EGO-ku, EGO-mu, EGO-kita

Dalam menjalani kehidupan ini sering kali kita merasakan bahwa yang kita lakukan itu sebenarnya keinginan dari pada Ego, tetapi dengan mudah kita berkilah dan berdalih bahwa yang kita lakukan adalah merupakan panggilan Tuhan. Sering kita meneriak-neriakkan nama Tuhan, kita katakan dengan lantang, ” kita harus membela AgamaTuhan…!!”…Hiii..hii…emang AGAMANYA Tuhan apaan yah…??? Ada yang tahu gak…???. Tetapi sebenarnya semua itu dilakukan tanpa menyadari tak lain hanyalah karena desakan Ego. diri pribadi. Tuhan itu kan Maha Besar dan Maha Perkasa serta tak terkalahkan lagi, masa perlu dibela…?. Lah..kok jadi kebalik-balik yah…emang yang Maha Besar, Perkasa kite-kite apa Tuhan yah..??. Kalau Tuhan masih butuh PEMBELAAN kite-kite, ngapain kite harus berdoa minta ini dan itu sambil nyadhongkan tangan….heks..heks…


Yang perlu dibela dan dilindungi itu kan orang-orang yang lemah, baik lemah secara moril maupun meteriil.

Dengan enteng sekali kita menyebut-nyebut “Asma Allah “ padahal dalam menyebut itu kita tidak sadar bahwa itu semua karena dorongan hawa nafsu kita. Karena masih terbesit pamrih kepentingan pribadi maupun kepentingan golongan dan kelompok kita. Padahal sesungguhnya yang demikian itu karena Ego kita…!!!.

Masa ada sih orang menyebut nama Tuhan karena Ego…??. He..he..banyak…, banyak sekali kejadian-kejadian semacam ini yang secara tak sadar, bahwa apa yang mereka lakukan adalah karena dorongan Egonya. Sering kali kan…? kita melihatnya di TV bagaimana para demonstran dengan wajah-wajah menyeramkan sambil berteriak-teriak menyebut nama Tuhan.

Betapa mudah memang orang memanggil “ Allah…Allah “, namun sikap yang ditampakkan berlawanan dengan kelembutan Allah sendiri. Tuhan yang pengasih dan penyayang. Bukankah Tuhan mendahulukan kasih sayangnya ketimbang murka-Nya..??.

Banyak juga orang yang tidak mengenal Allah tetapi dengan gesit  lagi lincah menyebut Asma-Nya namun hanya terhenti sebatas di bibir saja. Yang akibatnya bisa kita lihat bersama suatu kelompok keagamaan dengan tampilan lahiriah yang ditampak-tampakkan religius bak sekumpulan manusia bergamis, bersurban namun sayang dalam penerapan, aplikasi dan tindakan serta perbuatannya dalam kehidupan sama sekali tidak mencerminkan adanya kedamaian, kenyamanan dan kesejahteraan bagi orang-orang di sekeliling mereka..

Ego inilah yang banyak menghinggapi manusia seperti kita-kita ini dalam menjalani kehidupan sebagai makhluk sosial masyarakat maupun dalam kehidupan beragama sekalipun. Dengan Ego ini jugalah bisa mencerai-beraikan rumah tangga, bangsa dan negara. Bila salah satu pihak berlaku Ego, maka ada pihak-pihak lain yang direndahkan atau dianggap sepele. Otoritas atau wewenang orang lain diambil alih, karena pemilik kewenangan itu dianggapnya tidak berdaya. Bahkan secara tak sadar otoritas Tuhanpun diambil alihnya dengan dalih dan kemasan yang dibungkus dengan nama Agama dan kelompok, golongan tertentu. Apalagi dengan teriakan-teriakan menyebut Asma Tuhan, mereka begitu cekatan dan gesitnya meneriakkan Asma Tuhan, namun perilakunya sama sekali tidak mencerminkan “ kelembutan Tuhan “.

Tuhan adalah Zat yang “ Wujud “ dan pasti ada-Nya yang senantiasa membimbing manusia menuju kehidupan yang baik. lurus dan benar. Tuhan itu ar-Rahman dan ar-Rahim, yang Maha Pemurah dan Penyayang. Agama yang datang di bawa para Nabi-Nabi atau RASUL memiliki misi untuk keselamatan dunia. Tentu saja termasuk juga untuk keselamatan manusia di dalamnya. Tetapi jika kita mau berbicara jujur, kita tahu bahwa banyak orang-orang yang merasa terancam keselamatannya oleh sekelompok orang dalam agama yang dianutnya. Disetiap agama selalu saja ada sekelompok orang yang merasa memiliki otoritas dalam memaksakan agama. Alasannya, orang tidak boleh dipaksa untuk memeluk suatu agama, namun kalau sudah masuk harus dipaksa…!.

Ini yang dinamakan orang sudah bersaing dengan Tuhan. Kejadian-kejadian yang seperti ini yang perlu untuk dicermati dan diluruskan agar dorongan Ego seseorang tidak disamakan dengan seruan Tuhan.

