Ibadah = Ngawulo = Melayani

Ibadah kepada Tuhan
Jika kita mendengar kata “ ibadah “, maka yang tertangkap oleh pikiran kita adalah bentuk tindakan ritual agama. Lalu, kalau ada orang yang tidak menjalankan ritual formal tersebut, kita akan katakan bahwa orang itu tidak “ beribadah “. Akibatnya, suburlah formalitas dalam kehidupan ini. Orang akan takut dicap atau dikatakan “ kafir “, maka rajinlah ia ketempat-tempat ibadah. Tetapi kezaliman dalam bentuk korupsi, manipulasi dan kong-kalikong, curiga terhadap orang lain yang tidak seide atau segolongan tetap langgeng dalam prakteknya. Orang lebih mementingkan “kesatuan ” daripada persatuan. Orang lebih suka terhadap “ keseragaman “ dari pada “ keberagaman “. Kalau ini yang terjadi, bukan ibadah yang subur tetapi merupakan bentuk ibadah upacara….!.

Manusia tidak bisa diseragamkan, karena masing-masing memiliki kadar dan batasannya sendiri-sendiri. Persatuan memang harus dibangun, tetapi bukan “ kesatuan atau keseragaman “. Menyeragamkan orang-orang yang batasnya jauh berbeda akan menghancurkan “ tatanan kehidupan “ bagi masyarakat. Ini sama artinya kita telah menerima hal-hal yang bersifat “ Thaghut “ atau melampaui batas.
Sudah semestinya kita ini memandang bahwa semua agama diajarkan oleh para nabi-nabi berdasarkan “ realitas “, bukan atas dasar budi yang tidak terpimpin. Kita juga harus sadar bahwa ketika Nabi-nabi mengajarkan agama kepada manusia memang ( maaf mengambil istilah Jawa ) “ Bener dan Pener “. Bener karena agama diajarkan oleh para nabi diterima oleh beliau dari Tuhan. Pener karena agama diajarkan oleh beliau sendiri yang disesuaikan dengan kondisi, budaya, serta tingkat peradaban dan dengan bahasa yang bisa dimengerti oleh masyarakat yang menerimanya pada masa itu. Agar agama itu tetap dianut masyarakatnya secara “ hanif “atau lurus, makanya di dalam sebuah teks book Kitab Suci banyak ayat yang memerintahkan manusia untuk “ berpikir, bertafakkur, bertadzabur, bertazakkur dan bernalar “. Tujuannya apa…?. Supaya kita-kita ini dalam beribadah tidak memperturutkan “ hawa nafsu “ atau Ego.

Mengikuti hawa nafsu, memperturutkan keinginan tanpa pikir, dapat menjatuhkan diri ke dalam dunia hampa yang penuh kegelapan. Karena itu dari segala jenis berhala yang paling berbahaya bagi manusia adalah “ mempertuhan hawa nafsu “ alias thaghut. Jangan sampai keimanan kita gugur gara-gara secara tak sadar kita telah ber Tuhan pada hawa nafsu kita sendiri…..!!.
Jelas, bahwa inti hidup manusia beragama adalah mengingkari bentuk “ thaghut “ yaitu menolak ber-Tuhan pada hawa nafsu. Sikap demikian yang seharusnya kita tampilkan, aplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Biarkan orang-orang bekerja diladangnya dengan tenang. Biarkan orang saling menolong sesuai kemampuannya dengan nyaman. Jangan ganggu orang yang melakukan ritual keagamaan berdasarkan keyakinan dan pemahamannya. Jangan paksa orang untuk menjalankan syariat yang dirasakan asing baginya. Sebab menjalankan syariat yang sama sekali tidak dimengerti, dipahami manfaatnya, ibarat orang yang berjalan tetapi tidak tahu kemana tujuannya. Hal ini sama saja beribadah dengan “ kepalsuan penuh kepura-puraan “ dan membohong diri sendiri.

Sudah semestinya dalam beribadah terlebih dahulu kita harus memahami makna “ iyya kana’budu “ hanya kepada Tuhan kami beribadah, betul-betul kita resapi, dihayati dan diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat dengan wujud dan karya nyata. Bukan hanya beribadah dalam konteks “ritualnya”, melainkan dengan aksi, tindakan dan perbuatan yang bisa dirasakan manfaatnya oleh sesama. Bagaimana bisa disebut ibadah hanya kepada Tuhan bila yang kita lakukan masih dalam bentuk ikut-ikutan yang berhenti dan mandheg pada stasiun apa katanya…?. Apakah bisa disebut ibadah kepada Tuhan jika yang kita lakukan karena bentuk-bentuk ketakutan…?. Apakah bisa disebut ibadah kepada Tuhan jika yang kita lakukan karena mengharap pahala dan surga…?. Apalagi karena keterpaksaan mengikuti sebuah perintah hadis dan teks book Kitab Suci…!.
Seseorang yang telah mengerjakan ladangya dengan benar, lalu menanam benih ke dalam lubang sambil mengingat Tuhan Yang Mahakuasa, itu disebut ibadah. Seorang karyawan yang bekerja di Perusahaan dengan benar dan mengikuti segala aturan yang ada di dalamnya, itu juga bentuk dari pada ibadah. Jadi prinsipnya ibadah adalah bentuk-bentuk pengabdian yang nyata…!!. Bukan berbuat atas dasar angan-angan, kalau yang demikian namanya kita beribadah dalam hayalan. Jika seseorang ingin kenyang ya harus makan, jika ingin punya uang ya harus bekerja. Kalau kita ingin “ ilaihi raji’un “ kembali kepada Tuhan ya harus tahu jalannya….!. Jalan itu telah dibuat oleh Tuhan di dalam diri kita masing-masing.
Jadi kalau kita mau beribadah dengan benar, yah…sudah seharusnya kita cari dalam diri kita….! Karena Tuhan itu sudah ada dalam diri manusia dan tak perlu jauh-jauh manusia dalam mencari Tuhan-Nya…!!. Sebagaimana yang telah tersirat dalam suratan Kitab Suci (QS. Al Hadid. 4) yang terjemahannya demikian :
“ …………….Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan “.


