NAFSU dan EGO Pribadi

Masing-masing dari diri kita memiliki ” kehendak dan peran “ dalam kehidupan untuk menjadi manusia yang hebat dan penuh keagungan. Karena manusia diciptakan dengan potensi keistimewaan memiliki kecerdasan, bakat, ketrampilan dan hati nurani, yang dapat membawa manusia pada keberhasilan dan keagungan. Namun manusia juga dilengkapi dengan nafsu atau ego pribadi. Yaitu, nafsu pada kehidupan dunia. Oleh karena itu, untuk memenuhi keinginan ego dan nafsunya pribadinya, sesungguhnya Tuhan telah menyediakan aturan “rules” atau ketentuan-ketentuan melalui Qalam-Nya yang sudah terhampar memenuhi Jagad Raya ini. Ketentuan inilah yang harus diteladani, ditaati oleh manusia sebagaimana yang kita lihat dan baca di Alam Semesta ini.

Kebanyakan manusia sadar atau tidak sadar seringkali terjebak memperturutkan ” nafsu dan ego pribadi “ untuk dunia semata, dengan mengabaikan “rules” yang telah dicontohkan oleh Alam. Mereka sibuk memenuhi keinginan memiliki kursi jabatan, pangkat, predikat atau kedudukan yang tinggi, dan lain sebagainya. Semua yang diinginkannya berusaha untuk dia dapatkan, bahkan terkadang tanpa memperhatikan lagi suara hati Nuraninya. Mereka merasa hebat dan berhasil dalam kehidupannya kalau sudah memiliki itu semua. Itulah ego manusia yang dikendalikan nafsunya. Inilah yang mengakibatkan terjadinya banyak penyelewengan, penyimpangan, korupsi, penyalah gunaan kekuasaan dan lain sebagainya. Karena pada hakikatnya nafsu itu tidak akan pernah merasa puas. Nafsu menggiring manusia untuk selalu merengkuh dan meraih sesuatu yang bukan menjadi miliknya. Sifat pengejaran nafsu tak terkendali inilah yang kebanyakan MENYENGSARAKAN dan MEMENJARAKAN manusia.

Ego pribadi dalam tataran yang wajar sebenarnya akan menampilkan dirinya dalam bentuk harga diri “self-esteem” dan memiliki kepercayaan diri ” self-confidence’. Keduanya merupakan faktor positif dalam meningkatkan kualitas pribadi setiap individu menjadi lebih tinggi. Namun, kalau keduanya berlebihan dalam diri kita, itu akan berubah menjadi kebanggaan “pride” yang sangat dekat dengan kesombongan. Batas antara kebanggan dan kesombongan ini sangatlah tipis sekali. Ketika berubah menjadi kesombongan, maka akan melahirkan ego pribadi yang merugikan diri kita sendiri. Akan melahirkan nafsu dunia yang dapat menyesatkan. Disinilah kita perlu hati-hati dalam menyikapi ego dan nafsu sang diri.

Kesalahan dalam mengelola hati nurani seringkali mengakibatkan manusia terjebak dalam kehidupan dengan hati yang buta dan mati.

Sungguh sengsara mereka yang hidupnya tanpa diterangi cahaya hati nurani ini. Bagaikan orang yang buta mata indranya, sehingga tidak dapat melihat apa yang ada di depannya. Memiliki hati nurani yang buta tertutup oleh ego pribadi, berarti mereka yang tidak dapat melihat arah kehidupannya kedepan dengan jernih dan tajam. Mereka menjalani kehidupan dengan dikendalikan nafsu dan ego pribadinya kepada dunia yang berlebihan.

Mereka yang nuraninya tertutup, hidupnya menjadi penuh prasangka negatif yang terkadang malah bisa mendorong kita untuk berbuat diluar kendali. Dan, biasanya menjurus kepada perbuatan atau tindakan yang bisa merugikan orang lain. Hati nurani yang dikalahkan oleh nafsu dan ego pribadi mengendalikan pikiran seseorang menjadi buta. Hari-harinya menjadi tidak nyaman, pikirannya menjadi keruh, penuh dengan prasangka negatif. Waktu demi waktu yang dilalui sering kali diwarnai kondisi kegelisahan hati. Hati dan pikirannya sangat dikendalikan oleh nafsu duniawi, sehingga hidup menjadi sangat melelahkan. Mengejar sesuatu yang seolah-olah tidak ada hentinya, tidak ada habisnya dan merasa serba kekurangan.

