Memperbaiki diri kita adalah memperbaiki dunia

Orang yang bijaksana adalah orang yang tidak akan mengambil sesuatu yang bukan menjadi haknya. Jika kita menginginkan harta benda orang lain, hal ini sama dengan kita mengambil alih karma perintangnya. Jangan suka saling memuji, karena hal ini akan saling meracuni diri dan menurunkan tingkat seseorang. Karena anda merasa diri sendiri hebat, anda tidak merasa takut. Ini adalah nuansa lembut dari kesombongan.

Seorang petapa, seorang Guru Sejati, seorang Pencerah Hidup, Beliau yang datang ke dunia ini walaupun tampaknya hanya makan, minum dan main-main; namun mereka melakukan semuanya itu demi kebaikan orang lain. Kadang kala rileks itu dibutuhkan dalam latihan agar dapat maju lebih cepat. Wajar saja, jangan terlalu mengharapkan bahwa segalanya akan berhasil dengan sempurna seperti yang diinginkan, namun itu tidak berarti bahwa kita boleh bermalas-malasan. Kita selalu berlebih-lebihan dalam pekerjaan. Kita tidak tahu kapan untuk berhenti. Inilah masalah yang sebenarnya. Carilah ke dalam diri sendiri, Jangan berbicara dan mendengarkan terlalu banyak, Karena itu semua adalah percakapan yang bisa menyelewengkan arah tujuan kita. Kadang kala kita dilahirkan dalam keadaan sengsara, ini karena Tuhan menghendaki kita belajar bersemangat pantang mundur dan berlatih keberanian.

Kita bekerja harus ” TANPO PAMRIH “. Itu berlaku untuk segala pekerjaan. Pengabdian tanpa pamrih adalah yang terbaik. Yang Maha Kuasa menempatkan kita di mana saja, dan kita harus puas atas penempatanNya, karena hal itu pasti yang terbaik. Keberhasilan atau kegagalan duniawi bukanlah tujuan yang penting. Kadang kala kegagalan adalah kesuksesan, sebaliknya kesuksesan bisa jadi adalah KEGAGALAN…!!.

Kita harus menilainya dengan mata kebijaksanaan. Kita harus selalu mawas diri. Ketika kita mengerjakan sesuatu, kita harus berpendirian, sesuai dengan logika dan hati nurani. Walaupun kekuatan spiritual kita tidak tampak, namun praktisi rohani dapat melihat dan merasakan dengan mata kebijaksanaan mereka. Maka kita tidak dapat mengelabui semua orang. Tidak semua orang yang mencapai  pencerahan harus bersembunyi di gua-gua dan melepaskan segalanya yang indah dalam kehidupan ini. Keberadaan segala sesuatu di dunia ini pasti ada kegunaannya. Andaikata seseorang telah mencapai Pencerahan tetapi tidak dimanfaatkan, bukankah itu menyia-nyiakan ciptaan Tuhan…??. Kita harus tetap tinggal di dunia ini, tetapi kita harus melampaui keduniawian. Bukannya kita melarikan diri dari kehidupan materi, tetapi kita harus melampaui di atasnya. Pasrah kepada Tuhan bukan berarti kita duduk dan menunggu roti jatuh dari langit. Tetapi kita harus bekerja sesuai dengan IRAMA dan GERAK alam semesta.

Jika kita telah mengetahui keadaan dunia sejati yang indah dan kekal, kita tentu tidak akan terganggu oleh segala macam bencana dan penderitaan, kita tidak akan mempedulikan apakah sandiwara sementara ini akan diteruskan atau tidak. Hal ini karena kita telah mengetahui bahwa gambaran yang ganjil ini adalah proyeksi dari dunia sejati yang indah. Maka apapun tampakannya, tidak lagi menarik perhatian kita. Kita harus mengungkapkan perasaan hati kita agar orang lain dapat mengetahui bahwa ia telah melukai hati kita. Kemudian segera menyelesaikannya. Janganlah kita menyimpannya. Hawa kemarahan yang tertimbun di dalam hati kita dapat melekat dari satu kelahiran ke kelahiran yang lain. Pada suatu saat jika hawa itu sangat besar, kitaa bisa terlahir dengan sifat kebinatangan  yang sangat buas, tamak dan rakus. Hal itu disebabkan oleh sentimen amarah kitaa yang tidak segera terhapuskan. Jika kita mempunyai jiwa terbuka, kita akan merasakan bahwa segalanya akan nampak CANTIK dan INDAH.

