku yang paling dalam,
    Ketika dan jika ada komentar saya yang tak berkenan dihati anda,
    Mohon maaf lahir batin, Minal Aidin Walfaizin,
    Selamat Hari raya idul fitri 1 Syawal 1430 H
    Salam sejahteraku,

  14. Lebaran telah tiba !!!..

    Sebulan sudah kita jalani Ramadhan bersama
    Malam penghujung hari yang indah ini
    Genderang Perang sudah di tabuh.
    Pekik Kemenangan dikumandangkan
    Alunan Nada Pengagungan dinyanyikan
    Suara Riang Gembira berkeliling kota
    Ramadhan dengan segala perniknya telah kita lewati bersama

    “Demi Masa sesungguhnya manusia itu merugi”

    Mudah mudahan Jerit kemenangan ada dalam diri kita semua
    Sebab tiadalah semua ini kecuali kembali kepada Fitrah Diri
    Mari bersama kita saling mensucikan diri menuju Illahi Robby
    Membersihkan diri melangkah menemukan diri sebenar diri
    Mulai menghampiri DIA tulus ikhlas karena CINTA
    Meraih keselarasan diri dalam Ketenangan Jiwa
    Bebenah dan jadikan momentum kemenangan ini
    Menjadi Manusia seutuhnya meliputi lahir bathin
    Dahulu datang putih suci bersih
    Mudah mudahan kembali suci putih bersih
    Tiada kata yang terungkap lagi
    Mari kita bersama menyambut hari yang FITRI
    Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H
    Taqoba lallahu minnaa wa minkum
    Shiyamanaa wa shiyamakum
    Minal ‘aidin wal faizin
    Mohon maaf lahir dan batin

    Dari :
    ” Kang Boed Sekeluarga “

    Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang
    ‘tuk Sahabat Sahabatku terchayaaaaaaaank

    I Love U fuuulllllllllllllllllll

  15. Satu kata yang tiada tergantikan
    Kata MAAF nan tulus dan ikhlas
    Keluar dari lubuk hati terdalam
    Terselip khilaf dalam candaku,
    Tergores luka dalam tawaku,
    Terbelit pilu dalam tingkahku,
    Tersinggung rasa dalam bicaraku.
    Buruk laku tindak tandukku
    Hanya Harap dan MAAF terucap
    Mudah mudahan esok lebih baik
    Saat Hari Kemenangan telah tiba,
    Semoga diampuni salah dan dosa.
    Mari bersama bersihkan diri,
    Murnikan Jiwa dalam genggamanNYA
    sucikan keping hati di hari nan Fitri.
    Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H
    Taqoba lallahu minnaa wa minkum
    Shiyamanaa wa shiyamakum
    Minal ‘aidin wal faizin
    Mohon maaf lahir dan batin

    Dari :
    “Kang Boed Sekeluarga”

    Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang
    ‘tuk Sahabat Sahabatku terchayaaaaaaaank
    I Love U fuuulllllllllllllllllll

  16. mohon maaf lahir batin atas segala kekilafan kami,SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1430 H.
    Terima kasih atas segala “pencerahannya”yang dpt memperluas kedamaian dihati sesama.

    Hidup bersama dalam komunitas dapat saling meningkatkan mutu hidup dan membangkitkan gairah,bila dimaknai sebagai kesempatan untuk saling”asih-asah-asuh” dengan hidup penuh perhatian,pengertian dan pengampunan.

    Mugi Gusti tansah paring berkah dumateng kangmas Kariyan sabrayat agung.

    salam rahayu.

  17. pamuji rahayu..,

    apa kabar kang Gun.., sampun lami mboten njedul mriki.. nyuwun ngapunten.., nembe ambles bumi maya…niki., mugya panjenengan tansah karaharjan kasugengan nggih Kang .., nuninjih kangmas sedaya wau sageda ginulung saklebeting telenging angga kanthi rahsa kang karahsan.., ndadosaken sampurnaning gegayuhan kanthi welas asih lan kaweningan sedayanipun. sebab sampun tansah ginulung., nanging nggih awrat sanget..,
    matur sembah nuwun
    rahayu..,