Atmosfir yang berkembang dalam komunitas agama, ibadah baru dipahami hanya sebatas “menyembah” kepada Tuhan. Ibadat atau dalam bahasa Arab berarti a-ba-da, yang memiliki arti jamak berupa melayani, menyembah, menghambakan diri, menundukkan diri, mencintai dan memuliakan.
Jika seseorang melayani Tuhan, maka Tuhan akan melayani orang tersebut. Bukankah hal ini juga telah tertulis dalam Kitab Suci QS. Al Baqaarah 152 dikatakan “ Berdzikirlah kalian kepada-Ku, niscaya Aku berdzikir kepadamu “.
Lalu diayat yang lain QS. Al Baqaarah 156 “ Aku mengabulkan permohonan orang yang meminta kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi permintaan-Ku dan beriman kepada-Ku “.
Dan, apa kira-kira bentuk permintaan Tuhan itu…?. Ternyata di dalam Kitab Suci, manusia dilarang untuk berbuat zalim, merusak alam beserta isinya dan segala bentuk tindakan yang “ memperturutkan hawa nafsu “.
Disamping ada permintaan yang bersifat larangan, ada pula yang bersifat perintah. Dan, yang diperintah oleh Tuhan kepada manusia adalah seseorang harus berbuat baik dan adil terhadap sesama, menebarkan kasih sayang, membangun persaudaraan antara sesama dalam lintas agama, budaya dan bangsa. Seseorang juga disuruh untuk memberikan pertolongan dan perlindungan bagi yang lemah.
Permintaan ini harus dibarengi pula dengan keimanan kepada Tuhan. Yang mesti kita pahami, iman bukan hanya sekedar percaya dalam bentuk ucapan, kalau yang ini anak kecil saja pun bisa, tetapi iman merupakan perwujudan dari hati yang aman dan jiwa yang rela….!!. Aman dari apa…?. Tentu saja aman dari sifat-sifat kedengkian, hasud, dendam, kesombongan, iri hati, dan berbagai macam sifat negatif lainnya.
Dalam komunitas pendaki spiritual, untuk bisa beribadah guna mendapat bimbingan dari Tuhan, manusia harus bertahali, mengosongkan hati ( qalbu ) dari berbagai sifat negatif. Bertahali yaitu menghiasi qalbu dengan berbagai sifat positif. Nah bila hati ( qalbu ) manusia sudah aman dan tenang, maka akan bersemayamlah Tuhan di dalam hatinya. Bukankah langit, bumi dan segala isinya tak akan mampu menjangkau Tuhan…?. Tetapi hati orang mukminlah yang mampu menjadi tempat bersemayam-Nya Tuhan.
Makna ibadah yang lain adalah mengikatkan diri kepada Tuhan. Juga disebut dengan menundukkan diri kepada Tuhan. Dalam makna ini seseorang yang beribadah haruslah jauh dari segala pamrih terhadap sesamanya. Cara untuk menundukkan diri pun tidak bisa diprogram, dipola dan diatur oleh orang lain. Sama dengan orang yang mau makan, batas kenyang seseorang tidak dapat ditentukan oleh orang lain.

Mengikuti diri sendiri tidak sama dengan berperilaku semena-mena, semau gue, sak kepenak-e udele dhewe. Mengikuti diri sendiri itu terlahir dari “ pencarian makna “ hidup, bukan karena bentuk “ kefrustasian ” menjalani kehidupan.

48 comments on “Ibadah = Ngawulo = Melayani

  1. hmmm.. ‘abada-yu’abidu-‘ibadatan penyembahan? penghambaan? bgtukah? 🙄
    Eh itu, saya suka istilahnya.. Takhali, tahali, tajali.. dibuang-dikosongin-diisi :mrgreen:

    ^^ terima kasih sudah mengingatkan..

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Hiiiiiiiiii……..setelah DIKOSONGIN…KOSONG MLOMPONG…barulah TERISI oleh QALAM ILLAHI…yang tak bersuara, tak berhuruf, tak berabjad, tak dalam bentuk Kata sekalipun….Hananing
    TULIS TANPO PAPAN KASUNYATAN
    GUMANTUNG TANPO CENTHELAN
    Lengghae neng BATIN SING SUCI.

  2. hmmm…. menarik sekali mbahe… satu hal yang saya definisikan atau garis bawahi… dan kalau itu dijalankan insya Allah… terbentuk tatanan yang apik.
    KAWULO apa artinya ???
    Kawulo apa tugasnya ???
    kawulo apa haknya ???
    kawulo apa kewajibannya ???
    Kawulo yang baik adalah kawulo yang mengerti apa kesenangan tuannya dan mengerti serta tidak melakukan kesalahan yang tuannya tidak sukai… kawulo telah menyerahkan hidupnya bagi tuannya 24 jam tanpa kenal lelah dan waktu.. selalu melayani tuannya… senyum dan pujian sang tuan saja yang diharapkannya, harapannya hanya satu yaitu tuannya jaaaatuh belas kasihan kepadanya dan suatu saat nanti tuannya berkata engkau hambaku yang baik mulai saat ini kumerdekakan engkau kalau engkau wanita jadilah mempelaiku dan jika lelaki kuangkat kau menjadi saudaraku…. yayaya itulah doa dan harapan hamba yang setia … setia melayani tuannya sehingga satu saat nanti diberikan anugerah yang terbesar dalam hidupnya….
    Salam Sayang mBah cup cuup cuuup

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Kang Boed,
    mbok yaaaaooo…sekaliyan sampeyan jlentrehke wae kanggo nambah kaweruh kanggo aku lan poro sedulur kabeh opo kuwi sejatining :
    KAWULO apa artinya ???
    Kawulo apa tugasnya ???
    kawulo apa haknya ???
    kawulo apa kewajibannya ???