Jika kita berkomunikasi dengan kekuatan tertinggi, berhubungan dengan ” CINTA KASIH ” abadi, dan kekuatan Ilahi,  maka kita akan terbebas dari hukum dunia materi ini, yakni Hukum Sebab dan Akibat. Jika perbuatan kita tidak sesuai dengan rencana asli alam semesta, kita akan frustasi dan tidak bahagia. Itulah sebabnya orang awam selalu berkeluh-kesah. Guru sejati-Guru DIRI seringkali memberitahukan tentang rencana asli,  tetapi kita tidak pernah mendengarkannya, bahkan tak pernah MENGGUBRISNYA. Walaupun kita mengerjakan apa yang kita anggap benar, pada akhirnya kita harus membuat sesuatu perubahan dan kembali pada jalan yang sesuai dengan rancana asli.

Jika kita selalu mengingat kebaikan kita kepada orang, hal ini berarti sama dengan transaksi dagang, bukan beramal tanpa pamrih. Lebih baik kita memikirkan apakah tindakan kita akan merugikan orang, apakah kita akan melukai orang; daripada kita mempertimbangkan kebaikan atau keburukan orang lain. Kita harus digembleng dalam penderitaan, ketidak-adilan, dan kesengsaraan. Jika kita dapat melampaui dan menerobosnya, barulah kita akan mencapai ” KEBEBASAN SEJATI “.

Rahayu

Oleh-oleh dari dunia  Samudera.

41 comments on “Memperbaiki diri kita adalah memperbaiki dunia

  1. Biiyuh biyuh, berarti bubar njenengan cemplungi segarane lhah kok dadi indah temen, yai. Jan ilmu SASTRA JENDRA HAYUNINGRAT meniko lek ditamakne neng samubarang panggenan pancen iso MEMAYU HAYUNING BAWONO, lak ngaten to, yai??

    ***~~~~~~~~~~~~~~***

    Sanjange si mbah seh, sopo kang mengku Elmu SASTRO JENDRO HAYUNINGRAT ora bakal GINSISR soko KAHANAN JATI, Tetep Langgeng ono Ndonya tumekaning Pati..haaaaaaaaaa

  2. ::Mas Samanta, Husss. jangan memuji, nanti beliaunya terpaksa memuji…, iyo lek yang dipuji itu tepat sasaran, jika jatuhnya pada bentuk namanya salah tempat pujian,,,,

    diamput tenan njenengan ini, bahasane gak obah blassss, diamput..koyo segoro tanpa bayu..meneng datar ra; bernotasi blasss… iki aku ra’ memuji lho…aku nganggo diamput..koq…tapi salam hormatku untuk yang berkata-kata,,,

    ***~~~~~~~~~~~~~~***

    Whaaaaaaaaaa….sami mawon Kang,
    Dadi gak termasuk ALTO, SOPRAN begonoh Kang?? alias datar ganok Riak Gelombange. Piye ono Gelombang wong wes neng NJERONE Samudro..huuuaaaaaaaaaaaaks….

    Salam Cayank buat yang mengatakan….haaaaa

  3. huuuuuuwaaaaaaakaakakak… hasil topo ning segoro… jiaaaaaan apiiiik tenaaaaaan reeeek… hahaha… Memang begitulah sebenarnya… tetaplah pada KESADARAN SEJATI sing meneeeeng.. jangan turunkan kesadaran untuk berbagi dengan sesama… melainkan TETAP pada TEMPATNYA… terus yang diturunkan apanya yaaaaaaaa… ooo.. ILMU… yayaya… ILMUlah yang disebarluaskan… dan akan dibuktikan pula ternyata ILMU itu HIDUUUUUP… hehehe…
    Salam Sayang
    Salam Kangen
    Salam Rindu untukmu.. 😆

    ***~~~~~~~~~~~~~***

    Iya Kang Boed,
    Matur nuwun…ya..ya.. selalu tetap pada KESADARAN JATI. Menjadikan HIDUP lebih HIDUP dengan tetap NGUPADI KASAMPURNANING URIP seperti semboyane Kang Mas Ngabehi begonoh yah…???.

