Tuhan Bisa kita KENAL lewat sang GURU..??

Ada banyak cerita tentang Tuhan dan Guru di dalam dongeng-dongeng dalam sebuah masyarakat di belahan bumi nusantara ini. Misalkan saja dongeng ala rakyat India yang dinyanyikan dalam syair lagu, yang terjemahannya kira-kira seperti ini : “ Jika Tuhan muncul di depan saya dan Guru juga muncul di hadapan saya, kepada siapa saya harus membungkukkan badan..? Tentu saja saya akan membungkuk kepada Guru saya terlebih dulu. Tuhan tidak mempedulikan saya saat saya melewati lingkaran hidup dan mati ini. Tuhan telah melemparkan saya kedalam lautan penderitaan, tetapi Gurulah yang mengangkat saya keluar dari lautan itu. Dia menyelamatkan jiwa saya dan menuntun saya melewati badai kehidupan ini. Maka saya menyembah Guru saya.”

Hmmm…hmmm… Memang rasa-rasanya ada benarnya juga yah…??, tanpa sang Guru bagaimana kita dapat mengenal Tuhan…? Bagaimana kita dapat tahu bahwa Tuhan ada di dalam diri kita, bahwa kita dapat memanfaatkan kekuatan Tuhan ini untuk menyelamatkan diri kita sendiri, menyelamatkan hidup dan energi kita, menyelamatkan keluarga dan teman-teman kita, dan memanfaatkan keberadaan kita? Hanya sang Guru yang dapat menunjukkan cara untuk melakukan hal ini berdasarkan jatuh bangun MUJAHADAH dan pergulatan Spiritual yang dijalaninya.

Benarkah hal ini…?? Lalu siapakah HAKEKATnya yang dimaksud dengan sang GURU ini…??. Baca lebih lanjut

By Kariyan Santri Gundhul Dikirimkan di TUHAN

NIAT versi ARAB… VS… NIYAT versi LOKAL

“ Innama A’malu bin Niat “
Begitulah sebuah kalimat yang menjadi basic dan landasan bagi salah satu golongan/kelompok Agama yang ada di dalam negeri ini. Rasanya gak berlebihan jika saya mencontek salah satu Hadis yang sangat POPULER bagi kalangan awam.

“ Sesungguhnya amal perbuatan itu bergantung pada NIATNYA “ begitu kata sebuah Hadis atau maaaf klu saya harus mengatakan dengan istilah “ Pendapat “. Yah… sebuah pendapat yang berkembang di daerah Timur Tengah dan telah dianggap sebagai pendapat yang TULEN dan telah mendapatkan LEGALITAS dari para penyusunnya ( perawi ) yang kesohor dengan sebutan Hadis yang “ Shokheh “. Saya pribadi gak ambil pusing dengan Hadis tersebut dalam batasan mau disebut Sokheh atau Da’if halah..halah…sok ke Arab-araban… Baca lebih lanjut

SEMEDI, DZIKIR, MEDITASI dan KONTEMPLASI

Barangkali kita semua tidaklah merasa asing mendengar judul yang saya buat diatas, namun sejenak saya hanya ingin mencoba memberikan penjabaran berdasarkan pengalaman yang saya miliki. Apa sih sebenarnya tujuan Meditasi atau Kontemplasi itu yang sesungguhnya…??. Meditasi bisa disamakan dengan ZIKIR, malahan dalam istilah Jawa hal ini biasanya disebut dengan “ manekung “ yang berasal dari kata “ tekung “ yang bermakna sebagai sikap yang “ tunduk “ atau menundukkan diri. Dalam khazanah pendaki Spiritual ( sufisme ) zikir berarti secara terus-menerus menyebut kata-kata tertentu secara berulang-ulang. Biasanya berupa kata “ pujian “ terhadap Tuhan Hyang Moho Tunggal yang pada intinya zikir adalah sebagai formula untuk mengingat –ingat akan keberadaan Tuhan. Dalam praktiknya zikir berupa aktifitas menuangi pikiran dan hati dengan nama atau pujian terhadap Tuhan. Atau menuangkan “ Asma “ Tuhan ke dalam hati dan pikiran sehingga tak ada nama lain dalam hati dan pikiran tadi selain Asma-Nya. Baca lebih lanjut

SYUKUR SEBAGAI TANGGA SPIRITUAL.