    Sumonggo Kang, ndherekaken….
    Lungguh selonjoran…nunggu Wulang~Wuruk….

  3. *numpang nggedabul*

    ini berarti terkait juga dengan makna sembahyang, kang. menurut ki mentaram orang mo sembahyang harus jelas dulu: siapa yg menyembah dan siap pula yg disembah. kalo yg nyembah raganya (hawa nafsu), jangan-jangan yg disembah sebetulnya “pangrahsa”-nya. kalo yg nyembah pangrahsa, mungkin yg disembah ‘rahsa sakjeroning rahsa’. menurut beliau lagi, ketika seseorang menyadari bahwa sesungguhnya tidak pantas berkuasa, dia malah dianggap telah menguasai dirinya. barangkali maksudnya menundukkan naluri (hawa nafsu) supaya bisa mendirikan nurani, sehingga nuranilah yg kemudian menguasai sang diri. selanjutnya nurani harus tunduk/nyembah lagi kepada nur yg diatasnya. jadi, jangan-jangan tata cara menyembah itu sebetulnya bertingkat…

    ***~~~~~~~~~~~~~~***

    Kang Jenang, itulah tak anggep KELEBIHANNYA orang Jawa dalam mencerap ” INTI SARI PATI suatu AJARAN KESLAMETAN ” yang disampaikan oleh poro Manusia PENCERAH ( Nabi/Rasul ). Ibadah/Sembahyang yang banyak dilakukan ini hanya sebatas MENGIKUTI perintahnya Kanjeng Nabi Muhammad saw ” Sholatlah kaliyan seperti Sholat yang AKU lakukan ( contohkan ) ” hanya dipahami sebatas GERAKAN, BACAAN atau tak lebih daripada RITUAL LAHIRIAHNYA saja…nah…loh…???. Maka jangan heran keributan masalah perbedaan GERAKAN dan BACAAN dalam mendirikan Sholat, bisa menyebabkan Adu Jotos antar sesama pemeluk.
    SENTILAN yang disampaikan Ki Suryo Mentaram dalam babakan SEMBAHYANG ada 3 tahapan :
    1. Siapa yang DISEMBAH.
    2. Siapa yang MENYEMBAH.
    3. Bagaimana CARA MENYEMBAH.

    Lah klu menurut boso Pesantrene ( Ngarabnya ) :
    ” “Man ‘Arafa Nafsahu, Faqad ‘Arafa Rabbahu “ Terjemahannya kira-kira demikian “ Barang siapa mengenal diri (sejati)nya, maka Dia akan mengenal Tuhannya ”. Nah…lalu BAGAMANA CARANYA ini yang menjadi PENTING. Jika 3 tahapan yang disentilkan Ki Suryo S bisa dikerjakan, maka sampailah kepada kahanan ” Asshlatu Mi’rojul Mukminin “.

  4. Berarti bentuh agama itu cair ya mbah? Tergantung wadah yang melakukannya. Tidak bisa dipatok seragam.

    ***~~~~~~~~~~~~~~***
    Lah nek aku Kang DANA, malah sarujuk dengan sanepan seperti ini :
    TUHAN + AGAMA = KITAB SUCI + NABI = WEDANG KOPI + CANGKIR dengan berbagai Merknya.

    Agama itu yah tak anggep CANGKIRNYA….heks..heks…
    Mo dikasih lebel ISLAMkah, KRISTENkah, HINDHUkah, BUDHAkah, KONGHUCUkah, SINTOkah, KEPERCAYAANkah…sudah bukan menjadi sesuatu yang Krusial alias hanya sebagai MEDIASINYA saja untuk mendapatkan ” ROSONING URIP/HIDUP “.

    Setuju…TIDAK BOLEH DISERAGAMKAN….!!!, emang seragam Sekolah/Karyawan…kaks..kaks…

  5. lek jareNYA ngene yak opo Kang..?
    28:56. Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.

    yo..wes lek gak gelem Tak pelet wae… gampang… 🙂

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Lah tak iye Kang,
    Persoalan PETUNJUK menurut Kitab GARING, pancene wes mlebu wilayah ” KERSANING GUSTI ” ning ojo lali menowo URIP/HIDUP awak dhewe kuwi kan KUOSONE MOBAH lan POLAH…lah LENGGAHE neng ROSO JATI. Mobah dan Polah ini sebagai bentuk IKHTIAR, USAHA, MENCARI yang disitir dalam Kitab Garing seperti Al Maidah 35. Ternyata Orang yang katanya sudah BERIMAN dan BERTAQWA saja belum CUKUP…masih dibutuhkan GERAK, AKSI, TINDAKAN dan PERBUATAN sebagai bentuk PENCARIAN JALAN ( Washillah ). Trus nek jarene wong Jowo, ono tembung ” SOPO KANG TEMEN BAKAL TINEMU “. lah mengko bakal NGUNDHUH WOHING PEKERTI….

    Lah soal PELET~MEMELET….luweh JOS…nggawe SABUK MANGIR….keks..keks…

  6. Lah nyembah itu khan butuhe yang nyembah bukan butuhe yang disembah Mas Gun
    Butuhe yang nyembah itu memang macem2, tapi selayaknya doa atau sembah Hyang adalah kembali ke sebuah momen intens yang menyatukan manusia dengan hidupnya *Gusti anata maligi ana anggane adam* & perbuatan kita menjadi jawaban atas doa-doa kita

    ***~~~~~~~~~~~~~~***

    ” Perbuatan menjadi jawaban atas DOA2 kita ”
    Entuh dia…………..
    klu kroso Luwe yo ndang Madhang
    Klu ngantuk yo ndang Turu
    Klu gak duwe Duwek yo ndang Kerjo

    Semua sudah tersedia, tinggal kita pinter-pinter dalam MENGAIS dan MENJUMPUT….lak mekaten toh Kang Tomy…???