    Salam Cayank selalu untukmu

  4. wah mas santri abis bertapa di samudra laya dan mendapat ilmu baru kek werkudoro aja wkwkwkwk

    ***~~~~~~~~~~~~~~~***

    Mas TONO, kuwi ceritane lagi NGELINDUR ngomong NGGLADRAH lan MBLARAH….kebanyakan SLULUP di Laut…trus kekeselen…trus keturon….trus Ngelindur….kiks..kiks…

    Salam Ngelindur

  5. hehehe… yayaya… beneeer mas tono… tambah ciamik aja beliau entu
    Salam Sayang

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Kang Boed,
    Bukan CIAMIK tapi CIAMIS…soalnya kelamaan Slulupan kena air asin…jadi baunya AMIS…huaaaaaaaaaaaks..kaks..kaks…

    Salam Cayank juga

  6. kulanuwun Om Gun
    dangu mboten sambang sinambang, ternyata baru mengolah batin di kedalaman samudra
    maturnuwun sudah bersedia berbagi dengan kami hasil tapanya 😀

    niki kula badhe kintun salam kagem para kadhang sedaya tuwin kintun pesan kagem para generasi mudha :

    Siapkan mental, spiritual dan intelektual Anda untuk menjadi bagian penyelesaian persoalan karut marut negeri ini. Sebab jika anda bukan bagian dari penyelesaian masalah, boleh jadi Anda adalah merupakan bagian dari persoalan negeri ini.

    ***~~~~~~~~~~~~~~~***

    Lah..lah…ini nih PESAN BIJAK yang mesthi digatekke kabeh poro sedulur. NYAMPAH boleh-boleh saja tetapi jangan jadi SAMPAH Masyarakat yang bikin nambah Persoalan Negeri dan Bangsa.
    Begitu njih Kang Tommy..???.
    Lereeeeeessss…Sarujuuuukkkk…. mari kita sama-sama menjadikan DIRI kita bagian dari Alam Semesta yang memberikan Manfaat bagi sesama makhluk TANPO PAMRIH.
    Hidup dalam Kehidupan selalu menerapkan SALAM dalam memberikan Keselamatan~Barokah~Rohmat bagi Alam dan segala isinya.

    Nuwun sanget Kang Tommy

    Rahayu

  7. kebaikan sendiri kita tulis di tanah supaya lekas hilang dari ingatan, tapi kebaikan orang lain ditulis di batu supaya selalu ingat. *pengen nyelem di antara terumbu karang* 😎

    • Iya Kang Jenang,
      Prinsipnya seperti kita MELUDAH haaaaaa…kita kan gak pernah inget-inget lagi. Dan kebaikan orang lain perlu diinget sebagai bentuk PENELADANAN dalam setiap LAKON kita.

      Pingin Slulupan??? Lah monggo saja, opo tak ampiri ke rumah dulu sampeyan…hiiiks.

  8. masak ada sich berbuat sesuatu tanpa pamrih. Ingat kang Gusti Allah yang menciptakan kita juga ada pamrinya. Soal pujian kesetiap manusia sebaiknya ya…saling memberi pujian sebagai bentuk penghargaan. Gusti Allah saja setiap hari dipuji kalau nggak percaya sampeyaan tiap hari khan dengar adzan apa itu tidak berisi puji-pujian, padahal Gusti Allah kalau nggak di puji nggak patekan.

    • @….Mas Aries yang dimuliakan Allah,
      Hiiiiiiiiii…baru aku tahu klu Tuhan ternyata punya PAMRIH sama Manusia loh mas…???

      APA YANG KAMU LAKUKAN, AMALMU, SEDEKAHMU, PUASAMU dll… ADALAH UNTUKMU HAI MANUSIA, BUKAN UNTUK-KU….!!!!
      KETAHUILAH BAHWA AKU (ALLAH) TIDAK KAMU SEMBAH JUGA AKU TETAP MAHA TERSEMBAH,
      AKU (ALLAH) TIDAK KAMU HORMATI TETAPLAH AKU YANG MAHA TERHORMAT,
      AKU (ALLAH) TIDAK MEMERLUKAN ITU SEMUA….KETAHUILAH ITU…!!!

      BUKAN ITU SEMUA ( AMAL, SEDEKAHMU, DLL ) YANG KAMU BAWA KE HADIRAT-KU,
      TETAPI AKU (ALLAH) MENYUKAI KEIKHLASAN…..DAN KESADARAN TERHADAP-KU.

      Monggo dipilih…dipilih….mana suka….haaaaaaaaaaaaaa….

      Salam…Salim…Rahayu

      • arti pamrih yang saya maksudkan adalah bahwa Gusti Allah menuntut kita berbuat kebajikan lah kalau dilanggar…ya.. sembahyang (hik–hik..). ……tak lanjukan saja yang serius sedikit..he.he …..hampir semua agama mengenal surga dan neraka……kalau tanpa pamrih ya surga nanti penuh apalagi banyak bidadarinya ………katanya sich!!. ..sorry kang aneh ya..bicara surga & neraka padahal belum pernah kesana ..(ngertinya ..surga dunia..ehem.!!.). Menurut saya pamrihnya Gusti Allah didunia ya pasti ada dong….ngapain Gusti Allah menciptakan manusia, dll ….ada yang cakep kaya saya dan yang gundul kaya mas Kar hik..hik. Nah itu pengertia pamrih dari aku gitu lho !!! khok mas kariyan seneng teks book banget sich