Poro Sanak Kadang, marilah kita bertanya kembali kedalam diri pribadi masing-masing, apakah selama ini tanpa sadar atau dengan kesadaran kita telah dikendalikan oleh nafsu dan ego pribadi untuk kepentingan dunia semata ? Apakah selama ini sadar atau tanpa kita sadari kita telah terjebak dalam rutinitas kehidupan yang membutakan hati nurani ? Apakah selama ini kita sudah mendengarkan suara hati kita, ataukah kita cenderung mengabaikan suara hati demi meraih tujuan kehidupan dunia ?

Bagaimana agar diri kita dapat menghidupkan hati nurani sehingga mampu mengendalikan nafsu dan ego pribadi ?. Adakah poro Sanak kadang yang sudah dapat menghidupkan NURANI nya…??. Silahkan berbagi dengan yang lain di sini. Yang penting TANPA saling MENYALAHKAN dan MENYESATKAN apalagi MENGKAFIRKAN…

Gambar saya comot dari sini

By Kariyan Santri Gundhul Dikirimkan di RENUNGAN

25 comments on “NAFSU dan EGO Pribadi

  1. disaat itulah akal mencapai titik kesempurnaanya,dan begitu pula hawa nafsu mencapai titik kesempurnanya pula.dimana bersama-sama melaju dgn cepat pada jiwa dan hati.
    nach..,mau yg didahulukan yg mana. bila kedua2nya sdh mencapai pada titik kesempurnannya pada diri ini
    semoga aku tetap diberi cahayaNya pada jalan kesejatian diri ini. semoga….

    ++++++++++++++++++++++++

    Kesempurnaan merupakan sesuatu yang apa adanya, gak ono tedheng aling-aling.
    Ketika Nafsu dan Akal berjalan pada titik Kesempurnaan, maka Hati dan Jiwa akan berjalan BERIRINGAN, SELARAS, SEJAJAR seperti Rel kereta api. Jika salah satu berbelok, maka sang RODA HIDUP akan mengalami ketidak seimbangan yag bisa berakhir pada kehancuran.

    CAHAYA-Nya itu…tidak akan bisa kita dapatkan selagi kita TIDAK mau mencari dan menghendakinya.

  2. bagus sekali artikel anda, bikin yang lain mas, nanti tak bacani terus,aku gak bisa bikin artikel kayak ini lo, tapi aku seneng bacanya

    thanks

    ++++++++++++++++++++++++

    Rasanya hampir setiap orang bisa saja mengeksplorasi DIRINYA masing-masing, hanya permasalahannya tinggal MAU apa TIDAK. Lah karya njenengan nggih sae sanget kok Pak/Bu…

    Sumonggo sugeng midangetaken kanti raosing penggalih.
    Nuwun

  3. Betul sekali om, ego pribadi apabila ditampilkan dalam harga diri dan kepercayaan diri akan mampu melepaskan seseorang dari keinginan untuk mengejar hal hal yang berbau duniawi semata, serta membuat orang untuk senantiasa menjaga kesejatian dirinya sebagai agen pemakmur bumi, bukan agen perusak. Hehe

    Hem.. makin hari tulisannya makin bagus, mesti referensi yang pernah dibaca buanyak banget, sampe2 menurut ESBEA neh.. pengetahuan om melebihi seorang lulusan filsafat yang ngrangkep psikologi, ngrangkep kuliah ning IAIN mana saja yang ada di Indonesia.
    Gak rugi bela2in nyewa internet untuk menyebarluaskan tulisan, karena terbukti mencerahkan banyak orang yang membacanya.

    +++++++++++++++++++++++

    Lah..lah…Guru PITUDUH lan PITUTURnya yo sopo toh mbak..?? Kan ESBEA jeh…
    Semua ini berkat bantuan dan dukungan serta dorongan dari mbak Toeti kan…???.
    He..he..referensi buku-buku hampir dikatakan cuman ada 4 buku saja mbak, saya cuman mencoba saja MEMBACA perilaku Alam Semesta ini melalui Hewan dan Tumbuhan serta manusia di sekelilingku. Bagaimana makhluk-makhluk itu saling berinteraksi satu sama lain dalam menjalani kehidupan ini. Karena perilaku semua makhluk hidup saya anggap ” CERMINAN HIDUP ” bagi saya pribadi yang telah ditunjukkan melalui manusia, hewan dan tumbuhan.