Untuk membahas masalah ini ada tahapan-tahapan agar seseorang bisa meningkatkan dirinya ketangga Syukur dan ada baiknya kita merujuk pada sebuah ayat dalam teks book Kitab Suci dalam QS. An Nahl 11 – 14.

” Dengan air hujan itu Dia menumbuhkan untukmu tanam-tanaman, yaitu Zaitun, kurma, anggur, dan aneka pohon buah-buahan. Sesungguhnya, pada yang demikian itu terdapat ayat bagi orang-orang yang BERPIKIR ”

” Dia menjadikan malam dan siang, matahari dan rembulan untuk kepentinganmu. Bintang-bintang pun berjalan sesuai dengan perintah_nya, dan dijadikan untuk memenuhi keperluanmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu erdapat ayat-ayat bagi orang-orang yang menggunakan AKALNYA “.

” Begitu pula yang ada di bumi, yang beraneka warna itu, semua diciptakan-Nya untukmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat ayat bagi orang-orang yang mau MENGAMBIL PELAJARAN “.

” Dialah yang menjadikan laut untuk memenuhi keperluanmu, agar kalian mendapatkan dagin yang segar dari dalamnya, dan agar kalian keluarkan dari dalam laut itu perhiasan yang kalian pakai. Dan, kalian lihat bahtera yang berlayar dipermukaan laut itu, agar dengan behtera itu kalian dapat mencari anugaerah-Nya dan agar kalian BERSYUKUR “. Baca lebih lanjut

Syukur sebagai KHALIFAH

Oleh : Kariyan
Sebuah Renungan ” mblarah dan ngelantur ” di malam 1 Suro ( 1429 H )

Jika kita menyadari akan peran manusia sebagai ” Khalifah “ atau wakil Tuhan. Kita haruslah mampu berbuat memakmurkan Alam beserta isinya. Kita harus menciptakan keamanan dan kenyamanan bersama. Kita harus menciptakan ” Kepercayaan ” atau trust bagi sesama makhluk. Sehingga, terhadap sesamanya seseorang tidak boleh merusak hak milik atau hak hidupnya, tidak mau merugikan atau menganiayanya.

Bila kita tidak menginginkan kepercayaan kita rusak, maka JANGANLAH MERUSAK.. kelompok, golongan, agama dan kepercayaan orang lain…..!

Dalam hidup ini, kita harus bisa membedakan antara ” Kebenaran dan Prasangka “. Kita harus dapat membedakan antara ” Realita dan Pandangan “.
Kebenaran itu sifatnya adalah ” Universal “, karena kebenaran itu sebagai wujud sesuatu yang seperti adanya dan SEJATINYA KEBENARA itu hanyalah milik Gusti Kang Hakaryo Jagad… yo kang diwastani Gusti ALLAH Swt .
Baca lebih lanjut

Syukur kepada sang Khaliq

” MANUSIA YANG BERSYUKUR SEMESTINYA SELALU MENANAMKAN KEBAIKAN DAN BERBUAT KEBAJIKAN BAGI SESAMA MAKHLUK ”

                                    

Dalam dunia Sufi, dunia mistik, atau akhlak mulia, kata syukur merupakan suatu tahap pencapaian seorang ” Salik “, Musyafir spiritual. Syukur hendaknya bukan sebatas ucapan. Syukur sendiri lebih dituntut kepada perbuatan dan tindakan dengan wujud nyata untuk mensyukuri anugerah Tuhan. Syukur demikianlah yang membuat kenikmatan dalam hidup semakin bertambah. Inilah yang disebut di dalam sebuah Kitab Suci bahwa apabila kita bersyukur, niscaya Tuhan akan menambah-nambah kenikmatan kepada kita.

Tingkatan syukur yang paling dasar adalah ” Rasa Syukur “. Syukur ditingkat rasa . Dalam khazanah tanah Jawa rasa dipandang sebagai ” inti Hidup ” Artinya, tidak akan ada kehidupan bila mana rasa itu tidak ada. Untuk membuktikan bahwa seorang Bayi itu lahir normal, maka bayi itu ditepuk agar menangis. Bila tidak ada rasa, pasti si Bayi itu tidak akan menangis. Kenapa….? lha tak ada yang dirasakan kok….!. Dengan ” rasa “ itulah seorang bayi mengungkapkan dirinya dengan menangis, tersenyum dan tertawa. Bila si bayi merasakan ketidak nyamanan atau dia merasakan sakit, dia akan menangis. Sebaliknya bila dia merasakan kenyamanan wajah si bayi akan tampak senang dan mudah tersenyum. Baca lebih lanjut