  18. Sebulan sudah kita jalani Ramadhan bersama
    Malam penghujung hari yang indah ini
    Genderang Perang sudah di tabuh.
    Pekik Kemenangan dikumandangkan
    Alunan Nada Pengagungan dinyanyikan
    Suara Riang Gembira berkeliling kota
    Ramadhan dengan segala perniknya telah kita lewati bersama
    “Demi Masa sesungguhnya manusia itu merugi”
    Mudah mudahan Jerit kemenangan ada dalam diri kita semua
    Sebab tiadalah semua ini kecuali kembali kepada Fitrah Diri
    Mari bersama kita saling mensucikan diri menuju Illahi Robby
    Membersihkan diri melangkah menemukan diri sebenar diri
    Mulai menghampiri DIA tulus ikhlas karena CINTA
    Meraih keselarasan diri dalam Ketenangan Jiwa
    Bebenah dan jadikan momentum kemenangan ini
    Menjadi Manusia seutuhnya meliputi lahir bathin
    Dahulu datang putih suci bersih
    Mudah mudahan kembali suci putih bersih
    Tiada kata yang terungkap lagi
    Mari kita bersama menyambut hari yang FITRI
    Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H
    Taqoba lallahu minnaa wa minkum
    Shiyamanaa wa shiyamakum
    Minal ‘aidin wal faizin
    Mohon maaf lahir dan batin
    Dari :
    ” Kang Boed Sekeluarga “
    Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang
    ‘tuk Sahabat Sahabatkuku terchayaaaaaaaank
    I Love U fuuulllllllllllllllllllllllllllll

  19. mudah mudahan semangat lebaran.. semangat persahabatan dalam CINTA dan KASIH SAYANG terus melekat di hati kita semua.. dan bertumbuh kembang membangun kembali kepribadian bangsa yang ramah dan penuh CINTA
    salam sayang untukmu saudaraku

  20. pamuji rahayu…,

    kangmas Santri Gundul.., kita sedaya tansh nandang sungkawa… atas kejadian yang menimpa sudara saudara kita di Sumbar…, mugya tansah kenging pitulungan Gusti kang Welas Asih…, diberikan ketabahan dan dijauhkan segala rubedha sambikala, kita sami prihatin …,
    matur sembah nuwun
    salam sihkatresnan
    rahayu..,

  21. leres sangst Uwa Kariyan
    Gebyaring jagad menika pindha manising madu
    Amung samudana nulya aywa den pepetri
    Mukti wibawa amung sesinglon
    Regeding kalbu getering nafsu
    Kabeh wus kapupu
    Sayekti sanes ingkang sejati
    inggih niki syahadat sejati
    kawruhanana dununge Sang Gesang ing teleng jiwa raga kita

  22. MENGUCAPKAN SELAMAT ATAS NAMA PERSAHABATAN DAN PERSAUDARAAN

    SEMOGA DENGAN BERJALANNYA WAKTU SEMAKIN MEMPERSATUKAN KITA SEMUA.. TIDAK MELIHAT SIAPA KAMU.. APA AGAMAMU.. APA MAZHABMU.. TETAPI DENGAN MENYADARI KITA BERASAL DARI YANG SATU..

    SALAM SAYANG SELALU

  23. Salam Persatuan Kepada Saudaraku Semua

    Kebanggaan Sebagai Anak Negeri. Jiwa Persatuan sebagai Bangsa Indonesia akan selalu tergurat di dalam diri. Tekad dan Harapan Menjadi Negeri Yang Besar tak akan pernah pudar oleh apapun. Semua berpadu menjadi sebuah Harapan yang bersandar pada Sosok Sang Pemimpin. Sang Pemimpin yang mampu mewujudkan semua itu. Sang Pemimpin Harapan Kita. Harapan Bangsa dan negeri Indonesia.
    Biarkanlah harapan itu selalu tersemai dengan indah. Dan akan kita wujudkan bersama satu saat nanti. Harapan itu pulalah yang mengiringi untaian kata-kata dalam tulisan dibawah ini yang terangkai dalam beberapa bagian. Bagian awal (BabI) akan ku sampaikan saat ini sedangkan bagian lainnya akan kusampaikan kemudian. Dan aku berharap saudaraku semua akan berbagi, menebarkan dan menyampaikannya pula kepada yang lain. Agar Kita dapat merasakan dan meyakini bahwa Harapan itu masih ada dan kelak … akan terwujud.