39 comments on “EGO-ku, EGO-mu, EGO-kita

  1. Mas ini sangat pintar dalam mengulas kata-kata. Postingan yang penuh makna dan nasehat. Aku serasa terjewer dan ‘dislenthik’ saat membacanya. Yah, itulah kita, selalu dan selalu mengatasnamakan ego meskipun kadang kita MUNAFIK untuk mengakuinya.. Makasih mas, untuk selalu kasih postingan yang berguna.. 🙂

  2. ***@ Kanjeng Ibu OPIK,

    Lah siapa dulu yg ngajarin…bu OPIK geto loh..??? keks..keks….Nitip ucapan SELAMAT ULTAH buat Kang Masne yah Bu.

    ***@ Kang Muhamaze,

    Keren banget rek..rek Asmane.
    Yang CERDAS itu yang MEMBACA kang, bukan yg nulis…ha..ha…

    Maturnuwun dah mau sowan dari Maluku, naek apa Kang tadi…Hati2 loh di Laut gelombangnya lagi gedhe2nya.

    Salam

  3. Siapakah diri kita ini ???
    Sehingga dengan sombongnya selalu mengaku ngaku…
    Selalu merasa rasakan ya ya ya merasa…. segalanya

    Padahal semua sudah tertulis berjuta tahun yang lalu
    Kita ini cuma dagelan alias khayalanNYA
    Semua terjadi menurut alur cerita skenario DIA

    Semua hanya menuruti qudrat dan iradat NYA
    sehingga segala sesuatu hanya bisa terjadi karena ijinNYA
    tak ada peran kita disana dalam menentukan

    Itulah bagi yang mau berfikir tentang diri
    Akhirnya Mengerti sejatinya diri kita adalah…….
    yayaya… La Hwalla Walla Quwata……….

    hehehe bagi Kopi tubruk nya doooong mbaaaah enaaak duduk sini dingiiiin serasa dikipasin weleh weleeeeh tak ikut jigongan seeeek yaaaaa… hihihi
    Salam Sayang Selalu

    • Nah kan..kan…???
      Kang Boed iki pancen LANDHEP, LANTIP.

      SOPO SIRO..??? SOPO INGSUN…???
      Mung sadermo BUAH CATUR
      Mung sadermo WAYANGAN
      LAKON dan LAKU Siro/Ingsun,
      Hanyalah berupa GELAR dan GULUNG dalam Kehidupan dan Penghidupan ini.

      Nggelesod Jigong disamping Kang Boed,
      Monggo Kang dicuwil Pisang Gorenge,
      Mumpung isih Anget…keks..keks…

    • Salam kenal panjenengan kulo terami kanti bingahing manah.
      Maturnembah nuwun, sampun kerso aturi kulo sowan dateng Padepokan panjenengan.
      Meluncur menuju TKP…heks..heks…

      Salam….salim….
      Rahayu

    • Sugeng tetepangan kagem Mas Novianto,
      Guru dan Murid itu sampun wonten ing lebet panjenengan piyambak Mas.
      Monggo sami-sami nggrayahi kanti LAKU…MENENG lan ANTENG

      Terima kasih sudah mau mampir di Gubug ini.
      Salam

  4. *numpang ngramein aja*

    agama itu katanya kan akhlak, kang. kalau meyakini bahwa hal itu benar, berarti agama Tuhan adalah akhlakNya atau bisa dibilang sifat-sifatNya. lha kalo mau ngikut agama Tuhan, berarti manusia harus berusaha menjadikan akhlak atau sifat Tuhan menjelma dalam dirinya.

    apa bisa? wah… saya gak tahu… :mrgreen: tapi kalau bisa, mungkin hasilnya memang tidak bisa persis, melainkan mendekati saja. Sifat-sifat Tuhan itu barangkali ancer-ancer saja. trus gimana caranya? ya konon menurut Sunan Bonang sih harus ada niat atau kehendak. niat atau kehendak itu yg mana / apa / ada berapa? lha ini… tinggal ditelusuri sendiri aja, termasuk kemungkinan bahwa pendapat saya juga salah… :mrgreen:

    • Injih sarujuk Kang,
      Jika kita bisa memaknai Agami = Akhlaq yg baik/mulia yg ada di dalam setiap diri manusia, maka sudah selayaknya adanya saling KLAIM kebenaran AGAMA/KEYAKINAN hanya karena perbedaan LABEL, SIMBOL, NAMA tidak akan terjadi.
      Menjadikan setiap DIRI memiliki akhlaq/sifat2 Tuhan dan bisa mengaplikasikannya dalam AF’AL ( perbuatan ) dalam wujud karya nyata yg bisa dirasakan orang banyak akan menjadi KLOP dan LENGKAP sudah sebagai Hamba/Abdi/Batur/Babu/Jongos/Gedibalnya Tuhan.
      Persoalan bisa atawa tidak sangat bergantung tiap individu dalam mengeksplorasi ” Sirr, Rahso, Nepsu lan Budi ” yg sudah ada di dalam diri untuk diselaraskan dengan Hukum KEJATEN yang memiliki safat-sifat dasar SEJATI~BAIK~SABAR yg dalam istilah Budha ( Fa Lun Ggong/Dhafa ) dikenal Zhen~Shan~Rhen…