        ***~~~~~~~~~~~~~~~~~~***

        Heeeee….mas Aries yang dimuliakan Allah,
        Monggo saja jika itu semua menjadi PAS dengan CITA RASA panjenengan. Jika Tuhan MENUNTUT sampeyan untuk berbuat KEBAJIKAN…monggo dipun GELARAKEN kawontenanipun ing Alam Bebrayan meniko…dengan HARAPAN~PAMRIH agar dapet PAHALA dan masuk SURGA. Sumonggo…sekecanipun panjenengan.

        Menawi kulo memahaminya sanes TUNTUTAN, sebab jika saya melakukan KEBAJIKAN bukan karena MURI timbul lan WUJIL TUMUNGKUL dari KESADARAN sang PRIBADI, tetapi jika itu semua saya kerjakan karena sebuah LAKU ibadah KETERPAKSAAN karena TUNTUTAN Tuhan..???
        Sungguh…sungguh menyedihkan dan sia-sia saja saya melakukannya…karena HIDUP~URIP saya telah memenuhi kehendak RAGAWI yang penuh dengan sifat PENGEJARAN dan PEMUASAN Lahiriah.

        Sumonggo mas Aries…sama-sama berusaha menjadi DIRI SENDIRI saja sesuai dengan ROSO PANGROSO masing-masing..

        Salam…Salim…Rahayu

  9. Temukanlah Aku di dalam Diri…. Sempurnakanlah Aku di dalam Jiwa Sejati…. siapakah Aku ?…. siapakah Diri ?…. siapakah Jiwa Sejati?…. mengetahui belum tentu mengerti, mengerti belum tentu waspada, waspada belum tentu surti….

    Salam Sayang

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Mak nyuuuuuuuussss…kliyengan rasane Kang.
    Ya..ya…temukan dan cari ke DALAM..bukan yang di LUAR.
    Sebab yang di luar hanyalah PANTULAN dari yang di DALAM…

    Salam…Salim…Rahayu

    Cayank juga

    • hehehe.. ojo kliyengan mas.. mendingan kita bongkar bongkar yuuu… bongkar sauh sambil berlayar.. menyelam.. ajarin yaaaaa.. nyelamnyaaaaa..
      Salam Sayang

      **8~~~~~~~~~~~~~~~~***

      Hiiiiiiiii….wes gak ono sing bongkar meneh Kang, wes kosong muatane. Kapal tinggal berlayar sendiri…wes..wes..jadi tekor gak dapet SETORAN haaaaaaaa……ganti profesi Nyelam saja nyooookkk…perkara nyelam gampang sing penting bisa BERENANGNYA…gimana.

      Cayank juga buatmu Kang

  10. Hmm… Meneng anteng!? Wong urip iku ojo ngrumangsani biso tp biso’o rumongso. Ada ular2 org pintar jaman bahari kala “ojo dumeh”. Byk pengertian drpd OJO DUMEH, salah satunya jgn merasa menjadi manusia yg mempunyai amal dan ilmu karena sebenarnya manusia itu cuman alat yg dipake Yang Punya Alat, lhah.. Kalo kita merasa punya amal dan ilmu maka byk contoh kekisruhan dimana mana bukti dr nafsu ego diri yg merasa punya amal shg mengharapkan pahala. Ingat!!! Kita seorang diri dimanapun dan kpnpun tiada satupun manusia yg menemani kita kecuali Sang Rahsa Jati / Yang Hidup yg menyertai kita dr buka mata sampai tutup mata.. Monggo dilanjut kakangmas!!?

    ***~~~~~~~~~~~~~~***

    Manusia sering terhijab justru dengan KEPINTARANNYA, ILMUNYA…yang diaku-aku lalu di genggam dan berusaha DIMILKINYA. Pedahal Ilmu berasal dari sang Sumber Ilmu…Ilmul Haq. Injih mas Pur leres lan sarujuk kulo kalian nopo ingkang dados pitedah panjenengan.

    Nuwun…nuwun…mugi andadosaken WULANG WURUK dumateng kita sedoyo.