    KUTEMUKAN SOSOK
    … “SANG PEMIMPIN BESAR” …

    BAB I
    INDONESIA DAN SANG PEMIMPIN BESAR

    Indonesia bagaikan sebuah Permata Berkilau dalam jagat raya kehidupan. Sebuah Permata terindah yang sesungguhnya begitu mempesona, menawan mata hati dan jiwa siapapun yang memandang. Namun sayangnya Kilau Permata itu belumlah mampu memancar dengan sempurna. Sebagian kilaunya masihlah terpendam belum terpendar keindahan sesungguhnya.

    Itulah Indonesiaku negeri kebanggaanku. Negeri yang telah memberikan nafas kehidupan. Walaupun sebahagian kilaunya masih terpendam namun aku menyakini bahwa sebuah Permata tetaplah Permata sampai kapanpun. Dan pada saatnya nanti kilau keindahan sesungguhnya pasti akan memancar.

    Bila saat itu tiba maka siapapun yang memandang akan terpukau, mengagumi bahkan bergetar hatinya karena memandang keindahan dan kebesaran Indonesiaku yang sesungguhnya.

    Indonesia … Keindahannya tak akan pernah cukup untuk dilukiskan dengan berjuta untaian kata sekalipun.

    Indonesia … Kebesarannya tak akan terwakilkan dengan goresan tangan siapapun jua.

    Indonesia … Warna-warni Keragaman Pesona dan Budayanya tak akan mungkin tergantikan oleh sapuan kuas apapun.

    Indonesia Permata Beribu Pulau terpagari oleh tonggak-tonggak Kegagahan Anak-anak negerinya, terpoles Sempurna dengan Keindahan Artistik Alamnya.

    Dan sampai kapanpun Indonesiaku adalah Indonesia … Sang Permata Berkilau di semesta ini.

    Karena memang Indonesiaku adalah Guratan Sempurna. Maha Karya Terindah Guratan Tangan dari Sang Maha Kuasa.

    Itulah Indonesiaku … aliran darahku, helaan napasku, hakikat dan jiwaku sebagai Anak Negeri.

    Dan aku hanyalah salah satu dari anak-anak negeri Indonesia yang selalu berharap Maha Karya Terindah ini akan selalu terjaga sepanjang masa. Selalu berharap dan siap melakukan apapun demi untuk melihat Kilau Permata Indonesiaku tercinta selalu terpendar, tak akan pernah padam oleh siapapun atau apapun.

    Kilau Keindahan, Kilau Kebesaran yang akan selalu ditopang oleh setiap rakyat dan seluruh anak-anak negeri Indonesia yang tentunya berada dalam satu arahan, satu tuntunan dan satu rengkuhan yang akan selalu menaungi, menjaga hingga menghantarkan Perjalanan Sejarah Bangsa dan Negeri Indonesiaku ini. Dan itu akan berpuncak kepada satu figur Pemimpinnya.

    Dan aku hanyalah satu dari begitu banyak rakyat di negeri ini yang berharap menemukan dan memiliki sosok Pemimpin Terbaik. Pemimpin Terbaik yang mampu memimpin dalam arti sesungguhnya. Memimpin untuk dapat melajukan Kapal Kehidupan Negeri ini, menghindari karang-karang terjal ataupun menghadapi garangnya ombak kehidupan hingga kapal ini dapat terus melaju dan pada akhirnya mengembangkan Layar Kehormatan dan Kebanggaan sebagai Bangsa dan Negeri Indonesia.

    Seorang Pemimpin yang mampu menempatkan Bangsa dan Negeri ini untuk berdiri sama tegak bahkan melampaui bangsa-bangsa dan negeri lain.

    Seorang Pemimpin yang memiliki Kharisma Kepemimpinan yang sejati hingga mampu menerpa dan menyentuh setiap rakyatnya, menunjukkan kegagahan diantara pemimpi-pemimpin bangsa manapun hingga mampu menghantarkan bangsa ini ke Puncak Kehormatan, menggenggam Harkat dan Martabat sebagai Bangsa yang Besar.