      Suwun Kang

  5. Yuhuuu… si Akang dah come back tohh…
    Kog gak kirim2 surat seh? Hehehe…. 😉
    Kabari dunx kalo dah exist lagi disini…
    Suguhannya “Ego” yahh…
    Kang, takut ma tengkoraknya… :ops:
    Ihhh serem deh… 🙂

  6. Saya membuat blog dalam rangka menjaga EGO…(kata lain dari mempertahankan sekaligus meningkatkan)

    Saya ingin sharing (kata lain dari mengajari) dengan orang lain… demi EGO juga

    Saya ingin agar blog saya dikenal dan ingin agar pagerank-nya naik… demi EGO

    Saya komen dimana-mana dalam rangka menjalankan tips SEO… juga karena EGO

    Kalau ada postingan saya dikritik, saya akan mempertahankan habis-habisan (kadang cuma setengah habis)… jelas karena EGO

    Ah… payah deh saya ini, ternyata EGO saya masih tinggi…..

    Apa perlu blog saya ditutup aja ya? Ganti buka warung burjo dengan spanduk “BURJO rasa BLOGGER”? 😥 🙄

  7. Siapakah diri kita ini ???
    Sehingga dengan sombongnya selalu mengaku ngaku…
    Selalu merasa rasakan ya ya ya merasa…. segalanya

    Padahal semua sudah tertulis berjuta tahun yang lalu
    Kita ini cuma dagelan alias khayalanNYA
    Semua terjadi menurut alur cerita skenario DIA

    Semua hanya menuruti qudrat dan iradat NYA
    sehingga segala sesuatu hanya bisa terjadi karena ijinNYA
    tak ada peran kita disana dalam menentukan

    Itulah bagi yang mau berfikir tentang diri
    Akhirnya Mengerti sejatinya diri kita adalah…….
    yayaya… La Hwalla Walla Quwata……….

    Dalam ketak berdayaan dibutuhkan pegangan yang kuat
    Dalam ketidak mampuan ditarik oleh Yang Maha Mampu
    Dalam kelemahan dan kekosongan datanglah ketenangan jiwa

    Tumbuhlah pohon CINTA dalam kesejatian diri
    Terbit bagai mentari pagi pancaran Nur IMAN
    Sebagai penerang langkah dalam menyelesaikan tugas disini

    Inilah langkah pemurnian sejati
    demi mencapai sejatinya Lahwalla walla Quwatta
    Hilang lenyap dalam pelukan Sang KEKASIH

    Dan kembalinya hanya Untuk menjalankan sebuah Dharma
    Berbekal akhlakul kharimah yang terbit dari kesadaran diri sejati
    Untuk berkarya dam mencipta demi kebersamaan..

    • Inilah kehidupan SPIRIT,
      Melalui tangan ‘kan menemukan ketercerahan mengulurkan kebaikan keseluruh penjuru semesta.
      Melalui telinga bisa mendengarkan bisikan terdalam yang hidup di jiwa alam.
      Melalui hati menemukan kedamaian.
      Melalui Mata ‘kan melihat Tuhan yang menyelinap di balik dedaunan dan seluruh wajah semesta alam.

      Ada PUTIK-PUTIK KEHARUMAN dibalik desah haru kita, menghantarkan kepada SANG KEKASIH dan menyerahkan sepenuhnya dalam jiwa kehendak-Nya.
      Didalam dirimu terdapat sekuntum teratai SUCI, SUMBER kebijaksanaan yang tiada batas.
      Kembangkanlah WELAS ASIHMU ( kasih sayangmu ) dengan arif, maka kuntum terataimu akan mekar.
      Jangan sampaikan kepada dunia…,bahwa jiwamu telah mengetahui apa yang ada dibalik yang nampak, apa yang tersembunyi dikedalaman kalbu.
      Tapi jadilah sebagaimana TERATAI yang tak menyadari keindahannya, dan tetap tinggal di kedalaman kolam.

    • kang Jenang,
      Pigimana klu sampeyan buatkan dulu saja KAPLINGANNYA, ntar baru dipetak-petak.
      Lah Kang Boed bisa nanemin disetiap petak-petak tersebut dengan KARYA BERMUTUNYA.

      Ayo Kang Boed…..!!!!
      Judhul Blognya ” SUNARING CONDRO PEPADHANG JAGAD “..ha…ha…

  8. hihihi…. kalo kata orang sunda sih “aya aya wae” hehehe…. ci OONsurOON weleh weleeeh cah gemblung iki senengane jalan jalan wae sambil bawa papan selancar ngikuti rasa hati sajalah hahahaha……. sedih tersenyum tertawa atau menangis bagian paling belakang ajalaaah hihihi…
    Weleh weleeeeeeeh wakakakakakaka mentang mentang postingannya tentang Ego dibrebetin sekalian ama tuan rumah walah walaaaah sampeyan iku TOP MARKOTOP

    ***~~~~~~~~~~~~~~~***

    Huaaaaaaaaaaakkkkkkkkksss.kaks..kaks….
    Punten Akang Boed,
    Tadinya saya mo hapus tuh koment jawaban saya kon MENUHIN KAPLINGAN getoh. Trus…tak ubeg-ubeg, lah fasilitasnya gak ada. Jujur saya sempet MUMET sendiri….heks… mosok COBA-COBA jawab Koment kok NGABISIN KAPLINGAN. Nah ceritanya tuh…kan ada banyak perintah ada ” TOLAK~HAPUS,BALAS~SUNTING~SUNTING CEPAT. Lah aku coba pilih yang BALAS….BEGONO deh jadinya yg muncul….ha..ha….
    Mungkin Kang JENANG ato Kang Boed bisa bantu saya DELET koment saya itu kang????