  7. sampeyan wae mbaaah sing langkung sepuh sing jlentrehke aku khan bisanya cuma nanya toook,… cuma sedikit saja mbaaah kalo ning Ngarab kalu gak salah kawulo atau hamba entu sama dengan budak belian… ya silahkan oleh si mbahe gundule di jlentrehke mengenai budak belian entu…. wong manungsa tuh cuma budak belian kook banyak tingkah yayaya hihihi…. monggo mbaaaah…

    ***~~~~~~~~~~~~~~~***

    Lah…lah…awak nih masih muda kali Kang Boed…baru kepala 4 jeh???
    Hiiiiiiii….Asli tenan…awak ndhewek iki ugo iseh sering TERBELI dengan berbagai PERHIASAN DUNIAWI….lah tapi kepriye meneh wong iseh Kanggonan ROGO. Neng sakmesthine ojo sampek KAWULO/ROGO awake dhewe MEMPERBUDAK URIP…tapi bagaimana MELAYANI URIP/HIDUP…
    dengan begono KAWULO dalam kehidupan dan Penghidupan ini akan selalu DIDOMINASI dan DIBIMBING oleh sang URIP/HIDUP…nah baru TINGKAH~POLAH Kawulo akan SELARAS, SEIMBANG dengan gerak dan HUKUM KEJATEN yo kang aran Hukum Alam….gonoh kiro-kiro..Kang Boed???

  8. mbahhh karyan kuloo nunut ngintip njeehhh hehe

    ***~~~~~~~~~~~~***

    Silahkan NGINTIP…mumpung belum kena PAJAK sama Pemerintah
    Huuuuaaaaaaaaaaaks…..

  9. yang guru ngaji tapi nggagahi santri itu ya,yang namanya ibadah cuma ritual?

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Hiks….jangan keras-keras nanti kedengeran Syekh Puji loh Bro…
    Pinter nGAJI ning olehe mung ” NGUMBAR SYAHWAT ” dengan membawa-bawa Asma Tuhan dengan pembenaran teks book Kitab GARING…hiks..hiks…
    Pleeettthak…nah kan aku dikeplak Kodame…

  10. Matur nuwun ulasanipun,mugi saged maringi pepadhang tumraping bebrayan agung.Nuwun sewu kula nderek nglesot wonten dalem panjenengan.
    Salam karaharjan.

    ***~~~~~~~~~~~~~~~***

    Rahayu katur Yang Kunge,
    Sumonggo Yang Kung dipun sekecakaken angsalipun Nggelesot. Injih mugi kito sedayo tangsah SUMUNAR PINDHO BHASKORO ing SAMUBARANG GAWE…

    Nuwun pandonganipun Yang Kung

    Rahayu

  11. Mendalam kali bahasann Bro … selamat dan salute

    ***~~~~~~~~~~~~~~~***

    Hiii…pak Guru sowan toh,….monggo pak dipun unjuk Beras Kencurne. Mohon dimaafin pak klu nulisnya gak sesuai dengan kaidah JURNALIS gonoh…

    Salam

  12. @ advintro
    he he he he he he… dulu almarhum ibu saya pernah ngomel “wong kok le dhemen ngawula bantal”. lha ini ritual juga… :mrgreen:

    ***~~~~~~~~~~~~~***

    Ngawulonya bukan memeluk BANTAL Kang, neng maksudne Ibu kuwi, KURANG~KURANGONO olehmu Turu..seng okeh TIRAKATE…lak ngono jeh..???

  13. hehehe…. mBah aku wis tue… wis kepala telu hihihi… bentar lagi kepalanya jasi empat yayaya…. mungkin itu yang bener ya…. namanya kaeulo/hamba/ budak yang mana sih yang masih punya HAK hiiiiiiii… namanya budak ya mereka dah dibeli oleh tuannya boro boro hak ya kemerdekaannya aja dah ora ono budak cuma iso mengharap anugerah dari tuannya… itupun ternyata baru diberikan kepada budak yang baik yayaya budak yang di sayang ma tuannya… budak yang satu saat dieberi hadiah kenaikan tingkat sederajat dengan tuannya…. hehehe jarene begicuu mbaaah… masa budak sombong, sok tahu, sok iso.., sok nyaho… hehehe… waaah mana niih.. minuman sama pisang gorenge habis ludes yaa.. yo wis aku ikut rokokan seeek… sambil nungguin si mBah lagi kepasar… ooo buat persiapan malam yaaaaa… siiip sesok aku kesini lagi… makasih mbah..
    Salam sayang
    cup cuup cuuup
    celepooooooooooot

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Lah…mosok pisang Gorengne wes entek Kang…??? Ngeloyor ke dapur mbuka tudhung…halah…kok wes gak ono??? Sopo ki seng nggondhol hayyyyooooohhh….2 piring amblaaaaaaaaassss….
    Yo wes tak nggoreng meneh…NGAWULO dhisik karo Kang Boed…sambil Ngacungin SOTHEL Penggorengan…kiks..kiks…weeeeekkk..

  14. nyuwun ngapunten, nderek langkung lumebet ing jalur komentar…
    Memang soal ‘ibadah’ saya sendiri bingung. Kata/ucapan itu sendiri SANGKAN(ing) darimana, jadi mohon dimaklumi jika ‘saya’ tidak mengerti… Malah ‘saya’ sangat malu/tersadar setelah menyimak cara BERANG-BERANG(Beaver) ber’ibadah’ menjaga/melestarikan Lingkungan-Hidup. (ref: PENCIPTAAN ADAM).

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Monggo meniko JALUR BEBAS HAMBATAN….mo nyante, Ngebut dipersilahkan….juga gak ada Tarif Peron…he..he…
    Yah…Berang~berang beribadah sesuai dengan KODRAT & IRODAH-Nya..