    Pemimpin yang siap mempersembahkan segala hal terbaik yang dimiliki, berjuang dan mengabdi hanya untuk Sang Pertiwi. Berjuang tanpa pamrih hanya atas dasar tekad dan kesungguhannya sebagai Anak Negeri yang tengah memimpin Bangsa dan Negerinya.

    Pemimpin yang akan selalu dihormati dengan hati karena dirinya adalah Simbol Kebanggaan Rakyatnya.

    Dan untuk menjalankan kepemimpinan itu tentunya membutuhkan seorang
    Pemimpin yang memiliki dasar dan arahan langkah untuk berpijak, memiliki pengetahuan kehidupan, kemampuan untuk membimbing dan mengarahkan kepada satu tujuan besar.

    Karena hanya Pemimpin yang berkharisma, memiliki kemampuan dan dasar pijakan langkah yang kuat yang akan mampu membentuk dan melahirkan anak-anak Negeri yang gagah dan berkarakter yang akan membuat siapapun di negeri ini menepuk dada menunjuk dengan bangga sebagai Rakyat Indonesia.

    Sebuah Seruan Kegagahan yang “berisi” bukan hanya slogan semata. Sebuah seruan yang akan membahana di angkasa raya dan hanya mungkin terwujud dengan sentuhan tangan yang tepat dari Pemimpin Terbaik.

    Itulah harapanku, harapan saudaraku seluruh Rakyat Indonesia. Namun akankah sekeping harapan itu yang selalu berusaha untuk kita jaga akan bisa terwujud?

    Akankah harapan itu tetap mampu bersinar dan menggapai suatu hasil terbaik seperti yang kita harapkan?

    Mungkinkah kita dapat berjumpa dengan seorang Pemimpin yang memang memiliki sebuah tekad dan kesunggguhan untuk memimpin dengan sepenuh hati, berjuang tanpa pamrih, mempersembahkan dan mengorbankan segala kelebihan yang dimiliki hanya untuk Kebesaran dan Kehormatan Negeri Indonesia tercinta ini?

    Ach ……sepertinya semua itu bagaikan mimpi disiang hari, bagaikan pungguk merindukan bulan. Akankah menjadi nyata? Akankah semua itu hanya tetap berakhir menjadi impian kosong?

    Karena seiring waktu yang berputar, disadari atau tidak perlahan-lahan harapan itu seakan seperti memudar karena tak kunjung berjumpa sosok Pemimpin yang diharapkan.

    Siapapun bisa dan mampu duduk diatas kursi kepemimpinan namun tidak semuanya mampu menjadi seorang Pemimpin.

    Sering kali yang terlantun hanyalah bermanis kata, menunjukkan pesona bahkan perhatian tapi semua hanyalah sesaat demi meraih kepentingan dan keuntungan untuk diri mereka. Bukan untuk kita, bukan untuk Rakyat dan Negeri Indonesia.

    Rasanya lelah menanti, lelah berharap tanpa ada setitik cahaya yang memungkinkan semua itu bisa terwujud. Dan disaat sisa-sisa helaan nafas harapan semakin menipis, disaat keinginan dan cita-cita seakan begitu jauh untuk digapai, disaat rasa lelah menyergap begitu kuat dihati ini. Dan disaat kepiluan semakin menyengat ketika memandang satu demi satu Kebesaran Negeri ini meredup, terenggut, terampas tanpa mampu berbuat apapun.

    Kebesaran Negeri yang tak dipandang atau bahkan sengaja dicoreng oleh tangan-tangan tak bertanggung jawab.

    kebesaran Negeri yang dinodai, terampas dan terenggut oleh keculasan bangsa dan negeri lain, yang semuanya bermula atau sebenarnya didasari karena tidak mampu menerima, berlapang dada memandang Kebesaran, Keindahan ataupun Kemakmuran bangsa dan negeri ini hingga dengan berbagai cara menginginkan pula untuk mampu memiliki dengan meninggalkan goresan tajam kepahitan untuk bangsa dan negeri ini.

    Mereka yang bukan apa-apa, bukan siapa-siapa tapi berlagak seolah mengetahui dan lebih memiliki kuasa untuk menentukan sesuatu atas diri bangsa dan negeri ini.