    Salam…Salim…Rahayu

  11. Salam rahayu wilujeng
    Nambah sekedhik kakangmas!! Kagem sedherek aries yg dimulyakan Allah SWT. Saudaraku byk memang pengertian tentang hakikat siapa sebenarnya yang kita sembah itu. Dlm QS. Al Ikhlas dijelaskan “Katakanlah Allah itu Esa / Asa”. Saudaraku, renungkanlah & carilah dmn letak ke ESA / ASA an itu. Dlm hadist Rasulullah SAW ” MAN AROFA NAFSAHU FAQOD AROFA ROBBAHU ” SIAPA KENAL DIRI MAKA KENAL TUHANNYA. Saudaraku, janganlah menduakan Tuhan, carilah didalam dirimu maka akan kau temukan Sejatinya Diri shg engkau akan terlihat kosong tanpa harapan apapun dan jauh drpd merasa memiliki apa2 bahkan amal dan pahalamu… Monggo ditelaah!!? Nyuwun sewu kakangmas kawulo kakean ndakik tp meniko mituruti dawuhe Kalam Sejati kemawon.
    Salam karahayon madhangi jagad.

  12. Seperti Tapa Ngrame Kang……. Rame ing gawe sepi ing pamrih…….
    Salam kenal
    Salam sejahtera selalu

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Salam kenal & sejahtera juga Kang Nur Shaleh,

  13. Wah, ada yang seru lagi di sini. Ilmu masih dikit ini. mau komen jadi keder..he he. senang juga kebagian oleh-oleh dari dalam samuderanya. Makasih…

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Hiiiiiiiiiii….Sedikit ato banyak hanyalah takaran menurut Pikiran kita saja mbak, Masalahnya bukan terletak SEDIKIT~BANYAK, melainkan seberapa besar kita mampu merealisasikannya dalam kehidupan walaupun itu SEDIKIT….
    Terima kasih sudah mau rawuh di sini.

    Salam…Salim…Rahayu

  14. hmmm …. saya jadi selalu ingat petuah ustadz saya waktu di kampung, mas kariyan, kalau hidup itu ibarat ladangnya akhirat. bekerja tanpa pamrih dan penuh kebijaksanaan akain mekin mendekatkan hati dan roh kita kepada Sang Maha Pemilik Cinta. hmm … postingan yang mencerahkan bener ini, mas. matur nuwun.

    • Injih pak Guru,

      Berbuat tanpo pamrih ( Sabar-Ikhlas-Pasrah ), merupakan manivestasi daripada penerapan SALAM setelah kita menjalankan RITUAL Sholat. Dengan merealisasikan proses PELEPASAN daripada KETERIKATAN hal-hal yang bersifat QODIM untuk mencapai tingkatan SPIRIT yang QUDUS.

      Nuwun sampun kerso rawuh wonten Gubug mriki.

      Salam

  15. Mampir aja mbah!
    Udah lama nggak baca-baca blognya.
    Soalnya kemarin saat blog saya error, link-nya mbah hilang.
    Baru sekarang ketemu, saat mbah kasih message di shoutmix saya!
    Kalau komentar di blog saya, klik tulisan “Lebih cepat, lebih baik! Lanjutkan ….”

  16. Yang datang kan avatar, jadi harus menempuh rintangan yang berat, he he he!
    Suwun ya sudah kasih komen dan tempelkan blog saya!

    Jadilah orang yang bijaksana, bijaksini, sekaligus bijaksitu!

    Salam brrrrr buat bijak!

  17. Ping-balik: 3 in1 « itempoeti

  18. Kang santri ingkang dahat kinurmatan, keparengna kula ngaturaken salam kasugengan tuwin rohmat saha berkahing Gusti, mugya tansah kajiwa kasarira dumateng kula panjenengan sedaya.

    Kepareng nderek ngadem wonten ing dasaring SAMODRA TANPO TEPI. Mengingatkan saya pada cerita Prabu Yudhistira yg berdarah putih itu (suci), sampai-sampai kesulitan mencari mati gara-gara raganya yg suci pula ikutan langgeng TAN OWAH GINGSIR kadya sukma sejati. Manjing ajur ajer kawula kalawan Gusti, raga yang resik dan suci memenuhi sarat untuk manjing curiga (warangka) manjing curiga). Dianggapnya sudah sempurna, namun ternyata dalam kasampurnaning urip itu masih terbentur karena sulit untuk mati, karena bukankah sesungguhnya hidup sang Prabu di dunia ini sudah MATI SAJRONING NGAURIP…lha kok isih ngarep-arep datangnya kematian. Ya terang saja sudah nggak terkena rumus mati lagi, alias hidup dalam kajaten sejak di dalam dunia fana ini.
    Al hasil sang Prabu yg gagal mati setelah sekian lama topo slulup di dasar lautan, akhirnya mentas ke daratan, bertapa di tengah hutan ketangga (alas ketangga) yg tidak lain adalah KEKETEG ING ANGGA. Barulah sang Prabu berhasil mengalami kematian raganya. Namun bumi pun tak layak ditempati jasad yg sesuci milik sang Prabu, karenanya raga berhak ikut hidup di alam kajaten bersama sang sukma di alam urip kajaten setelah ajal.