  15. @ Salam Sayang Kangboed
    Nuwun gunging samudra pangaksami, menurut Simbah manungsa itu apan ingaken rahsa mulya dewe saking asaling dumadi, Ketika kita menghayati & mengamini hidup sebagai seorang budak ya kita sak mobah mosike jian jibles kaya budak. Bisanya disuruh-suruh sambil ngiler mengharap belas kasih.
    Namun Simbah kita mengajarkan manusia bukan budak melainkan jumeneng jagad wewenang, hamengku, hamangku lan hamangkoni salumahing bawana sakurebing angkasa. Dalam bahasa agama adalah Mitra Ilahi dalam memayu hayuning bawana. Tuhan tak punya tangan & kaki, kita inilah tangan & kaki Ilahi, bahasa Simbah ’manungsa butuh dewa dewa butuh manungsa’
    Maaf tiada maksud apa2 selain mengingatkan kembali bahwa kita diciptakan di dunia sebagai Rahmatan Lil Alamin, sebuah sikap, sebuah kata Amien (pernyataan yang dinyatakan) yang tak pernah dimiliki oleh seorang budak 😀
    Salam sejati & salam sayang

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Beh…beh… ASLI iki wes tekan marang ” KASAMPURNANING JATI KINANTENAN SARWO MIJIL ”
    Engkau yg menjadi Mata, Tangan, Kaki-KU kang biso dadi MADUNING JAGAD

  16. hehehe… sungguh pernyataan yang tajam dan memancing dari sedulurku Mas Tommy yang baik hihihi… saya sekedar menebar wacana hehehe,, tapi sekiranya budak yang baik apakah yang selalu dilakukannya ketika tuannya memerintahkannya budak yang baik akan selalu melakukannya bahkan budak yang baik selalu mengerjakan dan melakukan setiap keinginan dan kesukaan tuannya dengan senang hatinya, budak yang setia adalah budak yang selalu merasa cukup dengan tuannya saja… hahaha… mungkin silahkan mas tommy yang baik dapat menjelaskan lebih lanjut… sebelem mendapatkan Rahmat/Anugerah terbesar dalam hidup apakah bisa menjadi Rahmatan Lil Allamin….
    Salam Sayang
    cup cuup cuuup

  17. anugrahnya sampun digendong kesana kemari Kang Boed terkasih, tinggal diambil & dibagi-bagi
    tapi kita selalu masih terus mencari-cari & selalu memberi syarat akan hidup kita
    terus terang saja kang Boed kalau saya sudah punya mobil mercy pasti dolan ketempat Kang Boed takajak klinong-klinong….lhah kalo niyat aja tinggal minta alamat via email, mumpung besok libur panjang bubar nyontreng nggandul bis sudah ketemu Kangmasku tersayang
    selalu ada yang dicari selalu ada yang diburu
    urip mung semaya terus
    begono Kang Boed *melu2 bahasane Mas Gun*
    salam sayang selalu

    ***~~~~~~~~~~~~~~~***

    Halah…Mobil Mercy..???…Melok KLINONG~KLINONG Kang Tommy, sekaliyan mampir neng nggone Kang Jenang, trus…dolan ke kang Zal njih..?? Mumpung sesuk libur 4 hari gonoh….heeeeeeee…

  18. hehehe… Ada satu cerita alkisah di sebuah kerajaan.. sang Raja mempunyai budak A yang disayanginya… satu saat sang Raja ingin mengetest si A dan dikumpulkannya seluruh isi istananya berikut hamba dan budak semua… hari ini kalian semua kubebaskan dan kalian bebas pergi kemanapun dan bebas memilih harta, perhiasan dan surat berharga yang telah saya pisahkan di 3 ruang,… sang raja berkata… semua yang hadir tak percaya apalagi budak budak beliannya… tapi sang Raja berkata dengan tegasnya.. silahkan… cepat… kalian ambil yang kalian ingini dan segera kalian pergi dari sini… kemudian sang Raja duduk termenung.. hanyut dalam lamunannya.. sekejap semua sibuk dan habislah isi ke 3 ruangan tersebut… sang Raja terdiam karena begitu sepinya setelah semua orang pergi, dan dalam hatinya dia berkata apakah saya telah salah menilai budak A tersebut, kemudian sang Raja berbalik dan tercengang melihat si budak A tersebut masih tetap pada posisi semula dan terdiam hormat memandangnya… lalu sang Raja berkata kenapa engkau tidak ikut ambil isi ruangan dan pergi seperti yang lainnya… sambil tertunduk si A tersebut berkata yayaya tuanku Raja ijinkanlah saya tetap diam disini melayani engkau, sebab dengan memandangmu seakan semua lenyap, tak ada keinginan lainpun selain untuk DIAM dekat dengan Engkau… sang Raja tertawa bergembira, dan dipeluknya budak A tersebut… hahaha… andai kudijinkan menjadi si A dalam hidupku… betapa bahagianya…

    ***~~~~~~~~~~~~~~~***

    elloooohh…bukannya si A emg sudah ada di DIRI SEJATIMU Kang..???
    Bagaimana sampeyan bisa memandang wong sudah berada di dalam yg DIPANDANG..???…

    Ngeloyor..sambil celingak~celinguk…

  19. ::padahal Bilal Budak belian yang merdeka… 🙂

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Bukannya dimerdekakan oleh Abu Bakar Kang…???..kiks..kiks…

  20. Waktu itu waktu ceramah. Sang Guru berkata, “Kehebatan seorang komponis diketahui lewat nada-nada musiknya, tetapi menganalisis nada-nada saja tidak akan mengungkapkan kehebatannya. Keagungan penyair termuat dalam kata-katanya, namun mempelajari kata-katanya tidak akan mengungkapkan inspirasi. Tuhan mewahyukan diri-Nya dalam ciptaan, tetapi dengan meneliti ciptaan secermat apa pun kamu tidak akan menemukan Allah; demikian juga bila kamu ingin menemukan jiwa melalui pemeriksaan cermat terhadap tubuhmu.”
    Pada waktu tanya jawab, seseorang bertanya, “Kalau begitu, bagaimana kami akan menemukan Allah?”
    “Dengan melihat ciptaan, tapi bukan dengan menganalisisnya.”
    “Dan bagaimana seseorang harus melihat?”
    “Seorang petani keluar untuk melihat keindahan pada waktu matahari terbenam, tetapi yang ia saksikan hanyalah matahari, awan, langit, dan cakrawala – sampai ia memahami bahwa keindahan bukan ‘sesuatu,’ melainkan cara khusus melihat.
    Kamu akan sia-sia mencari Allah sampai kamu memahami bahwa Allah tidak bisa dilihat sebagai sesuatu. Yang diperlukan ialah cara khusus untuk melihat – mirip seperti cara seorang anak kecil yang pandangannya tidak diganggu oleh pelbagai ajaran dan keyakinan yang telah dibentuk sebelumnya.”