    Apakah Kebesaran Bangsa dan Negeri ini yang terlalu melimpah? Hingga kita tak mampu menjaganya dengan baik?.

    Ataukah para sosok-sosok yang seharusnya menjaga dan menjadi rantai rantai pengokoh, menaungi dengan kegagahan namun tak mampu menjaga Kebesaran Bangsa dan Negeri ini dengan sepenuh hati?
    Atau apakah karena memang tak mampu untuk melakukannya?

    Belum lagi Kebesaran Bangsa dan Negeri ini yang turut tercoreng, yang diredupkan oleh sesama anak negeri sendiri, sesama saudara sejiwa yang seharusnya saling menjaga, tapi karena ego dan kepentingan sendiri melupakan bahwa kehidupan yang mengalir didalam dirinya adalah merupakan pemberian dari Sang Bumi Pertiwi.

    Hingga disengaja ataupun tidak justru ada sesama anak negeri yang menancapkan sembilu duka pada Sang Pertiwi.

    Bila kebesaran tak mampu lagi memancar, maka harga diri dan martabat pun turutlah redup karena terinjak-injak oleh tangan-tangan dari bangsa bangsa lain yang memandang sebelah mata, menganggap seolah tak berarti bahkan nyatanya ada pandangan yang menganggap kita sebagai bangsa pecundang.

    Siapakah yang seharusnya maju dan berdiri didepan menghadapi semua hal yang datang untuk meredupkan Kebesaran Negeri ini?

    Rakyatnya yang tak mampu bersatu ataukah Pemimpinnya yang tak mampu menyatukan?

    Rakyatnya yang kehilangan arah ataukah Pemimpinnya yang tak mampu menuntun, menunjukkan hingga menghantarkan apa yang harus dilakukan untuk tetap menjaga dan membuat Kilau Kebesaran itu selalu terpancar.

    Bagaimanapun sebagai rakyat maka langkah-langkah kaki anak negeri Indonesia ini akan mengarah dan mengikuti jejak langkah yang ditunjukkan oleh sang Pemimpinnya.

    Lalu bagaimana jadinya bila sosok yang dijadikan panutan, sosok yang memimpin, namun dirinya sendiri tidaklah mengetahui arah mana yang harus dituju atau langkah apa yang tepat yang harus dilakukan.

    Maka akan menuju kemanakah Kapal Kehidupan Bangsa ini? Terus melaju ataukah terpuruk?

    Lalu apakah kita diam melihat semua itu? Akankah kita biarkan Kebesaran dan Kejayaan yang seharusnya bersinar, pudar, hilang dan terenggut begitu saja?

    Relakah kita melihat Bangsa dan Negeri yang kita cintai, para generasi-generasi penerus yang kita kasihi hanya mendapatkan sisa-sisa dari kehormatan yang seharusnya semakin lama semakin mencapai puncak, dan pada akhirnya hanya akan dianggap menjadi bangsa dari generasi yang tanpa arti.

    Yach …..jawabnya tidak!!! Dan siapapun kita sebagai Rakyat Indonesia tidak akan pernah rela bila harga diri diinjak apalagi dianggap sebagai bangsa pecundang.

    Kita pasti akan siap berdiri gagah menghadapi siapapun atau apapun. Kita pasti akan siap berdiri gagah, mengepalkan tangan bahkan menunjuk hidung, menghadapi siapapun atau apapun yang hendak mencabik harga diri sebagai Bangsa Indonesia.

    Kita siap mencucurkan peluh, mencurahkan segala daya, mewarnai dengan Aliran Darah Keberanian dan Kesucian Hati, demi untuk memandang Sang Merah Putih selalu Berkibar dengan Gagah.

    Kita adalah Ksatria Negeri, yang selalu siap menyatukan jiwa, mempersembahkan segala hal yang terbaik, menggemakan dengan lantang Kehormatan Sang Pertiwi.

    Namun sekali lagi semua harapan itu, semua semangat dan tekad itu seolah bagaikan berlalu begitu saja.

    Tekad, Keinginan dan Semangat Berkobar. Namun tanpa ada satu sentuhan dari seorang Pemimpin yang tepat, yang mengarahkan langkah kita maka kita bagaikan kehilangan arah, terpecah sendiri, bagai kehilangan Satu Tujuan Hidup Berbangsa dan Bernegara yang seharusnya selalu kita junjung.