    Nuwun mbak Toeti ( ESBEA )

  4. kuda-kuda itu semakin liar & beringas, sang kusir tak lagi mampu mengendalikannya sementara keretanya yang terpontang panting semakin parah & rusak keadaannya….
    Sang Resi datang dengan keangkuhan diri mencoba membabar Dhamma, pambirating diyu pangruwating nafsu didepan Sang Juwita Dewi Sukesi
    oh Wisrawa..Wisrawa mengapa malah kau lahirkan Sang Raja Angkara?

    ++++++++++++++++++++++++

    Lah…lah…ini dah masuk KAWERUH ” Bhagawat Ghita ” Kang Joyo.
    Sumonggo dipun lanjutaken Kang.

    Aku tak nggelesod dhisik….


  5. shocked: MALAYSIA MAKE NEW RULES FOR CHRISTIANS!!

    EVERY CHRISTIANS MUST SAY “ALLAH” RATHER THAN “GOD” & DONT SAY “TRINITY” ANYMORE..
    This is because English language not suitable anymore because the original Bible is in Arabic.

    The full story is here: ckasih.blogspot.com

    ++++++++++++++++++++++++

    Waaathaaoooo….Klenger aku,
    Ini bahasa yang paling gak saya senengin….bukan apa-apa…habisnya emang gak bisa-bisa belajar dari SMP sampek SMA nilainya selalu dapet 4..heks..heks…
    Modiiiiiiiiaaaaaaaaarrr…tenan iki, opo mangsudne.

    Tolongin dulur-dulur…

  6. ::jika pembalut ketebalan, bagaimana rasa dingin meresap, biarlah kelasakan akan menyingkirkan selimut yang membalut, sehingga tertekuk lutut menempel kedada…, biarkan dengkul merasakan irama yang sama, dentum yang sama, mengalirlah-mengalirlah semeua, berputar melingkar..menemukan wadah pembasuh mengalir lagi, berputar melingkar, menuju pembasuh…tiada henti, dalam irama yg sama, dentum yang sama…dan desir yg sama….

    +++++++++++++++++++++++++

    Kang ZAL ini, pake DESIR-DESIR segala…emang uler Bandhotan yah…
    Melingkar ( mulungker ) mata menatap tajam SAJRONING ROSO

  7. Hiks…saya yang memiliki nafsu besar ini menjadi sangat malu membaca artikel Kyai Gundhul…
    Mendingan saya mengaku jika nafsu saya adalah nafsu mutma’inah aja yah……..

    +++++++++++++++++++++++

    Heh…ueeedan tenan ki om Pik, mo NELIKUNG yah….
    Nguber om Pik….yg dah Mutma’inah…Tunggu om…aku ndhere
    k

  8. terima kasih Mas, sudah bertanya kepada saya. Sehingga saya ingat untuk selalu “mengontrol” ego saya.
    —salam—

    +++++++++++++++++++++++

    Sama-sama Kang Limpo,
    Saya juga dah diingetin hingga kita bisa sama-sama kontrol dan mawas diri.

    Salam DAMAI dan KASIH

  9. Mas Kariyan yang Super
    Kenalkan AKu adalah Sang Ego yang kekanak-kanak
    Yang selalu menuntut diperhatikan

    ++++++++++++++++++++++++

    SUPER ki nek gak keliru artine ( Sudrun PERilakune ) haks..hak…
    Wehhh…kok MENUNTUT mas Ilyas…?? Perhatikan orang lain, maka orang lain akan
    MEMPERHATIKAN sampeyan mas. Koyo wong nandur kuwi loh mas.

  10. Leres, apa yang njenegan katakan. Manusia hidup berdasarkan falsafah dari kitab yang sudah mengalami proses redaksional linguistik bermuatan idiologi dan menjalankan perintah dari para ulama yang gemar mengumpulkan intan perhiasan serta istri. It’s real, sederek. Secara degeneratif dari generasi ke generasi pelan dan pasti tanda-tanda penyembahan berhala di jaman modern semakin terlihat, bahkan tidak disadari justru di-fatwakan oleh institusi-institusi politis yang gemar mengumpulkan kekuasaan politik. Sedangkan hubungan antara manusia dengan “Sang Nur”, ingih puniko “Sukma sejati”, adalah proses kasuistik personal.