    Sang prabu baru menyadari, betapa “kasampurnaning mati” agar memperoleh URIP SAJRONING PATI (hidup sejati dalam kematian), modal utamanya adalah sbb :

    1. TAPA MENDHEM ; mengubur dalam-dalam dari ingatan atas segala kebaikan yg pernah dilakukan pada sesamanya.
    2. TAPA NGRAME; giat dalam membantu dan menolong sesama secara tulus/ikhlas.

    Ketulusan yang sempurna jika diumpamakan bagaikan orang BUANG HAJAT BESAR, kita enggan menoleh, mencium, enggan mengungkit, membangkit, dan sebisa mungkin segera disiram dilupakan dari ingatan dan pandangan mata. KETULUSAN dan KEIKHLASAN a la Jawa ini, termasuk dalam melakukan sembahyang, menyembah Gusti Ingkang Murbeng Jagad, yakni dengan TIDAK MENGHARAP-HARAP UPAH PAHALA apalagi hanya karena tergiur nafsu yakni iming-iming bidadari cantik, seksi nan bahenol dan selalu prawan kalau ditiduri. TIDAK pula karena alasan TAKUT NERAKA berikut isinya klabang kores, ula geni, gadha geni.
    MELAINKAN, Sembahyang dilakukan sebagai sarana MENSUKURI nikmat dan anugrah Tuhan. Hal ini berangkat dari kesadaran betapa sembahyang merupakan kebutuhan kita pribadi sbg titah Gusti. Yang mewajibkan ya kita sendiri. Lha wong manusia setiap DETIK BERHUTANG anugrah dan nimat Tuhan hingga puluhan bahkan ratusan kali jumlahnya.
    Sementara itu Tuhan kagak butuh apa-apa dari manusia dan seluruh ciptaannya, karena Tuhan tidak megalomania, tidak post power sindrom, Tuhan juga TIDAK rugi jika tak ada makhluk yg nyembahNya…jelas tak ada kerugian secuilpun pada diri Tuhan.
    Kesadaran ini yang melahirkan “MOTIFASI” dalam bersembahyang, bekerja, maupun berbuat baik kepada sesama manusia dan seluruh ciptaan Tuhan termasuk alam semesta, adalah sebagai tugas manusia untuk NETEPI TITAH GUSTI, yakni SIFAT yang hendaknya mengikuti SANG HAQ. Manusia mengikuti sifating Gusti. Itulah satu-satunya “pamrih” yg paling layak dilakukan manusia. Dengan kata lain PAMORING KAWULA KALAWAN GUSTI. sing amor yo ora mung rasa sejatine, nanging uga tumindake krana netepi titah Gusti. Kalau dikatakan Tuhan Mahawelas asih, yaaa kita hendaknya selalu welas asih kepada sesama manusia tanpa pilih kasih hanya kepada orang2 yg keyakinannya sama, sukunya sama, bahasanya sami. Kalau Tuhan dibilang Maha Pemurah, yaaa kita jangan jadi org pelit mrekedit, yg selalu beralasan,” sebenarnya MAU MEMBANTU TAPI NUNGGGU kalau aku sudah KAYA…hehehe…dasar manusia !

    Mbok bilih mekaten ingkang saget kula aturaken, kathah lepat saha kiranging trapsila, mboten langkung kula tansah nyuwun lumebering sih samodra pangaksami.

    Salam karaharjan
    salam asah asih asuh
    matur sembah nuwun seratanipun Ki Santri Gundul sampun paring pitedah lan kauningan tumrap batin kula.

  19. Waaaaaaaaah.. Kang Mas Sabda Langit.. tulisannya apik tenaaaaan.. hehehe.. Maju terus Kang Mas ku nyang guanteng
    Salam Sayang
    Salam Rindu untuk semuanya

    • Hayuuu dimas Boed nu kasep sa Bandung tea, penggugah kesadaran dari tatar Pasundan, semakin bersemangat membangunkan rarencang sadayana, giat menggubah hati dan batin luruh ke dalam lamunan yg menghanyutkaaann jiwa. Ya…meluruhkan jiwa kedalam ketenangan tiada tara.