    Sekali lagi, pada akhirnya semuanya akan berujung dan bergantung kepada satu sosok yaitu sosok Sang Pemimpin. Dan jelas tentunya bukanlah seorang Pemimpin yang hanya memiliki pesona belaka, menjadi sosok yang beruntung karena duduk disinggasana. Tapi yang kita butuhkan sosok Seorang Pemimpin Besar.

    Pemimpin Terbaik karena memiliki pengetahuan dan kemampuan serta segala hal lainnya. Memiliki daya dan karya untuk membimbing kita semua mengarahkan, menuntun, menghantarkan hingga memastikan langkah Bangsa Indonesia akan sampai disatu Puncak Tujuan Tertinggi.

    Seorang Pemimpin yang mampu menjadi Teladan Sejati karena memang telah memahami makna dan hakikat sebenarnya sebagai seorang Anak Negeri dan bagaimana menjalankan peran terbaik itu.

    Seorang Pemimpin yang berjuang tanpa pamrih karena setiap perjuangannya, setiap gema kegagahannya memimpin bangsa ini adalah merupakan wujud nyata, persembahan bakti tertinggi seorang Anak Negeri kepada Ibu Pertiwinya.

    Wujud nyata yang membuat kita pasti dapat menilai dan mengukur sebuah ketulusan sejati. Melihat dengan jelas dan nyata sebuah bentuk pengabdian dari Seorang Pemimpin.

    Bakti tertinggi, pengabdian yang tulus dari Seorang Pemimpin tentunya tak akan pernah mengharapkan pamrih atau imbalan apapun. Bahkan sebuah pembayaran atau bahkan gaji sekalipun. Karena memang pastilah sosok Pemimpin itu memahami benar bahwa dirinya sedang menjalankan Peran Terbaik sebagai seorang Anak Negeri, bukan tengah berniaga dengan Negerinya apalagi mengharapkan upah atas Kepemimpinannya.

    Seorang Pemimpin Sejati yang akan menjadi Motivator Terbesar, Pembangkit Semangat Nasionalisme yang akan mampu menyatukan kita semua menggapai masa depan Bangsa dan Negara yang lebih baik.

    Selalu siap menyuarakan kegagahan, berjuang sebagai sosok Anak Negeri yang membela harga diri Ibu Pertiwinya.

    Wahai saudaraku Rakyat Indonesia. Tentunya gema harapan itu yang berkecamuk didalam dada kita tapi sekaligus bercampur antara keyakinan dan kehilangan keyakinan.

    Karena sepertinya tidaklah mungkin menemukan Sosok Pemimpin seperti yang kita butuhkan. Dan kita pun terkadang bimbang seperti apakah sebenarnya sosok Sang Pemimpin Besar yang kita butuhkan itu?

    Adakah sebuah tolak ukur atau landasan yang menjadi penguat keyakinan kita bahwa itulah sosok Seorang Pemimpin yang sesungguhnya?

    Tentunya pertanyaan itu pun akan terus menjadi pertanyaan tanpa akhir, tanpa kunjung mendapat jawaban bila kita hanya berdiam diri atau termangu saja.

    Bagaimana mungkin kita berharap menemukan sesuatu yang terbaik bila kita hanya berdiam dan menunggu saja. Menanti entah berapa lama, menanti entah sampai kapan. Dan apakah pada akhirnya penantian itu akan menghantarkan bertemu sesuatu yang terbaik bagi kehidupan kita.

    Untuk mendapatkan hal yang terbaik secara pribadi saja maka kita harus mengerahkan segenap kemampuan, segala upaya untuk bisa mendapatkannya. Apalagi ketika berbicara tentang Bangsa dan Negara, tentang peran kita sebagai Rakyat sekaligus Anak Negeri, maka sudah tentu kita pun harus bersiap diri, melakukan segala hal, melakukan apapun untuk memberikan sebuah sumbangsih tersendiri kepada Negeri ini.