SEBUAH ASA di BLOG BARU-koe

Hmmm..hmmm…
Sebuah harapan ditahun yang baru untuk menjadi lebih baik dari tahun-tahun kemarin, Ceillaaah…KLASIK banget wis umum, lumrah kabeh menungso juga pengen gitcu kale…so PASTI…pastilah semua orang menginginkan hal itu…termasuk diri ini…gak papa kan…?? Kini di sebuah Blog baru ini, akoe pingin sekali menumpahkan seluruh UNEG-UNEG entah apapun bentuknya, mau hasil PERENUNGAN-kah, sebuah pemikiran yang USIL-kah, omongan MBLARAH-kah…wis..ra masalah… tak UMBAR sak karep-koe..sing penting ben ora dadi JERAWAT neng RAI-koe, habis capek banget NJEBROTINNYA lah..lah boso opo kuwi.. heks..heks..Itung-itung belajar menuangkan hasil NGELAMUN dalam bentuk tulisan dengan bahasa NGELANTUR dan MBLARAH….maklum wae soale gak ngikutin bahasa Grammer Jurnalistik sih…he..he.. Ning sopo ngerti sok yen ono rejone jaman dadi pengeleng kanggo awak-koe dhewe lan kanggo anak turun-koe lan sopo wae poro Sanak Kadang sing gelem njumput isine sing COCOK, APIK tur BECIK, nggih monggo dipun pundhut, menawi kirang sae ( jika tidak baik ) monggo ditinggal saja dan jangan dibawa pulang atau dimasukkan dalam hati walaupun SEJATINYA coretan ini adalah sebuah KUMPULAN SAMPAH yang tak berguna dari makhluk ” BOCAH BAU KENCUR “ kang wus kebacut TINITAH LAHIR dening Gusti Kang Hakaryo Jagad TUMUNGKUL lan wus kadhungKAWIJIL ing kahanan GUMELARING JAGAD DUMADI.

Ono pangunen-unen “ Jika ada sesuatu yang keluar dari ( maaf ) duburnya binatang Unggas berupa TELOR “, maka ambil dan rawatlah…siapa tahu nantinya akan terlahir sesuatu makhluk yang mungkin bisa BERMANFAAT buat DIRI mu atau SESAMA mu. “ Jika yang keluar itu berupa KOTORAN, maka ambil dan manfaatkanlah serta JADIKANLAH rabuk ( pupuk ) kandhang untuk memupuk Tanaman embuh… opo wae“. Heks..heks..gimana klu untuk ngrabuk tanaman yang lagi ngetrend dan harganya selangit seperti ” Gelombang Cinta, Anthorium ” bisa gak yah…
” Illahi anta Maksudi wa Ridhloka Matlubi “
Duh…Gusti Kang Hakaryo Jagad, Panjenengan ingkang kulo sebat, Ridhlo Panjenengan in ingkang kulo Purih.
Ingsun TETEKEN Muhammad, Suro Suco Ludiro Joyodiningrat, Lebur dening Pangastutiningsun.

Salam

Kariyan
dari Padepokan Borneo Timur

By Kariyan Santri Gundhul Dikirimkan di HALAMAM

TANYA…KENAPA?

” Kalau sekiranya Kami menurunkan Al Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir”.

Apa yang bisa kita pikirkan tentang makna yang TERSIRAT dari yang tersurat dari adanya perumpamaan-perumpamaan ayat diatas…??. Rasanya tidak berlebihan jika kita secara bersama-sama melihat berbagai bencana yang melanda Negeri tercinta ini, mulai badai Tsunami sampai muntahan lahar panas dari gunung-gunung berapi yang telah “ MENGGELONTOR “ negeri ini. Berbagai kegiatan ritual keagamaan telah dilakukan dalam rangka menyikapi kejadian ini, Doa bersama, Sholat Taubat, Isghosah Qubro telah berkali-kali dikumandangkan yang dibarengi dengan rasa SESAL, wajah sendu ( syahdu ) dan isakTANGIS mengiringi hajatan  tersebut. Kejadian berbagai bencana yang melanda negeri ini banyak disikapi oleh para petinggi Agama, seolah merupakan AZAB Tuhan atas perilaku manusia di bumi pertiwi ini yang telah melupakan Tuhan dikarenakan banyak manusia yang  tidak menjalankan perintah-Nya, seperti IBADAH-IBADAH WAJIB yang telah dianjurkan. Dalam kesendirian aku bertanya-tanya pada DIRIku sendiri ( heks..dah gile kali )…Benarkah Tuhan telah MENGAZAB manusia…?? Kenapa Tuhan lebih mengutamakan AZAB dan MURKA-NYA ketimbang KASIH dan SAYANG-NYA…?? Bukankah semua yang terjadi di alam semesta ini berjalan menurut HUKUM Tuhan…??