    Bantu dunk????

  9. waaaaah kalo di habisin sendiri ma nyang empunya rumah judulnya Egoku doang donnk makanya bagi bagi dooooong biar Egoku, Egomu dan Ego kita hehehe kaya judul lagu aja yaaaaa diriku dirimu dan dirinya hihihi pancen oyeee dengerin sambil minum kopi tubruk puanas ma pisang goreng sambil jigongan ma simBah Gunduleee hihihi rokokan Djarum Super ma 234 weleh weleeeeeh nemenin si Mbah cari wangsit… uiiiih adem tenaaan reeeek ……..
    Waaah uenak eee pooollll endangdutan nyooook mbah…

    ***~~~~~~~~~~~~~~~***

    Heks….ngeloyor sambil balik badan…nutupin RAI…kaks..kaks…
    Wes tak jawab neng ndhuwur kuwi loh Kang….KLERU PILIH perintah KOMENT….Mesthine pake perintah SUNTING, malah aku pilih yg BALAS…begono dheh jadinye.

    Ganti lagu CAMPUR SARI ” DIDIK KEMPOT “….

  10. Ya…masing2 orang sih beda taraf mikirnya Kang…yang penting punya alasan dan pertanggung jawaban dalam tindakan dan sikap. Ben ra kaya wong edan.

    Lakum diinukum waliyadiin…..lah. Beda2 keyakinan…meski agamanya sama. Kalo nggak gitu jadi nggak asyik dunia…toh pada tahap selanjutnya yang mengedepankan egonya itu akan menjadi mengedepankan hati nuraninya….dan……dunia mereka, kita semua akan berubah lebih cerah. (nyambung opo ora to Kang…)

    ***~~~~~~~~~~~~~~~***

    Justru karena perbedaan ini DUNIA serasa lebih Hidup yo opo ora Kang??, ning jangan karena Perbedaan lantas memaksakan KEHENDAK agar SERAGAM, lebih2 menyangkut masalah AGAMA/KEYAKINAN.

    Yo Kang ” Lakum diinukum waliyadin ” itu juga berlaku dalam pemelukan AGAMA yg samapun, PASTI tidak bakal SAMA PERCIS ” CITA RASANYA “. Ibarat PELANGI…biarkan yg merah tetap berada pada posisinya, jangan obok2 warna lainnya…he..he…

  11. hehehe…..
    mBah endangdutan nyoooook….
    Pusing pusiiing akuuu pusing.. tereleet.. tetet…
    Bingung binguuuuung uakuuu binguuuuuung… endang duuut…. endang duuut… weleh weleeeeeeeh jangan pusing beneran walah walaaah KangBoed ini duasaaar AYA AYA WAEE… orang sepuh masih aja digangguin hahahaha kuwalaaat lhooo… ooooooo kuwalat ya sejenis kuwaci ya mau mauu mauuu widiiiiiw dasar OONsurOON……… tuuh mBah Gundule makin pusing yaayaya ampuuun mBah ampun tenan iki ora wani… hihihi… *melihat keatas* ooo habis hujan ya mBaaaaaah widiiiiw muncul pelangi indaah indaaaah sekali nuansa warna warni bias dari warna yang satu oyeeeee…. tertata apik menjadi busana manungso iih entu si mBah khan gak pake busana…
    ooo Jurus Penelanjangan Tuhan katanya ooo ya ya ya alirannya Ebiet G Ade sama Bang Toyib yaaa … Kita Mesti telanjang dan benar benar telanjang sampai gak pake apa apa lagi ho ho ooooo… waaaaaah nanti kena undang undang porno grafi aaaah … mbah CDnya pake lagi aaaaah maluuuu entu tuuuh apa an yaaaaa… hihi..
    Salam Sayang

  12. Jika sadar, maka rasanya kita tidak akan berani menyebut nama Allah sembarangan.

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Ho-oh Kang, Penyebutannya langsung dalam tindakan dan perbuatan karya nyata CINTA ~ KASIH yg bisa dirasakan orang banyak.

  13. Ego ku, Ego mu dan Ego kita..
    ada ego dimana-mana. Aku tak mau menebar Ego…tapi ternyata selalu mengiringi langkahku, setangkup Ego dan sepotong ikhlas..nyaris tanpa batas!!