    Mulai dari saat ini, mulai dari hal yang terkecil, dimulai dari diri sendiri mencoba menata, mengkondisikan, menyatukan persepsi, menyamakan tujuan dengan menyadari dan menanamkan bahwa segala sesuatu yang ada di Negeri ini, apapun yang terjadi pada Bangsa ini, maka semua itu akan kembali dan berpulang kepada diri kita sendiri.

    Melakukan kebaikan, menjaga dengan kemampuan yang ada, mengerahkan potensi yang dimiliki, hanya dan untuk atas nama Bangsa dan Negeri Indonesia. Sekecil apapun adalah jauh lebih baik dari pada berdiam diri atau bahkan berbuat keburukan.

    Membuka wawasan dan cakrawala berpikir, memandang jauh kedepan untuk menjadi pribadi-pribadi Rakyat sekaligus Anak Negeri yang terbaik. Membekali diri dengan pengetahuan, potensi dan kemampuan untuk kita satukan pada saatnya nanti.

    Dan diujung langkah perjuangan kita sebagai pribadi Anak-anak Negeri maka adalah mempertajam pandangan, memandang dan mendengarkan dengan hati, memberikan penilaian obyektif, memilah dan menetapkan dengan suara hati terdalam hingga langkah kaki kita semua akan sampai disebuah perjalanan, dan pada akhirnya dapat menemukan sosok Pemimpin Terbaik bagi kita semua.

    Pada akhirnya aku berharap apapun yang kita lakukan, apapun pengalaman dan hal-hal berharga yang kita dapatkan. Teruslah berupaya dengan segenap kemampuan agar pada akhirnya kita dapat saling berbagi, mengingatkan, menyampaikan dan saling bersama membulatkan tekad untuk mulai menapak lebih baik, berbuat hal yang nyata untuk Rakyat dan Bangsa Indonesia karena sesungguhnya semua itu adalah untuk diri kita pula.

    Wahai saudaraku … semaikanlah dan biarkan tumbuh dengan kuat Keyakinan dan Kebanggaan sebagai Anak Indonesia. Agar pada saatnya nanti bersama kita gemakan kesegenap penjuru semesta.

    Akulah Anak Indonesia. Akan Kubuat Sang Pertiwi tersenyum Bangga. Akan Kuhiasi Angkasa Raya dengan Kibaran Kegagahan Sang Merah Putih.

    Akan kubuat setiap hembusan angin hanya menebarkan Keharuman Nama Bangsa dan Negeri Indonesia.

    Indonesiaku yang Bersinar bagai Permata Terindah di Jagat Kehidupan.

    Indonesiaku Nan Permai Guratan Maha Karya Sempurna.

    Indonesiaku Yang Gagah dengan Rantai Pengokoh Ikrar Setia Anak-anak Negeri.

    Indonesiaku Yang Bermartabat, menggetarkan siapapun dalam Genggaman dan Pancaran Kharisma Sang Pemimpin Besar.

    Demi Kebanggaan sebagai Rakyat Indonesia.

    Demi Kebesaran Bangsa. Demi Kebesaran Negeri Indonesia yang Berkilau di Puncak Kehormatan Tertinggi yang akan mampu kita wujudkan hanya dengan sentuhan sosok Sang Pemimpin Besar.

    Sang Pemimpin Besar Yang Memimpin dengan Pengetahuan dan Kemampuannya.

    Sang Pemimpin Besar yang Menuntun dengan Daya dan Karyanya.

    Sang Pemimpin Besar yang Menyentuh dengan Ketulusan dan Kebesaran Hatinya.

    Sang Pemimpin Besar … Sang Pemimpin Sejati … Yang akan membuat Bangsa ini Menepuk Dada Menunjuk dengan Bangga sebagai Rakyat Indonesia.

    Hingga pada akhirnya setiap Rakyat, seluruh Anak-anak Negeri akan selalu menggemakan dengan lantang …

    “Aku adalah Kegagahan.”

    “Aku adalah Rantai Pengokoh Sang Pertiwi.”

    “Aku adalah Pengibar dan Penjaga Sang Merah Putih.”

    “Dan aku adalah … INDONESIA.”

    Jadi Mari Kita Bulatkan Tekad dan Kuatkan Keyakinan selalu Bersandar pada Hati, Tegar hadapi apapun.

    Bersama kita Berharap, Mencari … dan terus Melangkah … hingga kita berjumpa dengan … Sang Pemimpin Besar.