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Sungguh KIASAN yang menyiratkan HIKMAH dengan sanepan anak kecil sebagai obyek yang memandang dengan keasliannya ( DIRINYA ). Boleh jadi si anak merupakan pengejahwantahan bak BOTOL KOSONGNYA Kang Boed. Tidak ada jalan lain bagi kita-kita yg sudah banyak kemasukan Ajaran, Paham, keyakinan bak tempat samapah yang sudah penuh dengan CEKOKAN DOKTRIN2, Maka hanya dengan mengembalikan fungsi URIP yang selama ini telah menjadi BUDAK keinginan2 sang RAGAWI hingga membuat perjalanan kehidupan dan Penghidupan kita ibarat Kereta yang lepas kendali karena tarikan nafsu si Kuda-Kuda binal.

    Ahhhgk…Kang Tommy ini Jiaaaan tenanan….

  21. hihihi… mas Tommy sayang kapan ke tempatku hehehe… Kesadaran diri sejati yang meliputi adalah rahmatan lil allamin karena rasa kesadaranpun telah sirna lenyap sehingga semua bergerak sebagaimana dia mau bergerak.. hilang sudah rasa kepemilikanku bahkan atas diriku lahir dan bathin menjadi tiada…. dan yang ada siapakah?? yayaya ALLAH yang ADA….. AKU memuji AKU… AKU menyembah AKU… AKU mengasihi AKU… AKU… yayaya AKU… yayaya INGSUN… shingga telah meliputi seluruh kehadiranKU atas KU dalam KU untuk KU dan bagi KU hehehe…. sungguh luar biasa…. Maqom La Maqom… Fanafillah… Baqo Billah… Liqolillah… terliputi sudah semuanya…

    Salam Sayang mas Tommy, kang ZAL, si mBah gundule salam hormat selalu untuk kalian semua dari ku si OON.

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Hmmm….dalam maqom Fanafillah sudah tidak adalagi sesuatu yang MAMPU BERDIRI TEGAK di sisi-Nya. Yang ada hanyalah DIA Dzat TUNGGAL tan keno kinoyo ngopo segala Sifat, Asma dan Af’al sudah lebur di dalam DZAT-NYA…

    Lah iyo Kang Boed, nek misalne wes kanggonan maqom sing koyo mengkono ki awak dhewe trus arep nyapo…???

    Clingak~Clinguk toleki PAPAN lan DUNUNGE Kang Boed…

  22. Assalamu alaikum…
    Sepuntenipun sakderengengipun, kawula ilmune cekak..
    badhe taken…
    Saya tergelitik dgn kalimat njenengan :

    TUHAN + AGAMA = KITAB SUCI + NABI = WEDANG KOPI + CANGKIR dengan berbagai Merknya.

    Agama itu yah tak anggep CANGKIRNYA….heks..heks…
    Mo dikasih lebel ISLAMkah, KRISTENkah, HINDHUkah, BUDHAkah, KONGHUCUkah, SINTOkah, KEPERCAYAANkah…sudah bukan menjadi sesuatu yang Krusial alias hanya sebagai MEDIASINYA saja untuk mendapatkan ” ROSONING URIP/HIDUP “.

    terus saya jadi berpikir kalo suatu saat, orang dekat saya (istri / anak / kakak / adik / ortu) berpindah kepercayaan / agama bagaimana cara kita menyikapinya..?

    Matursuwun sakderengengipun….

    Wassalamualaikum …:D

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Wa’alaikum salam Kang DANIS,

    Lah…berhubung Kang DANIS menggunakan AKAL dan PIKIRAN ( RAGAWI ) sudah pasti out putnya adalah berbagai pertimbangan Untung~Rugi, Salah~Bener, Ciloko~Slamet, Surgo~Neroko…heee.

    Cobi panjenengan bikak QS. Al Baqarah. 62. Ayat ini sampek diulang dalam QS. Al Maidah 69. Sumonggo dipun cermati makna yg TERSIRAT…Intinipun BERIMAN lan Berbuat KEBAJIKAN…dalam menerapkan SALAM Penutup setiap kita Sholat. Yakni memberikan KESELAMATAN, BAROKAH lan ROHMAT yang bisa DIRASAKAN MANFAATNYA dumateng sesami makhluk yang sifatnya Universal.

    Jika kita sudah bisa menerapkan SALAM dalam kehidupan dan Penghidupan ini…sudah selayaknya Perbuatan Keji dan Mungkar bisa kita raih…dampaknya adalah Rahmad bagi Alam beserta isinya….Lah endingnya buat kita harapannya adalah MUTMAINNAH….Sebab hanya JIWA yangTENANG saja yg dipanggil untuk MASUK dalam BENTENG Tuhan…

    Salam…
    Rahayu…

  23. Salam Persaudaraan…
    Sungguh suatu perencanaan skenario yang dahsyat dari Sang Sutradara Besar…. hahaha… saking dahsyatnya para pemain sinetron sampaikan tidak menyadari bahwa diri mereka itu tiada karena hanya ada dalam lamunan Sutradara tadi…. yayaya… hidup ini hanya senda gurau belaka…. JIWA yang TENANG adalah fitrah diri pembuka pintu ketuhanan dan awal jalan yang lurus dalam kesadaran melangkah dalam pelukan Yang Punya Kesadaran…sayang seribu sayang selalu tidak diperhatikan bahkan dilupakan oleh mereka yang bernama manusia… hehehe… sehingga berkeliaranlah Mayat mayat hidup alias Zombie di sekitar kita dalam jumlah besar…. Hahaha… seisi kota dan desa penuh dengan zombie… hati hati kita semua di gigit…. aduuuuuuuuuuh waah di gigit…. eeee untung nyang gigit bukan zombie.. sampeyan iseng beneeer yaaaa maen gigit aje… hehehe….