    Salam hormat, indera keenam

    +++++++++++++++++++++++++

    Wueeeh….malah Sampeyan yang lebih PAHAM mas Indra.
    Ya wis…aku sependapat kok, emang gitcu REALITASNYA je…he..he…

  11. ego bagian dari nafsu, dan nafsu merupakan faktor dari timbulnya sebuah ego. Manusia memang tercipta untuk memiliki nafsu serta ego, menjadikan baik nafsu serta ego adalah pilihan individu untuk mengolahnya. bukan manusia bila tidak memiliki keduanya.
    Pak karyan ini bisa2 aja bikin postingan, jadi ngiri deh. ;;)

    ++++++++++++++++++++++++

    Lah sejatosipun kan mekaten to mbak Ami,
    EGO dan NAFSU merupakan pelengkap bawaan Jasad badan kasar yang memang memerlukan itu semua. Dan tanpa EGO dan NAFSU bagaimana kita bisa EKSIS dalam menjalani kehidupan ini…?. Cuman ternyata perlu untuk dikendalikan pergerakannya agar seimbang dan nggak MBLARAH DHUWUR PANGGAYUH ipun.

  12. yah memang begitulah manusia diciptakan…ada nafsu dan akal

    +++++++++++++++++++++++

    TUUUUULLLL…LERES….

  13. mas santri selalu menyodorkan pertanyaan yang tidak mudah utk dijawab, apalagi terhadap hal2 yang berkaitan dngn masalah nafsu dan ego pribadi. konon, sih, sebenarnya kalbu kita memiliki dua kekuatan yang bertentangan secara *halah* dimetral, antara kekuatan baik dan kekuatan jahat. 2 kekuatan itu konon juga selalau bertarung utk menguasai nurani manusia. ketika kekuatan jahat yang berhasil menjadi pemenang, bisa dipastikan, nurani kita akan hilang ditelan kekuatan jahat itu. demikian juga sebaliknya. waduh, bener, ndak, yah?

    +++++++++++++++++++++++

    Dalam tubuh bani Adam ada segumpal darah ( QALBU ). Yang pabila qalbu itu kotor, maka kotorlah amalannya. Dan, apabila bersih, maka bersihlah amalannya. Nggih leres pak Guru, ada daya tarik menarik antara positif dan negatif. Lah tinggal mana yang kuat menarik…???

  14. Saya percaya hati nurani tidak pernah berbohong… jadi saya akan mengikuti hati nurani, jika salah katanya akan saya tinggalkan, benar katanya akan saya ikuti… dan ego serta napsu adalah salah katanya 🙂

    +++++++++++++++++++++++

    Wah…wah…semakin TAJEM saja mbak Rindu.

  15. Tanya lain tapi sungguhan.
    Di blog mana-mana kalau mbahas tentang surga mesti kang santri gundul bertanya, apakah ruh punya nafsu sehingga perlu disediakan bidadari.
    Sengetahuanku lho kang, setelah kiamat itu ada hari kebangkitan, artinya semua manusia akan hidup kembali, tapi kondisinya belum dikhitan semua. Sehingga setelah hari pengadilan ada yang masuk surga atau neraka, tentunya sebagai manusia, bukan ruh. sesuatu yang tidak pernah terbayangkan itu adalah keadaan kekal itu, artinya di surga seneng yo seneng terus. Kalau di neraka susah ya susah terus meskipun sudah dzikiran di neraka ya tetep susah dan setresss gak bisa tenang.
    Lha menurut kang santri gundul itu manusia masuk surga/neraka dalam wujud ruh atau dalam wujud manusia, atau malah tidak percaya adanya surga/neraka ?
    Aku goblok tenan yaaa?

    ++++++++++++++++++++++++

    Ya…yah…begitulah yang ditulis dalam teks book Kitab Suci mas Fajar. Cuman masalahnya harus kita lihat tulisan yang lain sebagai referensi dan pembandingnya. Jika ada ujar-ujar ” DIA yang AWAL dan yang AKHIR “. Masihkah ada SURGA dan NERAKA yang mendampingi DIA….?? Lalu kapan AKHIR bagi sang Maha Pencipta….?? Terus jika segala yang DIA ciptakan akan kembali kepada DIA sang Maha Sumber Hidup, Yang berasal dari tanah akan kembali kepada tanah…Lalu mengapa meski DIBAKAR sendiri Diri-Nya dan apanya yang DIBAKAR…?? Atau mengapa mesti perlu minum Arak dan NGELONI Bidadari…?? Apa-Nya yang minum dan NGELONI…??. Nah disinilah peran KITAB TELES ( Quran ) yang sudah ada di dalam DIRI setiap manusia perlu dieksplorasi untuk kita baca ( ikro’ ).