    Sang Pemimpin Besar yang akan membuat setiap Bangsa dan Negeri manapun hanya akan memandang …

    “Indonesia adalah Kegagahan” … “Indonesia adalah Kejayaan” … “Indonesia adalah Bangsa dan Negeri Yang Besar.”

    Indonesia Yang Gagah Butuh Sang Pemimpin Berkharisma
    Indonesia Yang Jaya Butuh Sang Pemimpin Sejati
    Dan Indonesia Yang Besar Butuh … Sang Pemimpin Besar.

    Jadi berarti Untuk Mampu Berdiri Gagah, Memancarkan Kilau Kejayaan,
    Menjadi Bangsa dan Negeri Yang Besar maka yang Kita Butuhkan adalah

    … “ Sang Pemimpin Besar ” …

    Salam Persatuan dan Kebanggaan sebagai Sesama Anak Negeri Indonesia.

  24. wah sakmenika saweg sibuk fesbukan nggih Mas Gun
    ngantos blogipun mboten diapdet

    lha ketiwasan komputer kula mboten ce-es, ngadat menawi dingge fesbukan
    dos pundi niki Mas Gun

    lha rak kleleran tho fesbuk kula

  25. Ping-balik: Syair Kerinduan Cinta Mbah Santrie Gundul | Mengembalikan Jati Diri Bangsa | KangBoed

  26. Sobat ku, Hidup paling terindah adalah ketika kita bangun pagi, Tuhan masih memberi kita nafas kehidupan & Mensyukuri hikmatNya untuk mundur sejenak melihat catatan apa yg sudah kita perbuat.

    Selamat Ulang Tahun mas Karyan, sehat selalu, panjang bijak & murah rezeki.
    Kiranya damai sejahtera selalu menyertai kehidupan anda.

  27. Akhirnya sampe ujung juga setelah melewati barisan komen yg panjang 🙂

    Kang Kariyan ada Award Persahabatan untukmu di blogku. Dari Malaysia lalu kulanjutkan ke sini…
    Silahkan diambil, Kang.. Semoga kita bisa menjalin persahabatan hangat meski tanpa jumpa secara nyata..

    Salam Persahabatan

  28. Para sesepuh yang saya hormati,minta bantuan nya gimana tehnik atau cara untuk ketemu diri sendiri,atau guru sejati,memang penjabaran diatas luar biasa,tapi maaf saya kurang paham karena tulisan diatas hampir 80 persen tidak membahas cara atau tehnik,ketemu diri sendiri atau guru pribadi,jadi saya yang miskin ilmu,kurang pengetahuan ini,sangat bermohon pada para sesepuh,untuk membimbing saya dengan ke ihklasan hati,semoga hyang MANON BERSAMA PARA SESEPUH:

  29. ass babe dan ipul,tlong dong alamat teman2 sabdo langit yg di palembang.utk persaudaraan aja di rantau.salam semua.jufri,sabdo dadi

  30. kawulo yakin kang Kang Kariyan santri gundhul saget mbantu kawulo nemuk-aken kerajaan batin kawulo. sak puniko kulo taksih pados-pados teng pundi lan kados pundi caranipun. nyuwun pitedah ipun.

  31. saya setuju dengan kiwahyu, tehnik meditasinya seperti apa untuk bertemu diri sejati, guru sejati. ini penting. saya yakin MAS KARIYAN SANTRI GUNDHUL mangertos. ampun kikir-kikir to. mosok ilmu dipek dhewe tiyang sanes namung dicritani mboten saget melu ngrasakne. nyuwun tanggapan-ipun.

  32. Cara menjelaskannya enak gampang di cerna…menunjukkan bahwa si penulis memahami dg mengalami sendiri trap2an dari urutan gelaran jagat alit.

  33. Cara menjelaskannya enak gampang di cerna…menunjukkan bahwa si penulis memahami dg mengalami sendiri trap2an dari urutan gelaran jagat alit.

  34. Cara menjelaskannya enak gampang di cerna…menunjukkan bahwa si penulis memahami dg mengalami sendiri trap2an dari urutan gelaran jagat alit.

Tinggalkan Balasan ke KangBoed Batalkan balasan