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Hiks…jadi inget iklan Sampoerna Mild saja saya bu, Nyaris tanpa BATAS…

  14. dolan maning. kengen karo blog iki.

    memang, mulut itu jauh dari pantat. cangkem cen adoh saka silit, ada juga yang lebih suka nyebut gitu.

    kan sudah ada pitutur tercetak. laa iqroha fiddin. tidak ada paksaan dalam hal agama. karena sudah jelas. mana baik. mana mungkar. kewajibanmu hanya ngasih kabar terang. terang loh ya, bukan samar. klo emang blm dapat ngasi kabar secara terang, mbok ya udah, mingkem saja. manut sama yang udah lebih paham.

    tinggal bilang “iyo kang santri gundhul”, apa repotnya? soalnya, mau paham atau tidak, itu urusan gusti. manusia tak ada yang dapat ngasih hidayah. biarpun lambe ndremimil tasbih, tahmid, tahlil setiap saat, tetapi hati mblarang kemana-mana. tetap saja percuma. yang namanya ego itu memang harus ada, tapi tidak di ujar. harus di kendalikan. tanpa ego, manusia ndak bisa hidup. tak ada semangat. tapi klo terlalu ego, walah…. bubar jamane.

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Iyo Kang, pancene EGO kuwi hanya perlu DIKENDALIKAN saja eksistensinya. Ibarat sebuah kereta yang memiliki Kuda-kuda penariknya maka, dalam perjalanannya si Kuda perlu dikendalikan agar Kereta selamat sampai tujuan.

    Maturnuwun Kang Salwa…lama gak jumpa walau dalam dunia maya njih…dos pundi kabar njenengan Kang???

  15. assalamu alaikum pak Santri Gundul….:)
    wah tambah sip ae….:D….
    mantep poll…semantap 234…:D

    kebahagiaan sejati manusia adlh ketika kita sudah bisa meleburkan ego kita kedalam SUPER EGO…
    sgl aktifitasnya karena bukan krn ego pribadi atau ego golongan…FANA….

    saking arek nJombang lagi padhos upo dateng Ngalam

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~~***
    Wa’alaikum salam Sam Danis,

    Sugeng tetepangan njih.
    Hiiiiiiiii….LEBUR dan MANUNGGAL dengan sang Pemilik hingga sudah tidak adalagi pertanyaan APA dan MANA. Sebab kondisinya sudah SUWUNG

  16. Tuhan adalah “ruang kosong”
    Ruang kosong itu adalah
    Kanvas khayalan tiada batas
    Tiada awal tiada akhir
    Ada dalam tiada
    Di atas kanvas kosong itulah
    Para nabi merajut impian
    Melukis dan mengukir sejuta bayang-bayang
    Wajah tuhan
    Yang tak pernah bisa disentuh oleh siapa pun
    Lukisan itu hanya dapat terlihat
    Ketika kita membayangkan
    Lukisan itu “ada”
    Lukisan di atas kanvas kosong
    Telah memenuhi dan menguasai
    Segenap sudut ruang imajinasi
    Di sana ada sejuta bayangan
    Yang hanya bisa dikunjungi
    Lewat mimpi-mimpi
    0h mimpi yang sangat menakjubkan
    Yang dapat membunuh
    Sel-sel syaraf rasional
    Di atas ruang kosong itulah
    Mimpi-mimpi itu terus dipacu dan mengembara
    Menembus langit ke tujuh
    Membawa dan menaburkan
    Sejuta cerita mistis
    Yang dibalut dengan “kain wahyu”
    Melalui ruang kosong itulah
    Tuhan, dewa-dewi, malaikat, syaitan dan jin,
    Kerajaan surga dan wajah neraka
    Dilahirkan oleh para nabi
    Kemudian agar ciptaannya hidup
    Ditiupkanlah “ROH” dengan seribu satu versi
    Mereka menyembahnya dan memujanya
    Menangis, tertawa dan segala permohonan
    Ia ajukan kepadanya
    Akhirnya manusia telah menyembah
    Rekayasa pikirannya sendiri
    Memuji-muji khayalannya sampai mati
    Ada lagi pemuja berhala
    Berhala lahir dari sang pemahat
    Wajah berhala adalah wajah para dewa
    Yang bermula dari jelajah alam maya
    Alam maya yang tak pernah tidur sedetik pun
    Selalu mengusik dan memanggil
    “Ayo, dekatkan dirimu padaKu”
    Di tangan pemahat
    Jarak jauh itu direkatkan
    Dalam bentuk wajah berhala (patung)
    Terbentanglah jembatan komunikasi
    Sekarang…..
    Pemuja itu dapat merapat
    Tertawa, menangis, memohon kepada para dewa
    Dewa itu dekat dihadapannya

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Hmmm….MENYEMBAH dan MEMUJA
    Dalam batasan KHAYALAN, ANGAN-ANGAN dan PIKIRAN..

    Lah ini nih yang kebanyakan terjadi….
    Badan Jasad Kasar Jungkir balik
    Pikiran NGEMBORO ke Super Market…hiks…hiks…
    Lalu gimana bisa DEKAT dengan-Nya
    Dekat saja tak mampu
    Gimana bisa MENYATU dengan-Nya….