      salam sih katresnan kagem Kang Santri Gundul tuwin para sutresna

  20. Beneeeerrrr.. apa yang akan kita perbaiki.. kalau diri kita belum baik… Bagaimana kita mau menebarkan CINTA dan KASIH SAYANG.. jikalau CINTA dan KASIH SAYANG itu belum dipunyai… maka langkah awal dan terutama adalah masuk ke dalam diri sendiri… temukan CINTA.. temukan JATI DIRI manusia seutuhnya.. karena hanya manusia manusia UTUH yang dapat MENCIPTA dan BERKARYA demi maslahat umat manusia
    Salam Sayang

  21. SELAMATKAN GENERASI BANGSA

    Salam karaharjan, salam tresno asih, teruntuk para pembaca, diskuser, para sanak kadhang ingkang dahat kinurmatan dan semua yang mampir di pondok ini.
    Dua hari ini saya benar2 berkabung dan sedih melihat nasib bangsa ini yg kian terpuruk oleh ulah sebagian orang berduit, aktor politik yg gelap nuraninya.
    Celakanya, org-org yg banyak belajar agama secara TEKSBOOK, ekonomi yang sangat menghimpit, namun kurang berbekal ilmu pengetahuan, SEHINGGA terlalu mudah dijebak oleh situasi yang menjebak diri, dan MUDAH dimanfaatkan oleh siapapun SI RAJA TEGA, atau aktor politik yang oportunis dan egois.

    Agama tanpa ilmu pengetahuan yg luas, akan mudah diombang-ambing, lalu terpuruk dan mudah dipermainkan oleh situasi politik kacau. Sebaliknya ilmu pengetahuan tanpa agama akan menjadi mesin penghancur peradaban dan alam semesta. Ilmu dan agama idealnya bersanding saling melengkapi dan mendukung. Dan selalu mencari sisi positifnya hubungan keduanya. Agama harus lebih terbuka, karena norma agama mengatur tata moral dalam diri (inner world) untuk masing2 individu, alias pengendalian dari dalam diri. Karena agama sebagai WADAH NORMA (norma agama) agar tidak kacau (A=tidak, Gama=kacau) dalam kehidupan dunia yg serba DINAMIS.
    Agama ada untuk menata moral dan batin (dalam jagad kecil) agar selaras dengan hukum alam semesta. Serta TIDAK untuk menyerang dan mencelakai orang lain. Sanksi norma agama berupa “dosa/neraka”. Berbeda dengan NORMA SOSIAL dan HUKUM. Walau norma sosial dan hukum banyak mendapat inspirasi dari norma religi, namun kedua norma tsb orientasinya diterapkan utk implementasi ke lingkup tata moral masyarakat dengan konsekuensi sanksi sosial dan sanksi hukum.

    MAKA DARI ITU SAYA PRIBADI MENGAJAK PARA PEMBACA YG BUDIMAN, PARA SANAK KADHANG, PARA RAWUH DAHAT KINURMATAN di gubuk sederhana ini UNTUK TIDAK TERPANCING DAN TERPENGARUH OLEH TRAGEDI MARIOT II & RITZ. Biarlah di tingkat elit berkecamuk dan terjadi perpecahan, namun jangan sampai terjadi FRAGMENTASI di tingkat ARUS BAWAH.
    Kita semua harus tetap harus SOLID menjalin kerukunan, ketentraman, dan kedamaian GENERASI bangsa. Semua itu tergantung pada diri kita masing-masing. Kita pertahankan tradisi BERSAMA dalam PERBEDAAN.

    Oleh sebab itu perlu dan sangat perlu kita semua meningkatkan kesadaran setinggi-tingginya, agar supaya KESADARAN KITA LEBIH TINGGI dari segala macam SITUASI BURUK yang barusaja melanda negeri. Sehingga kita tidak mudah terpancing emosi. Sebaliknya MENJADI MUDAH menganalisa dan MEMAHAMI apa SESUNGGUHNYA yg terjadi. Kita tidak meraba-raba lagi, kita tidak berspekulasi, dan kita tidak berprasangka buruk yg salah kaprah. Jika kita SALAH BERSIKAP, hanya akan menambah keadaan semakin runyam.

    PALING UTAMA adalah, kita tingkatkan sikap eling dan waspadha, memasuki bulan AGUSTUS dan SEPTEMBER ’09. Bila alam pun akhirnya menjadi murka lagi, semoga kita semua, bangsa ini, selalu diberikan keselamatan jiwa raga, dan mampu melewati masa-masa sulit saat ini dan di saat yang akan datang. Semoga kesadaran kita semakin tinggi, seiring waktu berjalan detik demi detik.

    salam hormat,
    salam karaharjan,
    salam asah asih asuh,
    salam sih katresnan
    selamatkan generasi bangsa
    Jayalah NKRI

    • Wes..wes…pancene KETIWASAN Kang mas Sabdolangit,
      Semua yang Kang mas paparkan, inilah sesungguhnya sebuah POTRET yang terjadi di Bumi Nuswantoro tercinta ini. Kejadian ini sesuai dengan LAKON GELAR~GULUNGE manungso sesuai dengan tingkat PEMAHAMAN dalam menjalani Kehidupan dan Penghidupan dalam kaitannya pemelukan terhadap AGAMA yang di anutnya.