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Sungguh banyak manusia ini hanya BERLALU~LALANG di muka bumi ini, namun sesungguhnya HATINYA MATI…begitu kata Kanjeng Nabi saw.
    Sarujuk kang Boed….awak ( saya ) ini bak MAYAT HIDUP yang berlalu lalang saja…Ayat-ayat Tuhan sudah terhampar memenuhi Alam semesta, namun kita tidak pandai dalam MENGAIS MAKNA dan MENJUMPUT HIKMAH….
    yang terjadi kita malah disibukkan saling berebut TULANG tanpa DAGING….heks…sama dong sama si Bleki…????

  24. Maaf, zombie mau ikutan menyimak.

    *sambil cari2 tulang tanpa daging buat nglemparin kang gundul dan kang boed*

    ***~~~~~~~~~~~***

    Awas Kang Boed ojo sampek LENO PANGENDAMU……….
    Plethaaaaaaaaaaaak….

    Dulur siji metu soko Alas rodo tambah KUMAT Gendhenge….mosok dulur dhewe ditimpuk Tulang….guk..guk...

  25. hehehehe……….. lariiiiii ada oraaang utaaaan… hehehe sehat mas lambang betah yaaa… apa dah bisa lihat nyang bahenol bahenol mas… hihihi… kangen juga sama sampeyan yaaaa… semedinya dah mencapai mana mas… dah banyak oleh oleh pusakanya yaaa….

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Pasti dapet Pusaka ” SUMPIT DAYAK “….tuh Kang Lambang, biar tambah Josss olehe MADHEP…

  26. adapun hubungan manusia dengan tuhannya, hanya tuhan saja yang tahu. tuhan dan mnausia yang punya kepentingan. orang lain tidak akan tahu, sekalipun ia istri, suami, ayah, ibu, anak, budhe, pakdhe, adik, kakak, nenek,kakek, lan sak piturute.

    sing katone ndremimil,komat-kamit. durung karuan nyelami dadi adbi.

    sewalik’e. sing katonge brewok, serem, brangasan, durung karuan uga ala utawi uelek lan celekan ananging kelakuane ora tahu ngrugekke liyan bisa uga malah nduweni hubungan intin karo tuhan.

    sawangan mripat pancen ana batese. akeh apusane. aken ndobose. sawangan sing sak bener-e amung ana ati sing resik. jiwa kang wening.

    “ana sepi lan wening sak jroning ati, ya kuwi mau sing bisa nyibak wadine wengi lan uga awan”

    dehe,

    sing katone mlipis, ora lalio mung kakean ginchu, klemis ana lambe. jebul atine?

    ***~~~~~~~~~~~~~***

    ” adapun hubungan manusia dengan tuhannya, hanya tuhan saja yang tahu….( Salwangga wrote ).

    Loh Kang Salwa,… mosok hanya Tuhan saja yang tahu…..?? Katanya
    ” Kemana saja Engkau menghadap disitu WAJAH Tuhan “.

    Lah itu..tuh… yang penting emang perlunya MENYELAMI tentang peran manusia sebagai ABDI yang sesungguhnya…
    Kira-kira ABDI itu yg seperti apa LAKONNYA Kang Salwa.

    Monggo Kang, dipun babar kawontenanipun ABDI tuimraping Gusti ingkang Moho Suci kados pundi.

    Nggelesod…selonjoran sikil….

  27. Kang boed,
    Saya lagi nyari buaya yg kalo pagi suka berjemur mlumah2, ternyata ga ketemu. Padahal biasanya nyak-banyak di muara mahakam sini. Saya nyari yg muk-gemuk dan pake mis-kumis… hii hiii.. seperti photo pak RT di saresehan mas ngabehi itu… widiiiw… Dak kuat tak iye… 🙂

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Hiks…Buaya yang pake JARIK, Kemben dipinggir Mahakam itu mangsrudnya…??? Weeeelah…ojo cem~macem sampeyan Kang Lambang. Nek isih kepingin biso bali neng Papan panggonanmu.

    Kang Lambang, sampeyan saiki posisi neng endi panggone….Muara Ancalong, Muara kaman, Tenggarong…???

  28. hehehehe…. nyang guanteng bikin penasaran yayaya… hehehe… mukanya lucu juga ya… kaya gayanya sok lucu gitu… hehehe… waaah buaya darat yaa… janji sana janji sini… hihihi…
    Salam Sayang saudaraku hati hati di gigit buaya perempuan hehehe….

  29. walah, koq tulisanku di pedhot kih loh. nek menggal sing pener to kang. ngene, “adapun hubungan manusia dengan tuhannya, hanya tuhan saja yang tahu. tuhan dan mnausia yang punya kepentingan.”

    piye, gamblang to? kalimat pertama nandakke, yen mung gusti kang ‘paling’ ngerti. makane tak wenehi “titik”. ning, njur tak terosake anak kalimat canda’e. “tuhan dan ….” iki, maksudku, menus iku dhewe kadang ora ngerteni marang kadar penyembahane maring gusti.

    abot banget ki cen topik’e. belajar, iku pancen tugase manungsa. nanging soal pemahaman, hak mutlak prerogratif gusti. soal carane, terserah wong siji lan sijine. sing penting tekan. dadi, ndak sama satu orang dengan lainnya.

    ora ana wong sijio sing isa menehi pemahaman, kejaba, awakmu dhewe wus ana ing ambang penyadaran. hayo, bedhe’en maneh. omong apa aku iki? aku dhewe ya bingung koq.