    Ahhhhkg Kang Tommy,
    PENYEMBAHAN terhadap wajah-wajah BERHALA masih saja eksis hingga kini….

    Ngeloyor sambil tutup muka….

  17. Wah wah para sedulur ternyata sedang berkumpul di padepokan teduh ini ya. Rahayu karahayon utk semuanya.

    Untuk tulisan kadhang kula Santri Gundul, setelah mengembara sekian lama hasilnya mantaaabb sekali,
    semoga padepokan ini menjadi lentera buat semuanya. Sungguh menggugah kesadaran sejati,
    mari kita semua beranjak dari kesadaran kulit menuju kesadaran batin, kelak suatu waktu kesadaran rasa sejati akan kita dapatkan.

    agama, ajaran, ilmu pengetahuan, budaya, tradisi, bagaikan jalan setapak menuju Hyang Manon (Yang Maha Tunggal) puncak episentrum. Yakni Tuhan sebagai causa prima yg tak ada duanya. Manusia bebas menyebut Causa Prima dgn apapun nama dan bahasanya, tentu saja nama yg teramat mulia dan luhur. Bukankah bahasa manusia telah ada ribuan tahun sebelum agama-agama di dunia ini melembaga ?! Tentu saja dalam konteks ini agama menjadi bagian dari budaya, karena menggunakan bahasa tertentu.
    Sementara hakekat (esensi) kebenaran berada dalam ruang yg tidak lagi mengenal bahasa manusia. Yg ada tinggal “bahasa Tuhan”, diumpamakan papan tulis tanpa tulisan, dluwang tanpo mangsi. Sastra yg tak tertulis, wong njowo ngarani “Sastra jendra hayuningrat” sebagai pangruwating diyu. Yg hanya terdapat dalam ruang rijalul ghaib, sebagai eksistensi noumena, itulah wahana sajjaratul makrifat. Kita temukan setelah rasa sejati kita berani berkelana ke ruang nirvana, lalu merasakan imago dei, wahdatul wujud.
    salam sejati

    sabdalangit’s web
    Tuhan tidak rasis, tidak pula etnosentris, apalagi primordialis, karena Tuhan Maha Luas Tak Terbatas dalam rabb al alam.

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Hmmm….Kadang Sabdolangit
    Leres,..sarujuk Kang Tataran ROSO JATI hanya akan diraih jika kita-kita mampu menghadpi sekaligus menepis RIAK GELOMBANG kehidupan dan Penghidupan di alam bebrayan ini dengan mengeksplorasi sang URIP/HIDUP untuk mendominasi RAGAWI agar tidak terlalu BERPERAN AKTIF melebihi peran sang URIP yang serba tak mengenal kata PUAS.

    Dengan memaksimalkan sang URIP/HIDUP, maka RAGA kang linambaran Akal pikiran, Nafsu, Ego dan lain-lain kerjanya panca indera dan Otak hanya menjadi alat saja tidak lagi menjadi PENGUASA daripada sang URIP/HIDUP kita ini.

    URIP/HIDUP yang berasal dari sang SUMBER URIP ini selalu dibimbing oleh sang Sumber maka, perjalanannya tidak bisa keliru atau salah. Yang membuat keliru atau salah adalah RAGA atau Manusianya.

    Sang sumber URIP kuwi ” Laisa Kamislihi Syaiun ”

    Matur nembah nuwun Kang…sedikit ulasannya tapi bermakna

  18. ::kanvas gak mungkin melukis sendiri,
    maka harus ada kuas,
    …hmmm sekarang malah badan pun jadi kuas,
    semburan mulutpun jadi kuas…
    ah…kau aku adalah kita…,
    yang kau lihat adalah kami…,
    egopun tak memiliki kuasa, kecuali meminta,
    duch kasihan yang diminta…
    terpenjara dalam sarang penyamun…
    yang mengambil bukan haknya…
    yang mengaku-ngaku, padahal bukan perbuatannya,
    yang suci terbungkus dalam aku-akuan
    sehingga hadirlah pahala dan dosa…
    yg bergulir dalam turbulansi yang semakin cepat..
    dan menghancurkan as… lalu keluar kalimat
    perubahan itu perlu…ah ini cuma iklan…

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Lah jarene TUHAN TIDAK AKAN MERUBAH NASIB SUATU KAUM…..
    Ahhhhgk…jangan-jangan ini juga IKLAN yoh Kang????.

  19. ::lha…sayangnya…iklan hanya terperhatikan sebatas iklan produk…padahal…biasanya kan dibuat dengan gaya tertentu untuk diperhatika… tak iye… 🙂

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Enggih Cak Zal,
    memperhatikan gambaran hanya sebatas mandeg neng babakan lahir pancen ndlomprongke. Memperhatikan yg tersembunyi dibalik mulusnya Kulit, tentu memerlukan KEBIJAKSANAAN…
    Dan KEBIJAKSANAAN hanya akan diperoleh dengan kondisi, keadaan BATIN yang JERNIH. Keadaan BATIN yang JERNIH timbul oleh kekuasaan Tuhan. Kita hanya dapat berihtiar/berusaha dengan landasan sikap menyerah dan pasrah dengan penuh keikhlasan dan ketawakkalan kepada Tuhan YME. Kalau sudah begitu, apapun yang terjadi pada diri kita, niscaya bisa kita terima dengan rasa syukur dan dengan penuh keyakinan bahwa semua itu sudah menjadi Kehendak-Nya.