      Patut kita akui, Nyatanya kita memang telah terlupa….!! Hanya TIKET SORGA yang menjadi tujuan kita BERIBADAH…. Hanya KELIPATAN PAHALA yang menjadi dambaan kita BERAMAL… Hanya RAKUS dan KETAMAKAN yang menjadi obsesi kita BERKARYA… Dan,hanya EGO PRIBADI yang menjadi pijakan kita BERMUJAHADAH… Nyatanya kita memang benar-benar terlupa…..!! Sesungguhnya Allah lah pencipta LANGIT dan BUMI….
      Semestinya, Ilahi anta maqsudi wa ridhoka mathlubi,
      Semestinya, Dengan SYARI’AT, kita mengenal THAREQAT, Dengan THAREQAT, kita mengenal HAKEKAT, Dengan HAKEKAT, kita BERMA’RIFAT Semestinya, Agama dan syariat bukanlah sarana untuk MENGHAKIMI sesama, Inna robbi latiful limai yasaa, innahu huwal alimul hakim. Namun…inilah yang terjadi di bumi Pertiwi ini…. AGAMA dan SYARI’AT telah bergeser dari TUJUAN dan FUNGSINYA. Nampaknya…….,Kita tidak mau tahu akan ayat-ayat-Nya, Kita tidak mau membaca tentang tanda-tanda-Nya, Kita mungkin tahu.., tapi sengaja BERSELINGKUH…..!!

      Dalam menghadapi AGUSTUS & SEPTEMBER seperti yang Kang Mas Sabdolangit wanti-wanti…
      Hanya kita-kita yang tetap ELING lan WASPODHO lah…yang mampu berdiri tegak disamping Hadirat-Nya.

      Smoga semua makhluk tetap berbahagia,

      Rahayu….

  22. Untuk om @Santri Gundhul, rasanya seperti memasuki padepokan Al-Gazaly dengan tamu Rumi, Aththar dan Rabiyah.
    Matur sembah nuwun. Salam hormat untuk semua.

    ***~~~~~~~~~~~~~***

    Jiiiiaaaaaaaaks….bukannya seperti masuk pabrik Jamu Beras Kencur.???

    Matur nuwun sudah mau rawuh di gubug ini
    Salam…Salim..rahayu

  23. Salam….
    Ceritane mampir lagi, mas@Kariyan.
    Minta ijin link di blog saya ya… Suwun.
    Salam takzim.

    ***~~~~~~~~~~~~~~~~***

    Siiiippp…silahkan jika berkenan, saya link balik yah

    Salam Sejati

  24. Ass.wr.wb.

    Ada kalimat tulisan kakang, yang membuat saya merenung sesaat : “…Tetapi kita harus bekerja sesuai dengan IRAMA dan GERAK alam semesta…”

    Hmm,…Manajemen Jagat alam seperti ilmu padi, yang merunduk bukan karena malu tetapi karena penuh dengan kemurahan dan kebesaran hati. saya pun teringat pada salah satu kawan lama yang kini saya tak tahu dimana rimbanya. terakhir kali saya pernah bekerja sekantor dengannya. ia teman yang memiliki ambisi besar.

    Untungnya karirnya melonjak cepat dan meraih posisi tinggi. Namun sayangnya, teman saya itu tak lagi bekerja dengan Irama dan gerak alam semesta. Mula-mula Sholat ia tinggalkan, ia lebih suka memasuki irama ” sorga duniawi yang semu “, Istrinya pun akhirnya meninggalkannya lantaran perselingkuhannya dengan teman sekantor, lama2 ia ambruk sendiri. Ia bersembunyi dibalik Gua kekelaman dan tak mampu lagi berdiri menatap matahari dan masa depan…( loh..kok aku jadi curhat toh..)

    Terimakasih renungannya kang, yang sudah menjadi saluran berkat bagi kami.
    Salam Sejahtera,
    Wassalam,

  25. Maturnuwun utk kawruhannya, semoga semakin banyak yang terpanggil utk mau MENEBAR KASIH buat SESAMA & SEMESTA sehingga tercipta HAMEMAYU HAYUNING BAWONO.

Tinggalkan Balasan ke Aden Kejawen Batalkan balasan