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Huaaaaaaaaa…huaaaaaaaaaaaaaa….sepurone Kang Salwa,
    wong gak sengojo nek medhot tulisane sampeyan jeh….habis narike kebanteren. Iyo..iyo..wes nyandhak opo sing dadi mangsrud sampeyan.
    Sarujuk aku Kang, menowo siji lan sijine Menungso nduwe toto lan coro dhewe2…babakan MANEMBAH marang Gustine. Wong liyo mung sadermo menehi PENGELENG wae…sak banjure mbalik marang pribadine dhewe.

    Kang Salwa,
    Mbok yo..Blogne ganti wae ke WordPress….biar gayeng ngobrolne. Blogspot ribet hrs pake pop up.

    Mrene Kang tak WALIK Klambi sampeyan ben ora bingung…kaks..kaks..

    Rahayu Kang

  30. Kang gundul,
    Awakku nang Handil. Boyo handil ki guedi-gedi tenan. 6 meter kang. Opo maneh sing nganggo kemben. Hiks.. Katik mlotrok sisan. Weleh-weleh…

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Lah…berarti sampeyan neng Handil Samarinda ( Handil D ) yoh..?? mbok mampir neng Gubug-ku sekaliyan Kang??? 3 jam wes nyampek neng Bontang.

  31. Salam mas PJ,
    Saya masih di Handil. Rencana sabtu ini kembali ke Jkt. Ada yg memberi alamat penghusada di Solo. Mudah2an bisa transit dulu di Jogja terus ke Solo.
    Salam.

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    weeeeellaaaaaaaaahhh…
    Koyo KUTU LONCAT wae sampeyan Kang,..plencang-plencing…

  32. Waaaaaah mbah Lambang moo nyempurnain ilmu Peng Husada yayayaya…. nanti ajarin saya dunnnk…. mau mauu mauuu…. gratis yaaaa… hmm… kutu loncat ya… weleh weleeeeh…. gak loncat ketempat sampeyan toh mBah Gunduleeee… suruh nyrupuuuut beras kencur campur toak aren jamiiin blaaaas angine bablaaas kabeeeh…
    Salam Sayang….

    ***~~~~~~~~~~~~~~~***

    Karepku pancen tak kon mampir neng Gubugku, wes tak siapin Jamu Kencur campur TOAK Aren trus tambah bubuk Kecubung….
    Ben KLIYENGAN sekalian Kang Lambang….

  33. Kang gundul,
    3 jam itu lewat darat apa numpak lumba2? Kata temen sih 5 jam lewat darat, atau 1 jam kalo pakai DASH. Wuah, pakai DASH rasanya kaya naik bajaj. Nggeter kuabeh.

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Wah…naik saja Ikan PESUT Kang…koyo si DENI manusia Ikan…haaaaaaa
    Yo wes Kang…yen ora ono wektu pancene durung jodho ketemu.
    Sing ati2 wae lah….nek pencolotan….hiks..
    .

  34. asik-asik, orang gila ngumpul semua di sini… numpang liat-liat dulu Pak 🙂

    ***~~~~~~~~~~~~~~~***

    Heks..heks…
    Pasti yg dibilang ” ….” kayaknya Kang Boed neh….
    Siap-siap bawa Tali Jemuran….kali-kali Kang Boed kumat….kasks..kaks..

    Monggo…silahken…dilihat-lihat….siapa tahu cocok HARGANYA…huuaaaaaaaaaks….

  35. asik-asik, orang gila ngumpul semua di sini

    Kayanya seeh saya belum masuk golongan yang di atas ini, karena saya baru kluar utan.
    Kalau Kang Gundul dan KangBoed, masih belum jelas deh… udah perlu opname atau belum…. 🙄

    *kembali ke peradaban*

  36. LAKUM DINUKUM WAL YADIN : AGAMAMU ADALAH AGAMAMU DAN AGAMAKU ADALAH AGAMAKU
    RASULLILAH TIDAK PERNAH MEMEKASAKAN KEHENDAKNYA KEPADA KAUM YANG PERNAH IYA KALAHKAN BAHKAN DIBIARKAN SAJA MEREKA TERUS MENDALAMI KEPERCAYAANNYA..
    ITULAH BARU NAMANYA MENUNGSO APIK…
    BAGAIMANA KANG ….?

  37. Islam Bukan AGAMA……!!!,
    Kalo Islam adalah agama maka betapa rendahnya Islam itu, karena disejajarkan dengan yang lainnya. Sementara Islam adalah Nurul Alan Nur (Cahaya diatas cahaya) yang tidak ada satu kata apapun yang bisa mewakili atau menggantikkannya, termasuk bahasa Arabpun….
    Ad-Dien yang ada dalam bacaan wahyu Ilahi yang ditujukan ke nabiullah bukan berarti agama, namun Ad.Dien adl kecenderungan hati nurani yang senantiasa rindu kepada sang Kholiq (sang maha pencipta) sebagai sumber cahaya dari segala cahaya (fahami 24:35)
    LAKUM DINUKUM WAL YADIN bukan berarti AGAMAMU ADALAH AGAMAMU DAN AGAMAKU ADALAH AGAMAKU, namun BAGIMU KECENDERUNGAN NURANIMU DAN BAGIKU KECENDERUNGAN NURANIKU,. karena pada saat ayat ini diturunkan ketika terjadi tawaran kaum Quraish kepada nabiullah, Sementara pada saat itu apa AGAMA orang Quraish, khan dia termasuk orang kafir yang tidak mengenal agama (atau tidak mengenal Tuhan), sehingga kalau dilihat dari asbabulnya maka bukan perjanjian/tawaran antar agama, namun perjanjian/tawaran antar kecenderungan nurani saat itu. Disisi lain, nabiullah turun tidak membawa atau mengajarkan agama, namun beliau datang untuk meluruskan akhlaq…..
    Pembuktian lain bisa disimak pada pembahasan berikut…

  38. al baqarah 156
    orang2 yg apabila ditimpa musibah,mereka berkata,sesungguhnya kami milik allah
    dansesungguhnya kepadanya kami kembali

Tinggalkan komentar