    Percaya dan yakin,… entuh kan bukan sebatas dalam angan-angan to mas Fajar..??
    Karena percaya dan yakin itu memerlukan PERJUANGAN dalam wujud karya NYATA dan bisa DIRASAKAN. Jadi konsep SURGA dan NERAKA itu porsinya apakah cukup DIPERCAYAI dan DIYAKINI sebagaimana terminologi yang digembar-gemborkan selama ini ataukah DIRASAKAN…?? Dan, siapa yang MERASAKAN…??.
    Sumonggo digerayahi JITHOKE dhewe-dhewe…karena jawaban itu sudah ada di dalam DIRI masing-masing, bukan karena APA KATANYA…

  16. ruh, hawa, nafs, jasad, hayat dan nafsu membutuhkan management. kalopun tidak dikelola maka kholiq pun Maha mengatur umatnya.

    ++++++++++++++++++++++++

    Ya…makanya AA’ Gym sampek mendirikan Manajemen QALBU ya mbak.
    Eiiiitt…ini yang bikin aku MLONGO, masak Tuhan masih CAWE-CAWE ngatur urusan Ciptaan-Nya. Lah terus katanya ” Nasib manusia tidak akan BERUBAH, jika manusia itu sendiri TIDAK MERUBAHNYA “. mana yang pas ini mbak..??. Tuhan yang ngatur ataukah manusia yang ngatur dirinya sendiri…??.
    Misale aku KLUWEN, KALIREN…mosok Tuhan moro-moro menehi sepiring Nasi Goreng…??? Kiks..kiks…
    Sori…sepurone…Ojo dilebokno ATI loh mbak Tiwi.

  17. adanya tuhan kalo ada manusia. masa sih ada pemimpin tanpa anak buah, masa ada penulis blog tanpa komentatornya, rasanya kurang afdol makanya tuhan bersama kita. tuhan dan manusia tidak berbeda. maka ada aturan pati jodo rejeki dan nasib sudah tertulis. namun ada yang masih bisa diubah, berbeda takdir berbeda pula nasib. kalo takdir berarti sudah terjadi kalau nasib belum terjadi, siapa yang tahu nasib kita, terjadi saja belum ??? jadi kodrat yang bisa diwiradati dengan kodrat yang tidak bisa diwiradati karena sudah terjadi. jadi….. aku sendiri semakin tidak tahu…. he he he… kalau eka pratiwi lapar tuhannya eka pratiwi langsung ngajak makan di nasi padang. jadi kenyang deh

    ++++++++++++++++++++++++

    Weleh…weleh…wis JERO tenanan ki bocah Ayu,
    Hananing URIP sebab ono sing NGURIPI,
    Hanaing KAWULO sebab ono GUSTI,
    Yen ora ono KAWULO mesti ora ono GUSTI,

    Loh..kok Tuhanku ngajak rokok-an yah….NGROKOK dhisik ah…

  18. Manusia itu bersifat lupa, jadi setiap kali harus selalu mau introspeksi, apa yang kita lakukan hari ini. Apakah hari ini kita berbuat baik, atau sekedar mondar mandir tanpa guna, atau melakukan sesuatu yang berguna…

    Ego memang penting untuk meningkatkan kualitas diri, tapi tak boleh kebablasan…ini diperlukan lingkungan yang akan membuat seseorang tak berani melakukan hal-hal di luar aturan main…sayangnya kontrol lingkungan ini semakin longgar, dan yang muncul adalah individualisme yang makin kental. Hanya kita sendiri akhirnya yang bisa mengatur dan mengontrol, agar kita termasuk makhluk yang masih mendapatkan hidayah dan karunia dari Nya.

    ++++++++++++++++++++++++

    Nggih bu Ratna, leres njenengan LUPA, LALAI karena dari situlah memang ternyata kita bisa mengasah DIRI untuk lebih baik dan ELING.