    Sayapun mencoba merenung, menyusuri relung-relung kedalaman samudera Batinku yang kotor ini. Kenapa kita-kita begitu mudahnya“ MENGKAMBING HITAMKAN Tuhan atas berbagai kejadian bencana yang melanda negeri ini..?? Apakah kita tidak menyadari bahwa semua yang terjadi di negeri ini akibat ulah KETAMAKAN dan KERAKUSAN manusia-manusia seperti kita…??. Baca lebih lanjut

DIA YANG TERSEMBUNYI

Aku rindu pada sesuatu yang tak ku mengerti..!
Itukah yang dinamakan CINTA… !!
Lihatlah kesana Wahai para makhluk yang dikatakan SEMPURNA…, Semua Malaikat-malaikat sedang menatapmu kebawah. Inikah hari PEMBERSIHAN itu…?? Setiap hari ratusan anak manusia telah dibawa pulang entah kemana tujuan, bukan untuk pulang tetapi sejatinya telah dibersihkan dari KOTORAN Dunia. Sisanya akan dibersihkan oleh Dunia dari KEKUATAN Tuhan Pencipta Langit dan Bumi untuk menjadi HAMBA-HAMBA Allah di Dunia untuk kembali merawat Alam-Nya.

Wahai para manusia… Semua Kitab-kitab Suci telah kembali kepada Nur ( Cahaya )-Nya di Lauhul Maghfuzt. Setiap tempat-tempat Ibadah banyak yang telah KERING dan akhirnya MATI karenanya…!! Yang kita lihat kini hanyalah lembaran-lembaran BUKU BIASA dan bangunan RUMAH BIASA yang sudah TIDAK lagi memberikan KETEDUHAN HATI. Karena kita tlah membuat semuanya BERHENTI yang pada akhirnya KERING dan MATI pada saat ini…detik ini…di Akhir tahun ini..!! Baca lebih lanjut

By Kariyan Santri Gundhul Dikirimkan di RENUNGAN

ISRO’ MI’ROJ DI AWAL 2008

 

Dahulu kala di sebuah desa di sebuah negri Antah Brantah, hiduplah seorang yang dianggap suci dengan berbagai KETELADANAN hidup yang ditunjkkan dalam keshariannya, dan dianggap utusan Allah. Setiap hari ia diminta mengajari penduduk desa dimana Dia tinggal. Alkisah orang tersebut mempunyai seekor anjing yang sangat penurut. Setiap hendak pergi mengajar orang-orang penduduk desa, si Anjingnya selalu diikat disebuah tiang di sisi kanan sumur.Kemudian ia akan mengambil air dari sumur dan membasuh wajahnya. Setelah itu ia akan pergi ke sebuah batu besar dan datar di tempat yang agak tinggi. Sebelum duduk, Dia menaruh sandalnya di sisi kanan batu, lalu duduklah dengan kaki menyilang ( silo ), kaki kiri di atas kaki kanan. Demikian yang dilakukan setiap kali mengajar orang-orang di desanya, hingga suatu saat ia meninggallah orang suci tersebut. Penduduk desa kemudian mencari seseorang yang dianggap paling menguasi ajaran si orang suci, dan memintanya untuk menggantikan orang suci tersebut mengajari penduduk guna meneruskan ajaran KAMULYAN sampurnaning DUMADI. Tentunya dengan urut-urutan perilaku yang harus persis dengan orang suci yang dulu, dari mulai memelihara anjing, mengikatnya di sisi sumur, hingga menyilangkan kaki kiri diatas kaki kanan sambil mengajar. Baca lebih lanjut

By Kariyan Santri Gundhul Dikirimkan di MANJING