    Lah..lah…iki nyambung gak Cak Zal….

  20. hihihi…. iklan yaaa…. setuju deh sama kalian berdua TO{ MARKOTOP…. ya baru sebatas iklan produk…. hehehe.. berakit sakit dahulu bersenang senang kemudian eee terbalik yaaa bersenang senang dahulu bersakit sakit kemudian… wah terbalik balik .. biarin dah khan cuma iklan hehehe…..

    ***~~~~~~~~~~~~~***

    Kang Boed,
    Ojo sering dolanan JUNGKIR BALIK…mengko mundhak MUMET sirahe.
    ” Kepala anda CENUT-CENUT ” minum saja ALTALGIN…..lah iki asli pancen IKLAN……..keks..keks…

  21. Saya ikut nimbrung [nyeloteh] yah Kang,

    Ego adalah kehendak dari pikiran manusia. Ketika kita mulai mengerti nafas, kejujuran hati akan meluruskan setiap langkah sehingga menyeimbangkan kehendak dari pikiran tersebut, maka dengan sendirinya Ego itu akan memudar.

    Terima kasih kolom nya komennya kang.

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Hmmm……Iyo Kang
    Kehendak sang PIKIRAN yang tak terkendali, maka diperlukan cara bagaimana MEMOTONG Lintasan-lintasan PIKIRAN tadi biasanya dilakukan dengan OLAH NAFAS dalam Laku SAMADI, MEDITASI, DZIKIR, MANEKUNG. Dari situlah akan diperoleh KEBIJAKSANAAN yang tanpa campur tangan DOMINASI sang PIKIRAN.

    Makasih kembali Kang Sige…

  22. Dalam ketak berdayaanku kucoba untuk datang kepadaMU
    Dalam kelemahanku kuhampiri engkau Ya Robb…..
    Dalam kekotoranku oooooh kutersimpuh di bawah kakiMU
    Dalam kehinaanku membuatku tertunduk dan demakin menunduk…

    Yaaa Robb…. apakah yang dapat kupersembahkan padaMU…
    Ilmu sungguh aku tak punya.. hanya sedikit dan sedikit sekali
    Amal ibadah semakin membuatku merasa malu yaaa malu sekali
    Syareat tarekat hakekat makrifat hiiii aku tak mengerti…

    Yaaa Allaaaaaaah……..
    Semakin dalam kutersimpuh…..
    Semakin terasa tak berdaya memandang diri yang kotor dan hina..
    Semakin dan semakin tak kuasa kumemandangMU…

    Yaaaa Rooooooooooob……..
    Inilah aku dan segala kebodohanku….
    inilah diriku dan segala kekotoranku….
    Inilah hatiku dan segala kebusukannya….

    Kupersembahkan semua… yaaaa semuanya hanya untukMU
    Walau begitu malunya hati ini tapi tiada lagi yang kupunya..
    Selain hanya diri yang kotor dan hina ini…
    Kusemakin tertunduk dan tertunduk semakin dalam….

    Tak kuasa memandang…
    Tak kuasa memohon…
    Tak kuasa menatap…
    Tak kuasa sungguh tak kuasa berbuat sesuatu apapun…

  23. ::hek..heks..KangBoed iki nopo’o.., “Tak kuasa sungguh tak kuasa berbuat sesuatu apapun…”
    padahal disini ” Dalam ketak berdayaanku kucoba untuk datang kepadaMU
    Dalam kelemahanku kuhampiri engkau Ya Robb…..”..

    wess..ngakuo gak iso, gak iso opo-opo..ben “yg tak sanggup menjemput rezekinya sendiri, kami yang medatangkannya..”

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Woooooooooowww…kuwi toh WOLO~WOLO KUWOTO..???
    Rejeki datang gak disangka-sangka…. henak tenan rek..rek…Datang gak diundang, pulang gak diantar….

  24. hihihi…. namanya aja wolo wolo kuwoto yayaya datang enggak diundang pulang gak diantar… hehehe… kayanya simbah lagi maen jelangkung tuh…. prosoooot tak ngeglesoood samping si mbah… wah kopi jahe ma pisang goranganne masih panas nih… tak sruput, mumpung si mbah lagi meleng ah… uenaaak tenaaan…

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Hiiiiiiiiiks..kiks..kiks…
    Hiyo kang aku dadi eling meneh dolanan Jelangkung…jaman cilikan kae…Jelangkung teko…podho mblayu kabeh ninggalke aku sing nyekel Sewure….Goyak~gayik..Mobat~Mabit….njaluk diterke mulih sangune GETIH PITEK…Hueeeedan tenanan…
    Teko ra diundang kok mulih njur njaluk disangoni meneh…weees..dak BANTING njur mblayuuuuuu sipak kuping…kabuuuuuuuurrrr…Toloooooooooooong…

  25. Ya…ya…ya…EGO!

    Selama masih bangun dari tidur, selama itu EGO selalu menyelimuti…
    Sungguh beruntung mereka2 yang Bangunnya seperti Tidur, karena telah mengerti Rahasia dari pada Tidur. Dan masuklah ia kepada sebenar2nya Laa Hawla Wa Laa Quwwata… Tiada merasa dan tiada di rasa. Saat itu Al-Haq berkata : “Kala Ana Robbun Maa Abdii…., Kala Ana Abdun Maa Robbiii…..” (Jikalau AKU Tuhan, manakah HambaKU…????, Jikalau AKU Hamba, manakah TuhanKU…????).