  19. apakah selama ini tanpa sadar atau dengan kesadaran kita telah dikendalikan oleh nafsu dan ego pribadi untuk kepentingan dunia semata ?
    sadar
    Apakah selama ini sadar atau tanpa kita sadari kita telah terjebak dalam rutinitas kehidupan yang membutakan hati nurani ?
    sadar
    Apakah selama ini kita sudah mendengarkan suara hati kita, ataukah kita cenderung mengabaikan suara hati demi meraih tujuan kehidupan dunia ?
    mendengarkan suara hati

    ++++++++++++++++++++++

    SADAR…SADAR…MENDENGARKAN SUARA HATI…MENATAP CAHAYA BATIN

  20. @mas santri G
    Bagaimana kabarnya…???
    BTW udah abah kirim tuh coretannya… semoga berkenan, semoga lulus sensor… biar tayang 😆
    salah-salah dikit, di hapunten wae nya… namanya juga rocker :mrgreen:
    mohon tanggapannya juga yaa mas..
    salam

    +++++++++++++++++++++++

    Iya sudah saya terima bah, makasih.
    Tanggapan saya yah dipostingan ini kali he..he..

  21. Maha Awwal dan Maha Akhir-nya Tuhan itu pengertian saya seperti lingkaran, Awwal = Akhir, jadi melingkar terus, artinya kekal, karena dimensi waktu kita adalah ciptaan Allah swt, jadi bisa dipikir atau dirasakan kalau Allah mempunyai dimensi waktu sendiri. Memang kalau pas dzikir ada saat ” semua akan binasa kecuali Allah “, artinya saat dzikir mengalami fana/suwung, yang ada hanyalah Allah. Tapi kalau orang meninggal ruhnya menghadap Allah dulu, baru kemudian disuruh ke Alam kubur.
    Disatu sisi kang santri gundul pernah memblog” ternyata aku ini hanyalah hamba Allah”, tapi dijawaban pertanyan saya di atas terkesan “bersatunya hamba dan Allah”. Sehingga muncul pertanyaan “lalu mengapa harus dibakar sendiri Diri-NYA. Seolah olah bersatunya aku dan tuhan apa memang begitu. Kalau memang hamba dan Tuhan bisa bersatu, maka pada saat “bersatu” ucapkan kun fayakun, lalu apakah tercipta lagi alam dunia seisinya? kalau ndak artinya kita itu hamba yang berbeda dengan Tuhan. Memang suasana batin/rasa sangatlah subyektif, sehingga tiap orang mempunyai pengalaman berbeda-beda, dan tidak musti harus dibuat sama. karena Allah sendiri mentakdirkan manusia berpikir bebas memilih. Dan Allah juga memberikan takdir bersyarat misalnya, si X akan kenyang kalau makan, tapi kalau makan tidak teratur ada juga akibat yang ditakdirkan yaitu bisa tahan lapar atau terkena maag.

    +++++++++++++++++++++++

    Tapi kalau orang meninggal ruhnya menghadap Allah dulu, baru kemudian disuruh ke Alam kubur. ( by Fajarwisnu ) Loh kok Ruh dikongkon BLAKRAAN neng Alam Kubur ritek yah…??. Menunggu sampek datangnya hari KEBANGKITAN begitukah…??.
    Coba mari sama-sama kita RENUNGI komentnya mbak Pratiwi. Hamba ( AKU ) itu siapa dan Tuhan itu siapa???.

  22. Yang beribadah pengin surga itu memuja hawa nafsu, yang beribadah takut neraka itu menyembah nafsunya (tertutup kesadaran kepada Tuhannya)…yang tidak ingin surga itu orang gila namanya. yang mau di neraka itu orang tidak waras…tetapi dengan mahabbatulloh datanglah ridho..kalau Gusti mau menempatkan hamba di surga ya Alhamdulilah, Gusti mau menempatkan di neraka ya Alhamdulillah…biar disebut gila biar disebut tidak waras..alhamdulillah
    ‘Trimah mawi pasrah, Suwung pamrih tebih ajrih, Langgeng tan ono susah tan ono bungah, Antheng manteng sugeng jeneng”

    Wahai jiwa yang tenang (nafsu mutmainah) kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridho.
    Mau kemana, mau bagaimana kalau selalu dalam ridho Alloh apalah lagi yang mau dicari.

    Salam Kang Santri….

    +++++++++++++++++++++++

    Kuwi Kang aran, ” Illahi Anta Maqsudi wa Ridhlokamatlubi ” Kang Ngajidin
    Klu udah Kembali dan MANUNGGAL, kenapa mesti takut Neraka dan pingin masuk SURGA yah…
    Lah…itu namanya belum KEMBALI dan MANUNGGAL atau NYAWIJI…

    Begitu kan Kang…??

Tinggalkan komentar