    Salam Mas Santri Gundul!
    Ikutan Nimbrung ya….????

    Wassalam
    Pengembara Jiwa mencari se TITIK Cahaya dalam Pengembaraan.

    ***~~~~~~~~~~~~***

    Monggo…dipersilahkan Kang Mas PJ,
    Melirik ” Jikalau AKU Tuhan, manakah HambaKU…????, Jikalau AKU Hamba, manakah TuhanKU…????”…

    Hmmm…
    HANANING URIP ONO SING NGURIPI,
    HANANING KAWULO SEBAB HANANING GUSTI,
    YEN ORA ONO GUSTI,
    WES MESTHI ORA BAKAL ONO KAUWULO.

  26. Perjalanan ini sungguh membuatku tak berdaya
    Satu saat ku dibawaNYA memasuki alam keputus asaan
    Yang benar benar menghimpit diriku didalam kekalahan yang hebat
    Seolah olah semua yang kulakukan adalah salah dan salah

    Seakan aku dibuatnya hancur berantakan
    Hatiku menjerit sedih tak bisa berbuat apapun
    Sendiri menyendiri kemana mereka seolah meninggalkanku
    Yaaaaaaaaaa Alllllllaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah

    Mengapa semua pergi begitu saja meninggalku sendiri
    Ditinggalkannya aku disebuah perempatan besar
    Sementara kemanakah harus kulangkahkan kakiku dalam kesendirian
    dalam keputus asaan dan kebodohanku inii

    Semakin hari semakin ku dibuatnya bingung, bodoh…
    Setiap langkah yang mau kutempuh seolah selalu salah
    Akhirnya kuterduduk lunglai dalam keputus asaan
    Ku berteriak dalam hatiku menjerit sampai ke dasar jiwaku

    Yaa Allaaah, Yaa Allaaah, Yaaa Allaaaaaaah……..
    Kumenangis sendiri diam seribu bahasa ……
    Satu saat kemudian hatiku berkata kembali dalam jeritan
    Sungguh sungguh Yaa Allaaaah kutak mampu menghadapi semua ini

    Ya Allaah kuserahkan semua sungguh ini milikMU bukan milikku
    Ya Allaah kekembalikan semuanya aku tak mampu mengurusnya apalagi membereskan dan memperbaikinya
    Ya Allaah kupasrahkan semuanya biarlah aku hanya menjadi alat, sebuah darma
    Ya Allaah silahkan Dikau yang bekerja hamba siap dengan segala akibatnya

    Hamba sudah lelaah
    Hamba tak mampu lagi membawa diri ini
    Sungguh berat rasanya langkah kaki ini
    Silahkan silahkan apapun yang terjadi biarlah kehendakMU yang jadi

    Tiba tiba hatiku menangis menjerit lemah tak berdayaaaa
    Seolah olah aku tersungkur dan tersungkur lebih dalam lagi
    Dalam sangat Dalaaaaaaaam sekali dalam ketak berdayaan
    ketak berdayaan yang tumbuh dari dasar hatiku

    Menembus relung jiwaku
    Melemahkan seluruh egoku
    Menghancurkan seluruh keputus asaanku
    Meniadakan seluruh dayaku yang tersisa

    Sungguh sungguh indah rencanaMU Yaa Allaaaaah
    tanpa kusadari engkau sedang mengikis sedikit demi sedikit
    Ego dan keakuanku yang masih tertinggal dalam diri ini
    Kutemukan ketidak berdayaan yang sesungguhNYA yang membuatku tak sanggup bahkan hanya untuk mengangkat kepalaku

    Tersenyum sudah.. Terjawab sudah..
    Ternyata sang diriku belum benar lenyap
    Ternyata kuberjalan selama ini dengan sisa diri
    Sampai Engkau melenyapkan sang diri oooooooooo terima kasih Yaa.. ALLAAAAAAAAAAAAAAAAH…………

    Salam Sayang
    Salam Kangen
    Salam Taklim mBaaah Gundule

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    ” Hendaklah Engkau lepaskan ILMU PENGETAHUANMU, AMAL PERBUATANMU, MA’RIFATMU, SIFATMU, NAMAMU dan dari SEGALA yang NYATA ( ke AKUAN )…
    karena dari semua YANG NYATA adalah berasal dari CIPTAAN-NYA. Supaya dengan demikian Engkau bisa bertemu dengan-NYA seorang diri “.

Tinggalkan komentar